BAB 4

493 43 1
                                    

"Di dalam tubuhnya terdapat kandungan Narkoba dalam jumlah banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di dalam tubuhnya terdapat kandungan Narkoba dalam jumlah banyak. Kemungkinan ini Pexamol."

"Pexamol adalah Narkoba jenis pil bewarna kuning, bulat kecil, satu tablet berisi 2. Karena kandungannya lebih kuat daripada Narkoba jenis Montazol."

"Pihak Forensik pernah menyelidiki Narkoba jenis ini. Narkoba ini juga yang banyak digunakan dan di edar."

Dokter Forensik Winda menjelaskan pada keluarga korban, ada Agnes dan Ranayya juga yang ikut mendengarkan. Mendengar itu tentu keluarga korban menangis histeris, kenapa salah satu keluarganya harus bernasib sama.

Dokter Winda berpamitan, Ranayya segera mengejarnya untuk bertanya.

"Permisi, Dok," panggil Ranayya.

"Ada apa?"

"Montazol itu jenis Narkoba bewarna pink kan? Satu tablet isi 6, pil nya panjang bentuk oval?"

Winda mengangguk. "Iya benar."

Montazol jenis Narkoba ini yang membuat kedua orangtua Ranayya harus mendekam dipenjara. Kini Montazol tidak di produksi lagi dan digantikan dengan Pexamol.

"Apa aku bisa melihat rincian kandungan Pexamol?" tawar Ranayya.

Winda ragu memberitahukan hal ini pada orang luar. Tetapi, Ranayya memohon padanya.

"Bagaimana kalau saya simpan nomor anda saja. Saya bisa mengirimkannya melalui ponsel."

Ranayya mengangguk setuju. Winda mengeluarkan ponsel dan memberikan pada Ranayya. Mengetik nomor disana dan mengembalikan pada Winda lagi.

"Nama, Ranayya Poetri."

Mendengar itu Winda langsung menatap Ranayya dengan raut wajah terkejut. Ranayya yang ditatap tampak bingung dan tersenyum kikuk.

"Ranayya Poetri?" ulang Winda yang diangguki Ranayya.

Mata Winda berkaca-kaca. "Winda Avoole Nastra," ucapnya memperkenalkan diri.

Sontak ia terkejut mendengar nama panjang Winda.

"Winda?"

"Rayya?"

Mereka berdua berpelukan, melepas rindu yang selama ini tertahan. Winda sangat merindukan Ranayya, apalagi saat gadis itu tiba-tiba hilang. Mereka menangis bahagia karena bisa bertemu kembali.

Ranayya melonggarkan pelukannya. "Kalau begitu, Winda pasti tau dimana keberadaan Angin 'kan?"

"Angin?" ulang Winda yang diangguki Ranayya.

Mata Winda tampak ragu, ia menatap ke arah lain kemudian kembali menatap Ranayya. Gadis itu sepertinya tak sabar mendengar jawaban Winda.

Winda menggeleng dan membuat Ranayya kecewa. "Gue juga nggak tau dimana dia. Setelah kejadian itu, gue kehilangan lo dan Angin."

MY HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang