"Seriusan gue harus pake ginian?"
Sunghoon berjalan mengitari ranjang dengan pandangan tidak yakin menatap pakaian menerawang nan minim yang berada di atas ranjang itu.
Setelah dilema dengan pikirannya sendiri sunghoon memutuskan untuk pergi dari gedung perusahaan dan bertemu dengan Jake untuk mendiskusikan ini, tentunya ia izin terlebih dahulu pada Jay,dengan senang hati Jake membantunya.....tapi sunghoon tidak tau kalau ia juga harus memakai pakaian yang berada di hadapannya kini.
Sebentar lagi Jay pulang dan sunghoon belum selesai dengan perang batinnya,haruskah ia memakai itu?
"Sunghoon?"
Sunghoon tersentak mendengar panggilan dari luar,itu suara Jay.
Ia tidak sadar Jay sudah pulang.
"Duh gimana dong"
Dengan kalang kabut sunghoon segera memungut semua baju baju minim itu dengan perintilannya, sunghoon bingung harus menyembunyikan baju baju itu di mana.Saking bingungnya mencari tempat untuk menyembunyikan itu semua, sunghoon tidak sengaja menyenggol sisi meja hingga mengenai tulang keringnya.
"Aduh sakit"
Sunghoon langsung jatuh sembari meringis memegang kakinya yang terasa nyut nyutan.
"Sunghoon?"
Panggil Jay lagi,suara itu semakin mendekat ke arah kamar.Karena tidak punya waktu lagi sunghoon langsung menyimpan baju baju dinas itu di kolong meja rias.
Ceklek.
Bertepatan dengan itu pintu terbuka dan Jay masuk.
"Astaga kamu kenapa?!"
Ucap Jay panik,ia segera berlari mendekat pada sunghoon dan berlutut di hadapan sang istri."A-ah aku gak kenapa kenapa kok...euh ini kaki aku cuma nyenggol sisi meja aja"
Mata sunghoon tidak berhenti menatap ke belakang di mana baju dinasnya tergeletak ,ia takut Jay akan menyadarinya."Kok bisa?"Jay melihat memar biru di tulang kering sunghoon,yang mana ia bisa menebak sunghoon menabrak sisi meja itu dengan cukup keras.
"Ta-tadi aku gak hati hati pas mau jalan jadinya malah nabrak,ini gak papa kok"
"Gak papa apanya? Ini sampe biru loh"
Jay membatu sunghoon untuk berdiri dan mendudukkannya di samping ranjang,tak lama Jay langsung keluar dari kamar.
Sunghoon tidak tau Jay ingin ke mana,tapi dia tetepa diam menunggu Jay kembali.Ia bernafas lega karena Jay tak melihat baju itu.
Kalau sampai melihat pasti sunghoon akan sangat malu.Beberapa menit kemudian Jay kembali dengan se baskom kecil air.
Jay duduk di bawah ranjang dan memegang kaki sunghoon."Mau ngapain kak?"
"Kompres memarnya"
Ucapnya singkat,dengan cekatan Jay mencelupkan kain ke dalam air berisi es itu dan memeras lalu meletakan kain itu di daerah yang mengalami memar.Sunghoon memandangi Jay dengan lama, jantungnya berdebar lagi, perlakukan Jay membuat sunghoon terharu.
Padahal itu hanya luka kecil tapi Jay begitu khawatir.
Ayahnya tak salah memilihkan pasangan untuk nya,mungkin ia harus berterimakasih pada ayahnya nanti..
Setelah makan malam,Jay dan sunghoon duduk di pinggir kolam menatap langit yang diterangi cahaya bulan.
Dengan ragu sunghoon terus terusan melirik Jay yang sedari tadi hanya diam.
Ia tidak tau harus memulai pembicaraan dari mana,mereka berdua itu satu tipe. Sama sama tidak banyak bicara.Jadi sangat sulit bagi sunghoon untuk memulai pembicaraan dengan Jay.
Sret
Merasakan pergerakan dari Jay sunghoon langsung menoleh, dilihatnya Jay sudah berdiri sembari menatap balik dirinya.