"Kamu jangan gila, ini 200 juta." "Maaf pak, saya tidak gila. Saya akan gunakan ini untuk mendapatkan hak asuh anak. Lagipula malam itu bapak bilang bahwa saya bisa tulis berapapun yang saya butuhkan," jawab Arumi menjelaskan perihal malam yang sangat rancu. Disatu sisi Arumi tahu bahwa semua ini tidak sesuai dengan kepribadiannya. Tidak sejalan dengan hatinya. Dia wanita baik-baik yang dibesarkan penuh kesederhanaan, dan etika. Tapi sisi lain dia memang membutuhkan uang tersebut. Malam itu dia menuruti perintah bosnya untuk memuaskan birahi pria matang yang hatinya terluka. Imbalannya tentu sebanding dengan pengorbanannya, meskipun dia harus merendahkan diri dihadapan pria tersebut.