01. Dia, Baskara.

923 133 11
                                    

"Bunda,"

Seorang perempuan yang semula sedang berkutat dengan masakannya di dapur, mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Senyuman terbit di bibirnya ketika melihat seorang anak kecil berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan semangat perempuan itu berlari ke arah anak kecil itu, membawa anak kecil itu ke dalam gendongannya.

"Selamat pagi, anak gantengnya Bunda," ucap perempuan itu.

"Selamat pagi, Bunda," ucap anak kecil itu dengan senyum di bibirnya.

Salma Shazania Azzahra. Itulah nama perempuan yang sedang menggendong seorang anak kecil itu.

"Bunda lagi ngapain?" tanya anak kecil itu.

"Bunda lagi masak." "Kamu mau temani bunda masak?" tanya Sasa.

"MAU!!" ucap anak kecil itu semangat.

"Let's go kita masak," ucap Sasa dengan senyum di bibirnya.

Sasa membawa anak kecil itu ke dapur, membiarkan anak kecil itu menemaninya masak pagi ini.

"Kamu duduk disini aja, ya? Tidak boleh banyak bergerak, nanti kamu jatuh. Oke?" ucap Sasa.

"Oke, bunda," ucap anak kecil itu sambil menujukkan dua jempolnya.

Anak kecil itu bernama Baskara Elnathan Addison. Anak kandung Sasa yang baru menginjak usia 3 tahun.

Sebagai single mother, apapun aktivitas yang Sasa lakukan, selalu ada Baskara yang mengikutinya, seperti saat ini. Ketika lekaki itu bangun dan tidak menemukan Sasa di sampingnya, lelaki itu pasti langsung keluar dari kamar, mencari keberadaan Sasa.

Jika kalian bertanya dimana ayah Baskara, Sasa tak tau. Mengapa Sasa tak tau? Karena sejak Sasa memberitahu bahwa ia tengah hamil dan meminta lekaki itu untuk bertanggung jawab, lelaki itu memilih pergi meninggalkan Sasa, membiarkan Sasa mengahadapi masa sulit nya itu seorang diri.

Yap. Sasa mengakui bahwa Baskara ada di dunia karena sebuah kesalahan yang dulu pernah ia lakukan, namun Sasa tak pernah menyesalinya.

Pacar Sasa saat itu sebenarnya menyarankan Sasa untuk menggugurkan janin yang ada di kandungannya, agar mereka tak perlu pusing memikirkan jalan keluar dari masalah itu. Namun Sasa kekeuh tak ingin menggugurkan kandungannya, karena menurutnya, janin yang ada di kandungannya itu tidak salah. Kesalahan ini murni kesalahannya mereka, tak ada sangkut pautnya dengan janin yang ada di kandungannya.

Semenjak saat itu, hidup Sasa benar - benar hancur. Sasa bukan hanya di tinggalkan oleh pacarnya, namun juga oleh keluarganya. Iya. Keluarganya sangat marah pada Sasa ketika Sasa memberitahu bahwa ia tengah mengandung. Dan sejak saat itu hingga saat ini, hubungan mereka belum juga membaik. Itulah mengapa kini Sasa hanya tinggal berdua dengan Baskara.

"Bunda masak apa?" tanya Baskara.

"Masak pancake," ucap Sasa. "Kamu suka pancake, kan?" tanya Sasa.

"Suka," ucap Baskara.

"Sabar, ya. Sebentar lagi pancakenya matang," ucap Sasa.

Sasa memindahkan pancake yang ada di teflon ke piring, ketika pancake itu matang.

"Adek mau pakai selai coklat atau mapple sirup?" tanya Sasa.

"Mau pakai mapple sirup sama buah strawberry," ucap Baskara.

"Okee. Sebentar, ya," ucap Sasa.

Sasa membuka lemari kulkasnya, mengeluarkan buah strawberry yang ada di dalam kulkas. Baskara memang sangat menyukai buah strawberry, sama seperti dirinya. Apapun sarapan yang Sasa buat, buah strawberry tak boleh ketinggalan.

Second Chance. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang