Sasa mengeluarkan cake ulangtahun yang ada di dalam kulkas. Hari ini adalah hari ulangtahun Baskara. Niatnya, Sasa ingin membuatkan surprise kecil untuk anak semata wayangnya itu, dengan tiup lilin bersama, agar anak lelakinya itu merasa hari ulangtahun nya spesial.
Bukan hanya cake ulangtahun, Sasa juga sudah menyiapkan mainan untuk Baskara, yang selama ini lelaki itu minta padanya. Mobil remot. Baskara sebenarnya sudah meminta mainan itu dari beberapa minggu lalu, namun Sasa baru sempat memberinya sekarang.
Sasa menancapkan lilin di atas cake ulangtahun itu, lalu memantik sumbu lilin itu dengan korek api. Setelah lilin itu menyala, Sasa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya, bersiap memberikan kejutan untuk Baskara.
Happy birthday, adek..
Happy birthday, adek..
Happy birthday, happy birthday..
Happy birthday, adek..Baskara mengerjapkan matanya, menetralkan matanya dari cahaya lampu yang masuk ke dalam matanya. Senyuman terukir di bibir manisnya. Baskara mengubah posisinya menjadi duduk, lalu memeluk tubuh Sasa erat.
"Happy birthday, ya, anak gantengnya bunda," ucap Sasa sambil mengelus punggung Baskara.
"Terimakasih, bunda," ucap Baskara.
"Bunda selalu berharap kamu bisa tumbuh menjadi laki - laki yang baik, yang selalu sehat, yang selalu bahagia. Kamu harus panjang umur ya, Nak. Terimakasih ya, kamu sudah hadir di dalam hidup bunda," ucap Sasa.
Sasa melepaskan pelukan Baskara, lalu menatap manik mata anak laki - lakinya itu dengan tatapan teduhnya.
"Sekarang kamu make a wish, habis itu tiup lilin," ucap Sasa.
Baskara memejamkan matanya, mulai berdoa dalam hatinya. Setelah itu, Baskara meniup lilin yang menyala itu.
"Mau coba kuenya?" tanya Sasa.
"Mau," ucap Baskara.
Sasa memotong kue ulangtahun yang ada di tangannya itu, lalu menyuapkan sepotong kue itu pada Baskara.
"Enak?" tanya Sasa.
"Enak," ucap Baskara.
"Sekarang aku yang suapin bunda," ucap Baskara mengambil pisau yang ada di tangan Sasa.
"Pelan - pelan potong kuenya, ya. Hati - hati, takut nanti kena tangan kamu," ucap Sasa.
"Iya, bunda," ucap Baskara.
Baskara memotong kue itu, lalu menyuapi potongan kue itu kepada Sasa.
"Terimakasih, ganteng," ucap Sasa sambil mengelus rambut Baskara.
Baskara memeluk tubuh Sasa erat, membuat Sasa langsung membalas pelukan anak lelakinya itu tak kalah erat. Sasa mengelus punggung anak lelakinya itu, menyalurkan semua rasa sayangnya pada sang anak.
"Terimakasih, ya, Bunda," ucap Baskara.
"Sama - sama, nak. Maaf ya, surprise nya sangat amat sederhana," ucap Sasa sedikit merasa bersalah.
"I love you, bunda," ucap Baskara.
"I love you more, anak gantengnya bunda," ucap Sasa.
Sasa melepaskan pelukan Baskara, menangkup wajah anak lelakinya itu dengan dua tangannya.
"Bunda punya hadiah untuk kamu. Mau di buka sekarang, atau setelah mandi?" tanya Sasa.
"Mau buka sekarang," ucap Baskara excited.
"Tunggu disini sebentar, ya. Bunda ambilkan dulu hadiahnya," ucap Sasa.
Sasa beranjak dari tempat tidurnya, mengambil kado yang ia simpan di dalam nakas. Kado itu sudah di bungkus dengan kertas kado, jadi Baskara tidak mudah menebak apa hadiah yang Sasa berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance.
Teen FictionSalma Shazania Azzahra adalah seorang single mother yang mengurus anak semata wayangnya, seorang diri. Banyak rasa sakit dan trauma yang sudah perempuan itu rasakan, atas kesalahannya dulu. Semua perasaan itu, perlahan sirnah, seiring berjalannya wa...