Dua hari berlalu sejak Arjuna mendapat panggilan dari Eka. Selama waktu itu, Arjuna sibuk menyiapkan segala kebutuhan untuk pendakian Gunung Semeru. Sebagai orang yang paling berpengalaman di antara teman-temannya, ia merasa bertanggung jawab untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Arjuna membuat daftar peralatan yang dibutuhkan: tenda, sleeping bags, pakaian hangat, peralatan masak, dan kotak P3K. Ia juga memikirkan makanan yang cocok untuk dibawa - yang ringan namun bergizi. Setiap hari, ia berkomunikasi dengan Eka, Budi, dan Sari, memberikan mereka tips dan saran tentang persiapan fisik dan mental.
Kemudian, ia menghubungi pamannya, seorang pendaki berpengalaman yang sering membawanya mendaki sejak kecil. Setelah menjelaskan rencana pendakian, pamannya setuju untuk ikut. Kehadiran paman Arjuna memberikan rasa aman tambahan bagi grup, terutama karena Budi dan Sari masih cukup baru dalam pendakian gunung.
Dengan paman Arjuna bergabung, persiapan menjadi lebih matang. Mereka mengadakan pertemuan untuk membahas rute, logistik, dan protokol keselamatan. Arjuna menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan menghormati alam selama pendakian, sebuah prinsip yang selalu diajunjung tinggi.
Paman Arjuna juga memberikan saran berharga, termasuk cara menghadapi cuaca yang tidak terduga dan mengidentifikasi jalur terbaik. Dia bahkan menyarankan beberapa latihan khusus untuk meningkatkan stamina, yang langsung diadopsi oleh grup.
Di malam sebelum keberangkatan, Arjuna merasa gugup namun bersemangat. Ia tahu bahwa pendakian ini akan menjadi pengalaman berharga bagi mereka semua. Tidak hanya sebagai tantangan fisik, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempererat tali persahabatan dan belajar tentang diri sendiri serta alam.
Arjuna tidur dengan perasaan antusias, menantikan petualangan yang akan datang, tapi tidak seperti yang ia kira, malam itu Arjuna bermimpi sangat aneh, dia tiba tiba berada di ruangan hitam di datangi seorang laki laki dengan jubah dan tudung kepala, dia berbicara dengan arjuna bahasa yang tidak ia mengerti, Arjuna hanya duduk ketakutan melihat orang bertudung itu, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting kepadanya atau sebuah peringatan. tiba tiba orang itu diam sebentar dan wajahnya mendekati telinga Arjuna dan membisikan "Sabda Palon" dan orang asing itu menhilang tiba tiba di depan matanya, bersamaan itu Arjuna yang terbangun dengan bercucuran keringat.
Resah dan kebingunan yang di rasakan Arjuna kal ini, ia tiba tiba khawatir dengan perjalanan nya bersama teman nya dalam mendaki hari ini, ia harus memikirkan perkataan dari orang bertudung itu kepadanya, yang ia tahu Sabda Palon singkatnya Sabda Palon, seringkali disebut dalam kisah-kisah sejarah dan mitos Jawa, merupakan salah satu kisah yang penuh dengan misteri dan keunikan. Kisah ini berkisar pada sosok misterius yang dikenal sebagai Sabda Palon, yang konon merupakan penasihat spiritual dari kerajaan Majapahit. Sabda Palon sering disebut bersama dengan Naya Genggong, yang konon merupakan rekannya. Mereka berdua sering dikisahkan memiliki dialog-dialog filosofis yang mendalam, membahas tentang kehidupan, kekuasaan, dan kejatuhan Majapahit. Arjuna akan mencari tahu lebih dalam lagi setelah selsai mendaki.
Firasat mimpinya mungkin akan ada kejadian yang buruk terjadi, tapi ia berusaha untuk tetap optimis barangkali itu Cuma mimpi biasa dan mengusir rasa takut, ia harus cepat cepat mandi karena mobil milik Eka akan menjemputnya. Kareana rencana nya sudah sampaikan kepada orang tuanya, maka dia Arjuna hanya Bersalaman kepada kedua orangtua dan mencium nya untuk berpamintan, dan tidak lupa juga ia meminta doa
Pada hari itu juga Arjuna menngguunakan baju santai langan pendek dengan jaket gunung hadiah ulang tahun nya, dan celana panjang beserta sepatu gunung, ia juga tidak luoa membawa ranser besar milik ayahnya yang sudah melalang buana di berbagai gunung, selain itu asesuatu yang sangat penting baginya yaitu sebuah kalung dengan batu mustika mili nenek moyangnya yang di turunkan secara tutun menurun hinga kepadanya, jmat itu di percaya memberikan keselamatan dan menghidari balak dan bencana terhadap dirinya.
Akhirnya mobil mililk Eka sudah datang, di dalam mobil Eka, suasana penuh semangat dan kegembiraan. Arjuna duduk di samping Eka, dengan Budi dan Sari di belakang.
Eka: "Hei, Arjuna, kamu terlihat agak pucat. Semuanya baik-baik saja?"
Arjuna: "Ah, semalam aku mimpi aneh. Tapi tidak apa, mungkin hanya karena kegugupan sebelum pendakian."
Budi: "Mimpi apa? Mungkin itu pertanda baik!"
Arjuna: "Ada seseorang dengan pakaian aneh dan berbicara bahasa yang tak kumengerti. Tapi, ya sudahlah. Aku sudah melupakannya."
Sari: "Wah, mungkin itu semacam prediksi petualangan kita! Siapa tahu kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa di Semeru."
Eka: "Betul itu! Arjuna, jangan biarkan mimpi buruk menghalangimu. Aku yakin ini akan menjadi pendakian yang tak terlupakan."
Budi:"Tunggu sampai kita bertemu dengan pamanmu. Aku yakin dia punya cerita seru tentang Semeru."
Arjuna: "Paman memang selalu punya cerita menarik. Dia yang mengajarku banyak hal tentang gunung."
Sari: "Aku penasaran, apa saja yang harus kita perhatikan selama di gunung, Arjuna?"
Arjuna: "Kita harus selalu waspada dengan perubahan cuaca dan jalur yang kita lalui. Jangan pernah meninggalkan sampah, dan selalu stay hydrated.dan ikuti semua perintah dari paman dan kalian harus berusaha untuk tidak merusak alam, melanggar perintah pamali, dan tetap menghargai semua peraturan adat setempat "
Eka: "Dan yang paling penting, kita harus tetap bersama, tidak boleh ada yang berjalan sendirian. Keselamatan itu nomor satu."
Tawa dan obrolan riang mengisi perjalanan mereka. Tak lama, mobil Eka tiba di rumah paman Arjuna. Semua bersemangat untuk bertemu dengannya dan memulai petualangan yang telah lama mereka nantikan.
Setelah tiba di rumah Paman Arjuna, suasana menjadi serius saat Arjuna mulai berbagi tentang kekhawatirannya. Dia menceritakan tentang mimpi buruk yang baru-baru ini mengganggu tidurnya, sebuah mimpi yang menurutnya mungkin memiliki arti penting. Paman Arjuna, yang lebih berpengalaman dan bijaksana, mendengarkan dengan seksama dan merespons dengan serius.
Mengerti kekhawatiran keponakannya, Paman Arjuna menjanjikan bahwa ia akan memperketat pengawasan terhadap apa yang mungkin menjadi sumber kecemasan Arjuna. Paman Arjuna, yang tampaknya memahami lebih dalam tentang hal-hal yang bersifat mistis atau spiritual, tampaknya memiliki rencana atau metode tertentu untuk menangani situasi ini.
Setelah pembicaraan singkat namun berarti tersebut, Arjuna mempersilahkan Paman Arjuna untuk bergabung dengannya di bagian depan mobil, bersama dengan supir, untuk memberikan petunjuk mengenai rute menuju Gunung Arjuna. Perjalanan ke gunung tersebut diperkirakan akan memakan waktu sekitar empat jam dari tempat mereka berada saat ini.
Dalam perjalanan, suasana di dalam mobil menjadi kombinasi dari keseriusan dan antisipasi. Paman Arjuna, dengan pengalamannya, mungkin memberikan nasihat atau cerita yang dapat membantu Arjuna merasa lebih tenang atau mempersiapkan diri untuk apa yang mungkin mereka hadapi di Gunung Arjuna. Arjuna, di sisi lain, mungkin terus merenungkan mimpi buruknya itu, berusaha mencari tahu apakah ada kaitannya dengan tujuan mereka ke Gunung Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanggar sihir nusantara
FantasíaArjuna, seorang remaja yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap buku-buku sejarah, tidak pernah menduga bahwa suatu hari, kehidupannya akan berubah drastis. Selama perjalanan ke gunung bersama teman-teman SMA-nya, Arjuna secara tidak sengaja mem...