kinda 18+
Seminggu sebelum pernikahan, di klinik rumah sakit, Yeaji baru saja memulai kemoterapi pertamanya. Soohyeon duduk di samping tempat tidurnya, menunggu dengan sabar, sementara Jiwon berdiri di sudut ruangan, tak tahu harus berbuat apa.
"Kenapa kamu di sana aja?" tanya Yeaji, suara lemahnya terdengar, tapi ada senyum kecil di wajahnya.
Jiwon memaksa tersenyum. "Aku... nggak mau mengganggu."
Yeaji terkekeh kecil. “Kamu gak mengganggu kok, Ji. Aku justru senang kamu ada di sini.”
Sementara itu, Soohyeon menggenggam tangan Yeaji, menatapnya penuh perhatian. “Kamu yakin kuat buat kemo ini?”
Yeaji mengangguk. “Aku gak akan mundur lagi, Soohyeon. Aku janji.”
Jiwon hanya bisa menatap mereka dari kejauhan. Ada rasa berat di dadanya, meski dia sadar sepenuhnya akan peran yang harus dia jalani sekarang. Hubungannya dengan Soohyeon bukan sesuatu yang nyata, bahkan kedekatan mereka hampir tidak ada. Tapi melihat mereka—Soohyeon dan Yeaji—berinteraksi seperti itu, membuat hatinya tersentuh dengan perasaan canggung dan sedikit iri.
---
Hari pernikahan akhirnya datang.
Jiwon berdiri di samping Soohyeon, mengenakan gaun putih sederhana yang dipilih Yeaji untuknya. Tangannya dingin, jantungnya berdebar kencang. Matanya sesekali melirik Soohyeon, yang berdiri dengan setelan hitam yang membuatnya tampak lebih serius dan tegang dari biasanya.
Ketika mereka mengucapkan janji pernikahan, Soohyeon dengan tenang menggenggam tangan Jiwon, meskipun dia bisa merasakan getaran kecil di tangan wanita itu. Ketika tiba saatnya untuk ciuman pertama mereka sebagai suami istri, Soohyeon menundukkan kepala perlahan, memberi Jiwon kesempatan untuk menyesuaikan diri.
Jiwon memejamkan mata, hatinya berdebar kencang. Ini ciuman pertamanya—sesuatu yang selama ini dia pikir akan datang dari cinta yang dalam. Tapi sekarang, dia mencium seseorang yang hampir asing baginya, meskipun sekarang dia adalah suaminya.
Ketika bibir mereka bertemu, Jiwon hampir tidak bisa bernapas. Ciuman itu lembut, sekilas saja, tetapi cukup untuk membuat jantungnya seperti mau copot. Dia menarik napas panjang begitu Soohyeon menjauhkan diri, mencoba menenangkan debar jantungnya.
---
Malam pertama itu tiba, tetapi suasananya jauh dari yang pernah Jiwon bayangkan tentang sebuah malam pernikahan. Setelah resepsi yang singkat dan sederhana, mereka kembali ke hotel yang sudah disiapkan Soohyeon.
Di kamar, Jiwon duduk di pinggir ranjang, menatap koper yang sudah dibuka. Dia menelan ludah ketika melihat isinya—lingerie yang Yeaji sendiri pilihkan untuknya. Pikirannya langsung kacau. Kenapa cuma ini? pikirnya panik.
Soohyeon keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit pinggangnya, rambutnya masih basah. "Jiwon, kamu mandi dulu aja, biar segar," katanya tenang, meski Jiwon bisa merasakan suasana canggung yang tebal di antara mereka.
"Oh... iya," Jiwon berdiri kikuk, tangannya gemetar ketika ia mengangkat koper ke kamar mandi. Begitu masuk, ia melihat dirinya di cermin. Apa yang aku lakukan? pikirnya. Mereka memang sudah menikah, tapi perasaan di dalam dirinya terasa berantakan. Rasa canggung, gugup, dan kebingungan bercampur jadi satu.
Setelah lama berdiri di kamar mandi, Jiwon akhirnya mandi dengan cepat. Namun ketika selesai, ia dihadapkan pada masalah besar lainnya—pakaian. Dia menatap lingerie itu dengan ragu. Aku gak mungkin tidur pakai ini, kan? pikirnya panik.
Akhirnya, setelah beberapa menit kebingungan, dia memutuskan untuk memakai lingerie itu, tapi menutupinya dengan kimono mandi yang tersedia di kamar. Dia keluar dari kamar mandi dengan langkah ragu, hatinya berdebar tak karuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/376432130-288-k173903.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Ruang Tanpa Waktu | Kim Soohyun Kim Jiwon
Художественная прозаJiwon tidak menyangka pertemuan di sebuah kafe dengan Yeaji, sahabat masa kecilnya, akan mengubah hidupnya selamanya. Yeaji meminta Jiwon untuk melakukan sesuatu yang tak pernah terbayangkan-menikahi mantan suaminya, Soohyeon. Jiwon terjebak dalam s...