VI. Craving Him

68 14 0
                                    

Aku melewati beberapa hari dengan buruk, kantung mata ku semakin gelap dan sangat menggangu penampilan.

Bahkan aku sempat tidak masuk kantor tiga hari, menahan mata untuk tidak tidur malam namun tetap tertidur saat siang, begitu sekiranya rutinitasku. Maksudku mimpi gila itu, aku bisa saja pasrah menerima mimpi itu, lagipula sebenarnya enak, namun aku selalu tidak siap.

Menutup mata dan berhadapan dengan dada telanjang pria itu, apalagi bagian intimnya, aku selalu tidak siap juga takut.

Pikiranku berkelana mencari keberadaan Sylus, pria itu juga menghilang entah kemana padahal aku sangat membutuhkannya, bukankah ia juga mencariku saat tidak masuk kantor? kenapa ketika aku datang sekarang ia tidak ada?

Aku mengacak rambutku kemudian melihat cermin di toilet kantorku, i look like shit again. Ku raih concealer di tasku lalu memakaikannya pada bagian bawah mata.

Aku berjalan keluar toilet sementara menghela nafas panjang dan duduk di kursiku, hanya ada satu cara lain yang bisa kulakukan yaitu menelpon Sylus.

Sudah sangat lama aku memikirkan cara ini, bahkan aku sering memperhatikan nomornya yang tersimpan diponselku, namun egoku tidak membiarkannya.

Apalagi aku mengatakan hal jahat padanya terakhir kali, bagaimana bisa aku lupa itu? sangat tidak tahu diri.

Aku menutup mataku sejenak untuk menghilangkan rasa suntuk, ku dengar pintu ruanganku terbuka kemudian langkah kaki mendekatiku.

"Chloe!" Teriakku sambil membuka mata melihat Sekertarisku yang sedang terkejut karena aku spontan menyebut namanya.

"Ah maksudku Sekertaris Chloe!" Ralatku cepat dengan mata terbinar-binar sedangkan ia menatapku aneh.

Mulutnya hendak mengucapkan sesuatu namun aku langsung memotongnya, "Aku butuh bantuanmu!" Potongku cepat sembari menyodorkan ponselku.

"Telponlah nomor ini, katakan ia harus datang kemari." Aku memperlihatkan nomor Sylus di ponselku dan menyuruh Chloe untuk menekan tombol panggilan.

Aku memencet tombol loud speaker, nada calling sedang terdengar diponselku.

"Hmm?" Suara bariton di seberang sana membuatku semakin excited.

Chloe melihatku serius lalu membenarkan kacamatanya seakan mengetahui tugasnya, "Selamat Siang, Sir. Saya menelpon mewakili Direktur Cessa." Ucapnya diiringi anggukanku.

Bagus, Chloe. Play along!

"Benarkah? dimana dia?" Sepertinya suasana Sylus di seberang sana sangat sunyi, hanya terdengar suaranya dan suara air yang menetes.

"Nona Cessa ingin bertemu dengan Anda, Sir." Aku sontak menutup mulut Chloe, siapa yang ingin bertemu dengannya? memalukan.

Ku dengar suara Sylus tengah terkekeh rendah, "Cessa, kau ingin bertemu denganku?" Tanyanya seakan tahu aku sedang mendengar percakapan ini.

Aku diam membisu membujuk Chloe untuk berbohong pada pertanyaan Sylus namun ia juga ikut diam, astaga.

"Ke rumahku saja, Cessa. Bukankah kau suka bermalam dirumahku?" Ucapannya membuat pipiku memerah, perkataannya sangat ambigu! Chloe bahkan mendengarnya dan suasana menjadi awkward.

"Chloe, Keluarlah." Bisikku dengan penuh rasa malu.

Masalahnya aku lupa rumah Sylus, dihari ia membawaku kerumahnya aku sedang tipsy.

"Kirim alamat rumahmu." Ucapku sembari memasang wajah menahan malu.

"Ah aku masih memiliki urusan disini, bagaimana kalau hotel?" Tanya Sylus seperti tengah mengurus sesuatu karena suaranya mulai terdengar berisik.

The IntimacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang