IV. Cuddle Buddy

83 10 0
                                    

Ponselku berdering beberapa kali, aku mengerjapkan mata meraba-raba sekitar untuk mencari ponselku.

Tanganku meraba sesuatu yang berat dan tak bisa kutarik, dengan cepat aku membuka mata lebar-lebar, astaga aku semalam tidur bersama Sylus! apa yang sedang kusentuh sekarang?

Aku melirik kearah tanganku dan benar saja, aku sedang memegang leher Sylus yang sedang tertidur pulas.

Dalam hitungan detik aku menarik tanganku, Sylus seketika terbangun dan sigap menindih tubuhku, matanya terlihat tajam namun sedikit sleepy, ia menatap kedua mataku kemudian turun ke bibirku, ku lihat tatapannya berubah menjadi sedikit tenang.

"M-maaf, aku mencari ponselku." Ucapku awkward sembari melihatnya bangun dari tubuhku lalu meraba bawah bantal dan memberikan ponselku.

Kenapa ponsel ini ada dibawah bantalnya? Pertanyaan yang tak bisa kutanyakan langsung, aku merasa kaku sekujur tubuh karena tubuh atletisnya sempat memelukku semalaman dan menindihku tadi.

Aku mengecek panggilan yang masuk di ponselku, itu telepon dari Ibu dan.. Ayah.

Pertama kali dalam sejarah, Ayah meneleponku. Ayah tahu nomorku? biasanya Ayah sering menyuruh Ibu, sekarang ia sendiri yang menelponku? untuk apa?

Tapi aku terlalu takut untuk menelpon Ayah balik, aku menggigit bibir berpikir sejenak lalu memutuskan untuk menelpon Ibu, sementara Sylus bangun dari kasur dan masuk ke toilet.

"Cessa? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Ibu dari seberang telpon.

"Ya, aku akan pulang sebentar lagi." Sahutku sembari mencari pakaianku semalam.

"Cepat kesini, kita perl-"

"Pakaianmu ku laundry" Perkataan Ibu terpotong ketika Sylus tiba-tiba berbicara padaku.

Aku panik dan mengisyaratkannya untuk diam, Sylus pun bingung dan langsung mengatup mulutnya.

"Mom? Kau terputus?" Ujarku bersikap seperti tidak terjadi apapun

"Ya, sayang. Ponselku low battery, pulanglah kita makan bersama."

Aku bernafas lega ketika melihat Ibu sudah memutuskan panggilannya, lalu melirik Sylus yang menyodorkanku pakaian baru.

"Ini masih pakaianku, pulanglah jika mereka mencarimu." Ucapnya santai tanpa kusadar ia juga sudah memakai baju rumahannya.

"Apa baik-baik saja jika pakaianmu kupakai semua?" Tanyaku ragu-ragu.

Ia mengangguk tak acuh lalu keluar dari kamarnya, aku pun bersiap-siap untuk pulang.

Setelah keluar dari kamar Sylus, aku menyadari bahwa rumahnya yang sebesar ini hanya memiliki dua kamar, satu kamar sebelahnya aku tak tahu, namun ruang tamunya serta dapur sangat luas berpadu dengan latar warna gelap.

"Selamat pagi, Bos." Sapa kedua pria yang memakai topeng aneh, aku melangkah dengan ragu-ragu, ku harap mereka tidak menculikku.

Mereka sekilas melihat kemunculanku dengan wajah bingung, "Ah, selamat pagi Miss." Sapa mereka setelah saling mengisyaratkan sesuatu.

Sylus melirikku santai sembari menuju dapur, "Mereka Luke dan Kieran." Ucap Sylus padahal kupikir ia tidak perlu sampai memperkenalkan mereka, toh aku hanya nginap semalam.

"Aku Cessa, senang bertemu kalian." Sapaku kikuk sementara bingung akan melakukan apa, aku bahkan lupa dimana pintu keluar dari rumah besar ini.

"Kami yang merasa terhormat bertemu dengan anda, Miss." Sahut salah satu dari mereka yang aku tidak tahu dia Luke atau Kieran.

The IntimacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang