II. What did i do

84 10 0
                                    

Kali ini aku sudah tiba dikantor masih sambil melamun tentunya, pikiranku berkelana mencari siapa sosok pria dimimpi ku semalam.

"Nona Cessa," Panggil wanita yang baru masuk ke ruanganku, rasanya ia sudah memanggilku beberapa kali.

"Ya.." Sahutku cepat sembari mengerjapkan mata, aku jadi kurang fokus hari ini padahal aku cukup cekatan biasanya.

"Ini sudah jam makan siang, apa Nona tidak memesan makan?" Tanya wanita itu yang adalah sekertarisku. Aku bahkan tidak sadar kalau sekarang sudah jam dua belas siang.

"Ah iya, makanlah lebih dulu, aku tidak terlalu lapar" Ucapku mengingat aku selalu memesan delivery food setiap jam makan siang, aku jadi merasa tak enak padanya.

Sekertarisku terlihat bernafas lega lalu pamit undur diri untuk makan siang, kemudian handphoneku berdering menampilkan panggilan dari Natalya.

"Ya.." Sahutku malas

Natalya mengatakan sesuatu seperti penjara dan aku terbelalak kaget "Apa?" Teriakku sebelum mengambil kunci mobil dan menuju kebawah.

——-

Aku memutar bola mata setelah melihat pemandangan dihadapanku sekarang, Natalya sedang memakai obat, ya kau tahu maksudku, ia sedang high sekarang, di Club yang sama seperti kemarin.

Wanita sialan ini sengaja menelponku untuk melindunginya, aku tahu persis pikiran liciknya.

Ia bergelayut manja dengan beberapa pria diruangan ini sembari mengajakku untuk duduk bersamanya, namun cara bersenang-senang seperti ini bukanlah tipeku.

Aku beranjak keluar dari ruangan dengan helaan nafas panjang, inilah realita yang akan kau alami ketika memasuki dunia ku.

Mataku terbelalak lagi ketika baru sadar kalau aku sedang berhadapan dengan Sylus, pria tinggi berambut putih itu menatapku tajam. Aku hafal figurnya karena ia berbeda dari kebanyakan orang, warna rambutnya jarang dan ia menjulang tinggi dengan tatapan mata yang akan memakanmu hidup-hidup.

"Minggir." Ucap Sylus dengan suara baritonnya, pria ini selalu membuatku gugup dan kaget.

Dengan cepat aku menutupi aksesnya untuk membuka pintu ruangan Natalya, "Ruangan ini kosong, sudah ku booking." Kata ku sembari menguras otakku untuk berpikir, benar, jangan sampai Sylus melihat hal kotor ini di Clubnya, kalau tidak Natalya akan terseret.

"Benarkah?" Tanyanya setelah memojokkanku ke pintu, jarak kita hanya beberapa senti sekarang, aku bisa melihat semua fitur wajahnya.

"Ehm.. to-tolong pergi dari ruanganku." Tanpa sadar aku jadi gagap, lidahku kelu melihat matanya yang sangat mendominasi.

"Siapa kau?" Tanyanya lagi dengan nada galak, aku makin susah bernafas.

Aku mengumpulkan kesadaranku untuk berdiri tegap lalu memberikan kartu nama dengan percaya diri, "Aku Cessa Adelaide, Direktur Marketing Adora. Aku hanya ingin bersantai dan minum, tidak mungkin bertindak menyeleneh, kau bisa jamin itu." Ucapku dengan yakin, ya kalau Natalya ketahuan, aku tinggal panggil pengacaraku.

Alisnya terangkat satu lalu menerima kartu nama ku, "Cessa Adelaide?" Gumamnya terlihat berpikir sedikit, kemudian memasang senyuman miring.

Akhirnya ia memundurkan langkahnya dan memberiku ruang untuk bernafas lega.

"Kau akan bertanggung jawab untuk ini, aku pastikan itu." Perkataannya membuatku bergidik ngeri.

The IntimacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang