BAB. 6

17 7 0
                                    

Keadaan begitu mencekam. Beberapa saat yang lalu kami penuh semangat mengetahui tentang Teratai Suci. Namun, sedetik kemudian itu berubah menjadi ketakutan besar. Aku bahkan tidak punya solusi untuk masalah ini, Tina di sebelahku terenyak melihat makhluk-makhluk di depan kami.

Aku menggeram, tanganku mengepal, ada secarik cahaya di pembuluh darah tanganku. Ini pasti kekuatan sama yang muncul pada saat itu. Menatap empat jiangshi di depan sana, aku segera memasang kuda-kuda.

"Kalau kalian berani, MAJU!"

Satu jiangshi melompat menyerang ke arahku, tangannya teracung ke depan. Aku memasang posisi bertahan, bersiap dengan keadaan terburuk. Dan... BUK.

Aku berhasil menumbangkan satu, namun yang lain balas menyerang. Aku terdorong beberapa langkah, belum sempat memasang kuda-kuda kembali, satu pukulan jiangshi telak menghantam dadaku. Kali ini, aku terhempas ke lantai, jiangshi yang terjatuh kembali bergabung dengan yang lain, menatap ganas ke arah Tina.

Aku berteriak. "Tina, lari!!" aku berdiri, hendak kembali menyerang. Tapi, aku tidak fokus dengan keadaan sepenuhnya, aku hanya fokus dengan jiangshi yang ada di hadapanku.

"Arghh!!!" Seekor kelelawar melesat cepat ke arahku, dan sebelum aku sempat bereaksi kelelawar itu mengigit leherku.

Di belakang sana, Tina akan segera menjadi samsak para jiangshi yang ganas ~seperti zombie di film-film. Meliana itu aku mengirimkan buku lagi pada kelelawar yang menggigitku.
Kelelawar itu terhempas, tak bergerak.

Secepat apapun aku berlari menyelamatkan Tina, itu tidak akan berhasil. Jiangshi-jiangshi itu sudah setengah meter dari Tina. Ia menelan ludah, tidak bisa membayang kejadian selanjutnya.

Lantai mengeluarkan debu mengepul, saat aku berlari siap mengirim dari pukulan dari belakang.

Bagai kilat menyambar, cahaya-cahaya kuning melewatiku dengan cepat mengarah ke arah para jiangshi ganas itu. Dan saat menyentuh makhluk-makhluk itu, mereka tumbang. Seperti ditarik gaya gravitasi.

Aku berseru tertahan melihat hal itu, cahaya kuning tadi adalah kertas dengan segel kuno. Tina berlari menghampiriku, kakinya gemetar melangkahi tubuh jiangshi yang seketika menjadi kaku.

Aku bergegas meraih tangan Tina, menatap ke arah tubuh yang tergeletak. Sepertinya pertarungan ini sudah selesai. Namun, sedetik kemudian gerombolan kelelawar datang dari depan, hendak menyerang kami berdua.

Wosh. Kertas-kertas kembali terbang, kali ini muncul dengan cahaya merah. Melesat ke arah pasukan kelelawar yang semakin dekat. Dan... saat kertas itu bersentuhan dengan tubuh kelelawar mereka lenyap seketika. Menjadi debu.

Aku berseru tertahan melihatnya, ini pertama hal lain yang tidak masuk akal bagiku. Pertama, Haguang Yangshi dan makhluk jahat penghuninya, dan sekarang teknik kertas pemusnah.

Tina menghela napas, semua ini telah berakhir. Aku mengangguk, tidak akan ada lagi makhluk jahat yang muncul.

"Huarhhh!!!"

Aku terlalu cepat menyimpulkan, dari ujung lorong seseorang meraung keras, membuat lantai bergetar. Dinding retak, aungannya sangat kuat.

Aku dan Tina serentak menutup kuping, suara ini bisa saja membuat kami pekak permanen.

Dalam keributan, seseorang muncul di depan kami, kembali menggunakan teknik kertas ~kali ini bewarna biru. Membuat dinding penghalang, raungan itu tidak dapat menembusnya.

"Kalian baik-baik saja?" Orang berhoodie gelap itu bertanya.

"K-kami baik-"

"TUAN FAY?" Tina berteriak histeris.

Misteri Haguang YangshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang