PART 9

1.4K 141 12
                                    

Saat ini di suatu tempat yang terpencil terlihat sekumpulan orang orang berjubah hitam.

"Nona semua persiapan telah selesai. Kita dapat memulai rencana kita." Ucap salah satu dari mereka.

"Bagus, pastikan semua sesuai rencana. Kali ini, kita harus bisa merebut Beili."

Wanita yang dipanggil nona tersebut pun menjawab dengan angkuh.

"Baili Dongjun, Ye Dingzhi, aku akan menghancurkan negara yang kalian lindungi mati matian."

Sedangkan di sisi lain, terdapat seorang wanita yang menatap tajam bawahannya.

"Tidak peduli apa yang terjadi kalian harus membunuh Xiao Chuhe." Perintahnya kepada bawahannya.

"Baik nona."

"Xiao Chuhe, bersiaplah. Aku akan membalas apa yang telah kau lakukan pada kekasih ku."

Kini di pondok Xueluo terjadi kehebohan karena Lei Mengsha yang terus mengganggu Baili Dongjun.

"Dongba, kau terlihat seperti istri kedua yang tak ingin suaminya bertemu dengan istri pertamanya."

"Apa maksudmu?" Kesal Dongjun.

"Bukankah benar? Kau takut Ye Dingzhi menemui wanita itu?"

"Memangnya kenapa?"

"Wanita itu adalah istrinya bukankah hal yang wajar suami melihat istrinya? Dia juga harus memperhatikan apakah istrinya baik baik saja bukan. Apa lagi dia telah mati sebelumnya. Bukankah seharusnya orang yang pertama dia temui adalah istrinya yang sangat di cintai itu?"

"Selama aku hidup aku tidak akan membiarkan Yun Ge bertemu dengan wanita sialan itu."

"Dongba apa kau menyukai Ye Dingzhi?"

"Apa yang kau bicarakan?"

Tak hanya Dongjun seluruh penghuni pondok Xueluo sangat terkejut mendengar pertanyaan Mengsha pada Dongjun.

"Aku mendengar tentang pertarungan mu dengan Ye Dingzhi. Kau menyelamatkannya saat kaisar ingin menangkapnya. Bahkan saat dia bunuh diri orang yang menangkapnya adalah kau. Dia juga mati dipangkuan mu kan. Lalu kau yang menjadikan putranya sebagai tawanan perang juga demi melindunginya kan. Bagaimana bisa tindakan seperti ini tidak disebut menyukai?"

Pernyataan dari Mengsha membuat semua orang terdiam. Pasalnya yang ia katakan adalah kebenaran. Bahkan kini Dongjun sedang memikirkan pernyataan Shixiong nya itu.

"Apa benar aku menyukai Yun Ge? Tidak Dongjun apa yang kau pikirkan. Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu
Lagi pula belum tentu Yun Ge menyukai ku kan?"

"Kalau begitu, apa itu artinya kau menyukai saudara ke-7?"

Kini pertanyaan dari Liu Ye membuat seluruhnya terdiam.

"Tunggu Liu Ye, apa maksudmu itu?" Bingung Mengsha.

"Bukankah kau sering mengikuti saudara ke-7?" Balas Liu Ye.

"Itu benar. Aku bahkan lebih sering melihatmu bersama saudara kecil ketimbang bersama kakak ipar. Tak hanya itu, kau yang cerewet akan sedikit tenang jika bersama saudara kecil. Kau bahkan ikut campur dalam urusan kekaisaran kan. Bahkan kau menjadi jendral demi menemani saudara kecil perang."

Kini Dongjun mengeluarkan opininya. Ungkapan Dongjun ini lah yang membuat kedua nya bertengkar.

"Bukankah kau yang selalu memikirkan dan menyebut Yun Ge mu itu seperti istri yang kesepian." Kini Mengsha bahkan sudah menunjuk Dongjun.

"Itu kau yang seperti perempuan haus perhatian yang mengikuti saudara kecil setiap saat." Dongjun pun balas menunjuk Mengsha.

"Baili Dongjun kau benar benar meminta di pukul ya."

" Kau pikir aku tidak berani. Ayo"

Keduanya pun bertarung dengan tangan kosong. Seluruhnya pun menghindar ke tepi. Kini ditangan Xiao Se sudah terdapat alat untuk menghitung semua kerugiannya.

"Kalian ayah dan anak memang mirip. Sebelumnya kau mengacaukan pondokku kini ayahmu mungkin akan menghancurkannya."

Mendengar ucapan Xiao Se, Lei Wujie pun memberengut.

"Bukankah kau telah menerima 8 juta dari paman Sikong." Kesal Wujie.

"Dia pernah mengacaukan pondok mu?" Tanya Liu Ye.

Mendengar pertanyaan Liu Ye, Xiao Se pun menceritakan pertemuan pertamanya dengan Lei Wujie. Mendengar cerita Xiao Se Sikong Changfeng pun tersenyum.

"Kalian memang benar benar anak dan ayah."

"Die bagaiman pertemuan pertamamu dengan paman Lei?" Tanya Qianluo.

Kini pandangan anak muda mengarah pada Sikong Changfeng. Dia pun menceritakan bagaimana ia dan Dongjun bertemu Lei Mengsha.

"Kalian memang anak dan ayahnya." Ucap Wuxin.

"Sebaiknya kalian berdua segera hentikan mereka atau mereka benar benar akan menghancurkan pondok ini." Ucap Mo Xiaohei pada Ruofeng dan Dingzhi yang sedang bermain catur.

"Dongjun/Ruofeng, kemarilah" 

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang