Penjelasan

70 27 0
                                    

Arjuna terbangun di sebuah kamar yang asing baginya, dikelilingi oleh dinding kayu tua yang diukir dengan motif tradisional Jawa. Sebuah lampu minyak menyala lembut di sudut ruangan, menambah suasana mistis. Terdapat beberapa rak buku dengan beberapa buku yang memenuhi rak. Ketika ia bangun dari pinsan nya Arjuna menoleh ke kanan dan kiri melihat sekitar, dia merasa asing di mana ia sekarang berada, di saat ia merasa terheran. Di saat itu juga tiba tiba Arjuna menangis teringat kembali ke teman-temannya, Budi, Eka, dan Sari. Kenangan tentang serangan mendadak yang mereka alami di lereng Semeru masih segar dalam ingatannya. Kehilangan mereka terasa seperti luka yang belum sembuh, dan dia bertanya-tanya apakah dia pernah bisa menemukan jawaban tentang apa yang terjadi pada mereka.

Pintu kamar terbuka dan seorang wanita muda masuk. Wanita itu memiliki wajah yang lembut namun mata yang tajam, seolah menyimpan ribuan rahasia. Arjuna yang waspada menutupi dirinya dengan selimut matanya menatap tajam dengan badan gemetar ketakutan karena kedatangan seseorang yang mirip dengan yang ada dalam mimpinya, ia ingin berteriak tapi tiada suaara yang keluar dari muutnya.

Wanita misterius: "Selamat pagi, Arjuna. Jangan takut aku bukn musuh mu" Sambil mendekatiku pelan pelan

Arjuna masih kebingunan dan terdiam tak merespon apapun dari wanita yang tiba tiba menghampirinya, dan anehnya ia faham apa yang wanita misterius itu berbicara, padaha sebelum nya saat kemarin.

Wanita misterius: "Hai, kamu pasti kebingungan dengan apa yang aku ucapkan, kamu sekarang aman para penyerangmu sudah kami bunuh, tapi maaf teman teman dan paan mu saat kami tiba di sana sudah mati" kini wanita itu mendekati Arjuna dan duduk di sampingnya

Arjuna terbelak mendengarkan ucapan wanita itu, dia semakin bergetar tak karuan, ini pertama kalinya menyaksikan pembantaian di depan kepala matanya, dan menjadi trauma tersendiri bagi Arjuna, bahkan ia berada di tempat di entah berantah dengan wanita misterius di depan nya

Wanita misterius: "habiskan tangisan mu dahulu, setelah hatimu terasa lega kamu bisa berbicara denganku, oh ya aku perkenalkan namaku Lestari, aku tahu nama mu Arjuna, kami sudah berhati hati dengan para penyihir licik itu, tapi sepertinya mereka melakukan sebuah agresifitas di luar perhitungan kami. Kalau kamu sudah enakan temui aku di ruang tamu, aku akan bercerita banyak kepadamu.

Arjuna masi terdiam seribu bahasa, kembali merenungi kematian paman nya yang sangat ia gemari, berbeda ayahnya yang seorang budayawan, paman nya adalah seorang petualangan sejati, ia banyak bercerita kalau dia banyak menjelajahi wilayah Indonesia yang terpencil, banyak rute yang berbeda dengan para petualangan, paman nya pernah bercerita ia pernah singgah di suku yang sangat aneh, mereka bertubuh kecil tetapi langkah yang sangat cepat, meskipun peradaban nya masih terbelakang, selain itu banyk bertemu suku aneh, situs sejarah.

Sekarang di tempat entah berantah ini dia terbangun dengan wanita yang pernah ia bertemu di mimpinya bahkan yang sangat membingungkan ia sekarang dapat mendengar dan faham bahasa dari wanita itu, meskipun begitu ia terasa sangat nyaman dengan kamar ini, karena banyak barang antik di kamar dengan beberapa arsitek khas Jawa yang ia sukai.

Setelah berpikir panjang entah kenapa aku ingin untuk mengikuti wanita mistrius itu, jika aku mendapatkan jawaban yang telah terjadi selama ini, pasti ada sesuatu yang harus aku lakukan dan jika pembunuh teman teman sama paman ku dapat nantinya aku temukan, walaupun masih ketakutan tapi aku sudah bertekat akan berusaha terbaik. Aku pun berdiri dari kasur dan menuju ke tempat Lestari berada.

Aku menuju ke ruang tamu disana Lestari sudah menungguku, dia duduk di kursi dengan minuman hangat, aku menghela nafas pelan dan menuju ke kursi dekatnya, aku duduk dan berkata padanya "mohon bantuan nya" dengan suara yang agak pelan

Lestari: "Kamu pasti pernah mendengar sejarah Nusantara, karena kamu pecinta sejarah dan buku, pasti pernah mengetahui sejarah pertarungan syekh subakir melawan ki semar, perang itu menyebab kan banyak perubaham, dahulu para penyihir banyak yang berada di dunia manusia setelah perjanjian para penyihir sudah banyak meninggalkan manusia sehingga meninggalkan sedikit ilmunya saja di dinia manusia yang sering di sebut dengan dukun, selain itu banyak menyebabkan pergeseran budaya sedikit demi sedikit dari zaman dahulu hingga masa sekarang"

Lestari berhenti sejenak dan meminum teh, "manusia pada zaman sekarang sudah melupakan budayanya, maka banyak dari para penyihir Nusantara merasa resah, meskipun sudah tidak tinggal di dunia manusia tapi mereka sangat resah dengan keadaan tu sehingga sejak tahun 2000an masehi para penyihir Nusantara garis keras mulai mengumpulkan informasi tentang bagamana cara membangkitkan Semar dari tidur panjangnya setelah terusir dari Mahameru, mereka mulai membuat banyak rencana salah satu sarat agar membuat Semar terbangun dengan mengumpulkan tumbal yang banyak, mereka biasanya melakukan di tempat yang memang menjadi markas mereka, seperti Gunung, Hutan, dan pantai, itu sebabnya banyak berita kehilangan manusia di tempat itu"

Arjuna mencoba mencerna informasi tersebut sambil melihat tungku perapian, dan mencoba mengaitkan semua nya

Lestari: "Banyak orang hilang di gunung-gunung, dan beberapa dari mereka menemukan jalan ke dunia kita. Ada kalanhya mereka di culik untuk di jadikan tumbal adakalanya mereka memang mepunyao potensi sihir sehingga menemukan portal ke dunia ini"

Arjuna: "Sihir? Apakah itu nyata??"

Lestari: "Kamu lihat tungu perapian di sana, heh wulan ingkang membara, antukna seda." Sambil mengacungkan tangan nya ke perapian

Arjuna terkejut dan terdam sebentar dan lestari kembali mengacungkan ke perapian "heh wulan angunjel, tedhakna membara" api kembali berkorbar di perapian dan kembali berkata "bagaimana Arjuna, sihir lahir dari kemunculan manusia, bahkan dari berbagai kitab kepercayaan banyak bukti kisa para nabi melawan peara penyihir, tapi di zaman sekarang manusia sudah banyak melupakan budayanya sehingga energi alam sudah tidak pernah singgah lagi ke dunia manusia, dan kmau lah salah satu anak yang di karunia energi alam yang besar sehingga kamu di incar oleh para penyihir pemuja Semar"

Arjuna: "Sihir? Apa maksudmu? Aku hanya seorang pelajar, bukan penyihir."

Lestari: "Sihir bukan hanya tentang mantra dan ilusi. Ini tentang mengerti dan mengendalikan energi alam. Di sini, kamu akan belajar lebih banyak tentang itu. Bukan hanya belajar sihir tapi budayanya , kamu tidak akan langsung memulai pelajaran. Kamu perlu waktu untuk menyesuaikan diri."

Arjuna terdiam, pikirannya penuh dengan pertanyaan dan kebingungan.

Suara Dalam Hati Arjuna: "Apakah ini semua benar? Aku, seorang penyihir? Karena sihir bagi orang zaman serkarang sangat tabu dan di anggap mengada ngada, bahkan sihir di anggao sebagai aib bagi masyrakat sekarang?"

Lestari berdiri di samping Arjuna, memberikan dukungan dan berkata "Aku tahu ini semua sangat membingungkan bagimu. Aku di sini untuk membantumu memahami segalanya. Tidak perlu terburu-buru. Kamu akan memiliki waktu untuk memahami tempat ini dan peranmu di dalamnya." Karena aku harus pergi menemui Grand Master untuk melaporkan tentang penyerangan agak semakin berhati hati, kamu d sini dahulu Arjuna, kamu boleh berkelilig sekitar bahkan boleh membaca buku buku disini, aku akan kembali nanti"

Arjuna mengangguk, mencoba menerima situasi barunya.

Suara Dalam Hati Arjuna: "Aku di dunia baru, yang tidak pernah kubayangkan. Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Siang itu, Arjuna terjaga, berbaring di tempat tidurnya, memandangi langit-langit kamar yang asing. Di luar, langit merah keemasan menjadi simbol dari dunia baru yang ia masuki, sebuah dunia yang penuh dengan misteri, sihir, dan petualangan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

Sanggar sihir nusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang