Sasa mengawali paginya dengan menyuapi Ayahnya sarapan. Setelah suster datang ke ruangan ayahnya membawakan sarapan dan obat yang harus ayahnya konsumsi, Sasa langsung menyuapi ayahnya itu, sedikit demi sedikit.
"Makan yang banyak, ya, biar ayah cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah," ucap Sasa.
"Kalau yang merawat anak kesayangan ayah, pasti ayah cepat sehat," ucap Rio.
Senyuman terukir di bibir Sasa. Sasa kembali menyuapi ayahnya itu sarapan, sampai sarapan untuk ayahnya itu habis tak tersisa.
"Mau langsung minum obat?" tanya Sasa.
"Boleh," ucap Rio.
Sasa menyiapkan obat yang harus Rio konsumsikonsumsi, setelah ini memberikan obat - obatan itu pada ayahnya.
"Kamu gak mau sarapan di kantin, Sa?" tanya Rio.
"Aku tunggu bunda sama bang Satya sampai, biar ada yang jaga ayah disini," ucap Sasa.
"Sebentar lagi paling mereka sampai. Kamu ke kantin aja, gapapa," ucap Rio.
"Gak mau," ucap Sasa.
Sasa membersihkan piring bekas ayahnya makan, menyimpan piring itu di nakas yang ada di samping tempat tidur Ayahnya.
"Ayah mau makan buah, gak?" tawar Sasa.
"Nanti, ya? Ayah kenyang banget," ucap Rio.
"Terimakasih, ya, anak baik. Sudah sangat peduli sama ayahnya," ucap Rio sambil mengelus kepala Sasa
"Kenapa harus bilang makasih? Ayah kan lagi sakit. Udah tugas aku untuk merawat ayah," ucap Sasa.
Tok. Tok. Tok.
Sasa dan Rio mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu ruangan mereka, ketika mendengar pintu itu di ketuk. Tak lama pintu itu terbuka lebar, memperlihatkan Baskara yang masuk ke dalam ruangan bersama dengan Satya dan Nisa.
"Bunda," panggil Baskara sembari berlari ke arah Sasa.
"Halo, anak ganteng," ucap Sasa menyambut kedatangan Baskara dengan senyum di bibirnya.
"Salim dulu sama bunda," ucap Sasa mengulurkan tangan kanannya.
Baskara mencium punggung tangan Sasa, setelah itu mulai bergelayut manja dengan bundanya itu.
"Semalam bobo sama siapa?" tanya Sasa.
"Sama om Satya," ucap Baskara.
"Pintar, kan? Gak nangis semalam?" tanya Sasa.
"Pintar, bunda," ucap Baskara.
"Pintar sekali anak bunda," ucap Sasa sambil mengelus rambut Baskara.
Basakara memeluk tubuh Sasa erat, membuat Sasa membalas pelukan anak semata wayangnya itu. Sasa mengelus punggung Baskara dengan penuh kelembutan, membuat Baskara semakin nyaman di pelukan Sasa.
"Oh iya, Bunda mau kenalkan Baskara sama seseorang," ucap Sasa.
Baskara melepaskan pelukannya, menatap manik mata Sasa dengan tatapan bingungnya.
"Kenalkan ini kakek kamu, namanya kakek Rio," ucap Sasa sambil menggenggam tangan Ayahnya.
"Kakek?" tanya Baskara.
"Iya, Kakek kamu, ayahnya bunda," ucap Sasa memberitahu Baskara.
Baskara terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.
"Kalau ayah Baskara, dimana?" tanya Baskara.
Raut wajah Sasa seketika berubah ketika mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Baskara. Bagaimana Sasa menjawab pertanyaan anak lelakinya itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance.
Ficção AdolescenteSalma Shazania Azzahra adalah seorang single mother yang mengurus anak semata wayangnya, seorang diri. Banyak rasa sakit dan trauma yang sudah perempuan itu rasakan, atas kesalahannya dulu. Semua perasaan itu, perlahan sirnah, seiring berjalannya wa...