V. What else he wants?

76 11 0
                                    

Sudah hampir lima jam aku dikantor tanpa mengerjakan apapun, kulihat semua karyawan sering melirikku aneh.

Ah, pasti kejadian di pesta kemarin sudah menyebar, hidupku memang penuh rumor menggelikan seperti itu dan hanya aku yang tidak peduli, Ayah dan Ibu sudah pasti marah merasa terganggu.

Aku keluar dari ruanganku dengan gaya jalan yang kaku, oke sebenarnya aku sedikit terpengaruh, maksudnya ini pertama kali rumor yang mereka bicarakan mungkin saja benar. Bisa saja mereka membuat rumor seperti aku tidur dengan Sylus, dan fakta bahwa itu memang benar sedikit membuatku malu.

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal, "Apa yang sedang kalian kerjakan?" Tanyaku berusaha terlihat tenang.

"Projek kemarin, Nona. Kami juga melakukan survey dibeberapa tempat." Sahut Ketua dari tim marketingku.

"Belum diserahkan padaku?"

"Akan kami serahkan setelah selesai, Nona." Jawabnya lagi sebelum Sekertarisku datang menghampiriku.

"Nona," Sapa Sekertarisku.

"Kau juga, apa yang kau kerjakan?" Tanyaku padanya karena ia mendiamkanku diruangan cukup lama.

"Aku menunggu perintah." Katanya seperti takut padaku.

"Kami tadi juga meminta bantuan pada Sekertaris Chloe." Sahut Ketua tim itu.

Aku baru sadar nama sekertarisku adalah Chloe, selama ini yang aku tahu hanya dia lebih tua dariku beberapa tahun.

"Baiklah." Kataku sembari menghela nafas pendek lalu berjalan menuju lift.

Sekertarisku memencet tombol lift itu dan beberapa detik kemudian pintu lift terbuka dan menampilkan Sylus yang sedang memakai setelan formal.

"Sylus?" Setahu ku kami sama sekali tidak membuat rencana bertemu hari ini dan setelannya sangat berbeda dari biasanya, ia memakai kemeja hitam dipadukan oleh jas merah gelap.

Ia tersenyum miring lalu menghampiriku dengan santainya, "Kau datang." Ucapnya sembari berjalan masuk ke area kantorku.

Aku hendak menanyakan apa maksud kehadirannya namun teralihkan karena melihat seluruh karyawanku menatap kami sambil berbisik.

Kutarik tangan Sylus untuk masuk ke kantor, aku juga menutup jendela kantor dengan cepat.

"Ada apa?" Tanya Sylus tanpa tahu apapun.

Aku sedikit gugup dengan penampilannya hari ini, jujur ia terlihat sangat maskulin, maksudku ia selalu terlihat maskulin namun sekarang dengan setelan formal itu, ia berbeda dari biasanya.

"Kau ingin membahas soal tuntutan itu, kan? Akan ku panggil Natalya." Ujarku untuk mengalihkan perhatiannya sebelum meraih ponselku.

"Oh masih ingin ku tuntut?" Pertanyaan Sylus membuatku berhenti kemudian melihat kearahnya.

"Kau tidak berniat menuntutku?" Tanyaku balik dengan segala kebingungan, padahal yang mengawali pertemuan kami hanya tuntutan itu.

Raut wajahnya datar, ia terlihat sedikit berpikir.

"Jujur saja, kau sadar kalau kau sudah salah paham kan?" Ujarku lagi dengan mata memincing.

"Hmm" Ia hanya bergumam seperti mengiyakan perkataanku sedangkan aku berdiri dengan penuh tanda tanya.

"Dengan menyeretku kesini kau membuat semua karyawanmu semakin curiga." Katanya enteng, aku melebarkan bola mataku karena baru sadar, mereka akan curiga aku sedang melakukan sesuatu dengan Sylus disini.

The IntimacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang