Melamar pekerjaan

1 0 0
                                    

Arumi baru ingat, sebelum dia bercerai kemarin sempat membuat masalah dan berjanji akan mengganti kerusakan mobil yang dia tabrak.

Setelah mendengarkan pria itu berbicara, Arumi langsung mematung. Masalahnya dia tidak punya uang untuk membayarnya. Tidak sesuai dengan omongannya tempo hari.

'Maaf pak saya belum ada uang. Lagian itu kenapa mahal banget ya sampai 30 juta. Bapak tuker tambah apa gimana?' Arumi sedikit tidak terima perihal tagihannya mencapai harga yang fantastis.

'Sembarangan kamu, mobil saya Carrera ya harganya 6 milyar. Jadi wajar bila perbaikannya mencapai 30 juta. Kamu bilang sanggup mengganti rugi.'

'Aduh pak saya belum kerja, belum ada uang. Gini aja deh, bapak kirimin nomor rekening bapak ya. Nanti kalau saya sudah kerja insyaallah akan saya cicil.'

Ttuuuttt....tuuut..tuuuttt....

Suara ponsel yang dimatikan Arumi.

***

Sementara itu disebuah kantor perusahaan besar, terlihat seorang pria mapan dengan kacamatanya. Usianya sudah 37 tahun tetapi belum menikah. Tubuhnya tinggi, dadanya bidang, seluruh badannya atletis dan matanya cokelat tajam. Gosip yang beredar bahwa pria yang bernama Devan Januar Wahari adalah pria homoseksual. Karena Tidak pernah terlihat bersama seorang wanita pun selama ini. Tetapi itu bukan sebuah alasan yang tepat untuk menilai seseorang adalah kelainan seksual.

setelah dia menelepon Arumi kemudian mengerutkan keningnya karena baru kali ini ada orang yang berani menutup teleponnya secara kasar. 

Tok..tok ..

Suara pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.

"Masuk."

"Pagi pak, ini CV semua pelamar yang akan menjadi calon asisten pribadi bapak. Ada 25 orang semuanya perempuan. 24 orang lulusan S1 fresh graduate dan 1 orang lulusan SMA."

"Rizal...Rizal..." Devan menghela nafas melihat karyawannya hendak melakukan perekrutan.

"Iya pak," jawab Rizal.

"Kamu kan sudah tau, saya minta lulusan S1. Gak mau saya dikasih lulusan SMA, rada lemot, pikirannya tidak terbuka," Devan memulai memindai calon asistennya berdasarkan CV yang diberikan Rizal. Satu per satu dilihat dengan detail.

"Sudah pak, tadinya mau saya buang yang ini. Karena lulusan SMA sendiri. Tapi saya ingat pesan bapak untuk bawa semua CV pelamar. Jadi saya bawa, maaf pak."

"Sini saya lihat orang yang tidak membaca papan pengumuman permintaan karyawan, sudah jelas-jelas persyaratannya S1 kok berani melamar juga. Ini adalah salah satu contoh orang rada lemot, tidak mencerna kalimat dalam sebuah permintaan karyawan," tambah Devan sambil mengambil satu CV tersisa ditangan Rizal.

Nama : Arumi Harmia
Umur: 27 tahun
Alamat : Bandung
No hp: xxxxxxxx

Melihat CV tersebut mata Devan terpaku. Namanya seperti dia kenal, fotonya pun mirip dengan seseorang. Langsung dia mencoba menghubungi nomor telepon tertera disana. Ternyata terhubung kepada nomor sebelumnya yang dia simpan dengan nama MOBIL MOGOK untuk meminta ganti rugi tempo hari.

"Panggil yang ini ya Zal," pinta Devan kepada Rizal.

"Boleh tau kenapa milih yang SMA pak? Saya takut dia lemot dan tidak sejalan dengan bapak, nanti mengakibatkan bap......."

200 juta secara singkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang