06. Home Sweet Home

551 78 4
                                    

Sasa membantu Nisa mengemasi barang - barang yang ada di dalam ruangan rawat inap. Setelah mendapatkan penanganan yang intensif selama beberapa hari, akhirnya Rio sudah di perkenankan untuk pulang ke rumah oleh dokter. Hari yang mereka harapkan akhirnya tiba. Lebih tepatnya mungkin hari yang Rio harapkan, karena sejak kemarin lelaki itu sudah meminta pulang ke rumah karena bosan.

"Bunda, hari ini kita pulang?" tanya Baskara.

"Iya, kita pulang hari ini," ucap Sasa dengan senyum di bibirnya.

"Pulang ke rumah nenek sama kakek atau ke rumah kita?" tanya Baskara.

"Pulang ke nenek sama kakek. Bunda sama Baskara mulai hari ini tinggal di rumah nenek sama kakek. Baskara mau, kan?" tanya Nisa sambil mengelus rambut Baskara.

"Mau nenek," ucap Baskara dengan senyum di bibirnya.

"Nanti bobo sama nenek dan kakek ya? Pasti kakek senang banget bisa bobo sama Baskara," ucap Nisa lagi.

"Iya, nek," ucap Baskara.

Sasa menutup koper yang ada di hadapannya, ketika merasa sudah tak ada barang - barang pribadi mereka yang tertinggal di rumah sakit.

"Kita langsung pulang sekarang?" tanya Sasa.

"Ayo, kita pulang," ucap Rio.

Rio beranjak dari tempat duduknya, bersiap untuk keluar dari ruangan rawat inapnya itu. Senyuman terukir di bibirnya, tak sabar ingin menghirup udara segar di luar rumah sakit.

"Bunda gendong," ucap Baskara mengangkat kedua tangannya.

"Hey, kamu sudah besar. Masa masih minta gendong?" ucap Sasa sambil mencubit hidung Baskara, gemas.

"Gendong, bunda," ucap Baskara merengek.

Sasa menghela napasnya berat. Jika Baskara sudah mengeluarkan sifat manjanya seperti ini, permintaan anak kecil itu sudah tak bisa Sasa tolak. Kalau Sasa tak menuruti keinginan anak kecil itu, pasti anak kecil itu akan terus merengek, sampai Sasa menuruti keinginannya.

"Sini sama Om Satya aja gendongnya," ucap Satya mengulurkan kedua tangannya.

Baskara menggelengkan kepalanya.

"No. Aku maunya di gendong sama bunda," ucap Baskara keras kepala.

Sasa mengangkat tubuh mungil Baskara, membawa anak kecil itu ke dalam gendongannya.

Mereka semua berjalan beriringan keluar dari ruangan rawat inap Rio, menyusuri setiap lorong rumah sakit yang mengarah ke parkiran mobil.

Sesampainya di parkiran, Sasa, Baskara, Nisa, dan Rio bergegas masuk ke dalam mobil, sedangkan Satya memasukkan koper mereka ke dalam bagasi terlebih dahulu, setelah itu baru menyusul masuk ke dalam mobil.

"Kita makan dulu ya, sebelum pulang ke rumah," ucap Rio.

"Ayah serius? Gak mau langsung pulang ke rumah aja? Biar ayah bisa istirahat di rumah," tanya Sasa.

"Ayah kan sudah sembuh, Sa. Anggap aja ini perayaan ayah keluar dari rumah sakit dan kamu kembali ke rumah," ucap Rio.

"Yaudah, mau makan siang dimana?" tanya Satya.

"Di restoran garden city aja," ucap Rio.

Satya menyalakan mesin mobilnya, melajukan mobilnya itu meninggalkan pekarangan rumah sakit, menuju restoran tempat mereka akan makan, sebelum pulang ke rumah.

Selama perjalanan, celotehan Baskara mencairkan suasana di dalam mobil. Sesekali mereka terkekeh, mendengar perkataan random yang keluar dari bibir Baskara.

Second Chance. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang