kooknam - he's mine [3/3]

227 36 6
                                    






Tiga hari berlalu selama itu juga namjoon selalu menghindari jungkook di mana pun, masuk kelas pun namjoon menunggu sampai bel berbunyi takut jika jungkook menunggunya di sana. Yoohyun yang melihat gerak gerik temannya yang makin hari makin aneh membuatnya penasaran dengan situasi yang terjadi antara namjoon dan jungkook.

Namjoon sendiri selalu memilih bungkam setiap kali yoohyun bertanya dan selalu mengalihkan topik pembicaraan sebisanya.

“hari ini ada ulangan, kamu udah belajar ?” tanya namjoon sambil tangannya mulai mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas miliknya, matanya kini tertuju pada enam bungkus permen mencengkeramnya cukup kuat di genggamannya.

“aku sendiri lupa kalau hari ini ada ulangan” yoohyun sedikit merosot di tempat duduknya, tadi malam yoohyun tidak sempat belajar karena asik bermain game.

“kamu harus berhenti atau kamu akan kecanduan game” bungkus permen yang di genggamnya namjoon masukan ke dalam tasnya lagi. Suasana hatinya semakin buruk setelah melihatnya.


Jungkook ingin sekali bertemu namjoon dan meluruskan kesalahpahaman di antara mereka, setiap kali jungkook mendekat namjoon akan menghindarinya sebisanya.

Jungkook juga tidak bisa menghubungi namjoon karena nomor ponselnya di blokir, hari ini jungkook datang ke rumah namjoon hanya untuk memberikannya kue kesukaannya.

Ibu namjoon menyuruhnya untuk masuk, tapi jungkook berusaha mencari alasan untuk tidak bertamu.

Padahal ini bisa jadi cara untuknya bertemu namjoon. Tapi,jungkook mencoba menahan egonya.

Tok.... tok... tok...

Suara ketukan di pintu membuat namjoon sedikit menoleh ke arah pintu yang tertutup. “namjoon, ini ibu...”

Biasanya namjoon tidak mengunci pintu tapi untuk kali ini berbeda, pintu dan jendela kamarnya terkunci rapat supaya jungkook tidak bisa masuk.

“tumben pintu kamar mu di kunci ?” ibu namjoon terlihat melihat ke dalam kamar mencoba mencari tau takut jika anaknya menyembunyikan sesuatu.

“aku hanya ingin belajar dengan tenang, ibu ada apa ?”

Ibu namjoon terlihat tersenyum lebut sembari memberikan bungkus kue kepadanya. “ jungkook menitipkan ini, kalian tidak sedang bertengkar kan?”

Ehh.... namjoon terlihat tidak nyaman saat ibunya mengungkit nama jungkook. “tidak bu...”

“tapi sudah tiga hari ibu tidak melihat jungkook main ke sini”

“teman jungkook bukan aku saja bu, wajar saja jika jungkook tidak sering main ke sini”


Harusnya namjoon merasa senang saat tau jika jungkook tidak berusaha mencarinya lagi. Tapi, di satu sisi namjoon tidak suka dengan perasaan kehilangan yang dirasakannya saat ini.

“jungkook belum masuk sekolahnya ?” tanya yoohyun saat melihat namjoon duduk sendiri di bangkunya.

Dalam hitungan dua detik namjoon langsung melirik ke arah yoohyun. “apa maksudmu ?”

“kamu tidak tau ?” tanya yoohyun dengan wajah heran.

“cepat katakan ?” namjoon mendesak yoohyun untuk segera berbicara.

Yoohyun mengerutkan kening, matanya melirik wajah namjoon yang terlihat sedikit tegang. “padahal beritanya begitu heboh, kenapa kamu tidak tau “

“berita apa ?”

“jungkook habis di keroyok sekumpulan orang mabuk saat pulang dari kerja kelompok dua hari yang lalu “

“kenapa kamu baru bilang sekarang?!”

“aku pikir kamu sudah tau”

“hei..namjoon mau ke mana ?” yoohyun melihat namjoon keluar dari kelas. “kamu tidak berniat bolos sekolah kan ?”


“sial...” jungkook sedikit mengumpat pelan ketika sendok yang berada di tangan kirinya terjatuh ke bawah tempat tidur. Seketika nafsu makan jungkook menghilang begitu saja, dengan sedikit susah payah jungkook menyingkirkan makanan yang di taruh di atas tempat tidur.

Kesialannya terus berlanjut ketika tangan kirinya tidak sanggup untuk memindahkannya yang terjadi selanjutnya semua peralatan makannya jatuh ke lantai dengan suara kencang.

“aahh.. aku lapar “ jungkook memilih merebahkan dirinya lagi dengan sedikit susah payah, semua badannya terasa remuk sampai ke tulang – tulangnya.

Baru saja akan memejamkan mata, pintu kamarnya di buka kencang sampai menimbulkan suara. Jungkook tidak menyangka yang datang ke kamarnya adalah namjoon.

Namjoon menatap jungkook yang tidak berdaya di atas tempat tidur, salah satu kakinya terlihat di sangga dengan bantal lalu tangan kanannya  di pasang gips. Matanya juga tertuju pada makanan yang berserakan di bawah lantai.

“aku tidak sengaja menjatuhkannya” jungkook juga menatap ke arah yang di tuju namjoon.

Namjoon hanya menganggukkan kepalanya lalu membereskan kekacauan yang terjadi, jungkook juga terlihat tidak mengatakan apa pun padanya.



Lima belas menit berlalu namjoon datang lagi ke kamar jungkook dengan membawa makanan . “tadi tante bilang ada urusan, lalu menyuruhku untuk menemanimu disini”

“tidak perlu hyung, letakan saja makanannya di atas meja” namjoon mengeratkan genggamannya pada nampan berisi makanan, bukannya namjoon yang harusnya marah ?

Kenapa sekarang seperti kebalikannya.

“aku tidak mau merepotkan hyung, bukannya hyung tidak ingin melihatku lagi ?”

“apa itu sakit ?” namjoon mengalihkan pembicaraannya, jungkook terlihat sedikit cemberut namun matanya melirik pada setiap luka yang ada di tubuhnya.

“tidak, ini hanya luka kecil “

“kamu bilang itu luka kecil ?” namjoon terlihat sedikit berteriak membuat jungkook terkesiap dibuatnya. “sekecil apa pun luka, itu pasti terasa menyakitkan”

“jika sakit kamu bisa mengatakannya”

“bukannya dulu hyung bilang laki – laki harus kuat” namjoon sedikit terkesiap ketika jungkook masih mengingat kata – katanya dulu.

“hari ini pengecualian, kamu bisa menangis jika itu terasa sakit”

“lalu nanti hyung akan mengejek ku”

“tidak.. aku tidak akan mengejek mu sedikit pun” entah sejak kapan namjoon sudah berdiri di samping jungkook,  jungkook sedikit menenggang ketika namjoon tiba – tiba memeluknya. “bukannya, hyung membenci ku “

“tidak, aku tidak membenci mu. Hanya saja siapa yang tidak marah jika ada seseorang yang tiba – tiba mencium mu saat tidur “

Namjoon masih bingung jika di tanya soal perasaannya pada jungkook, namun yang pasti namjoon takut kehilangannya.

“hyung pasti benci ku ketika tau aku mencintai mu “

“tidak...” namjoon berucap dengan panik. “kita tidak bisa menyalahkan tentang perasaan mu”

“tapi, aku hanya tidak bisa membalas perasaan mu”

“aku tau” namjoon merasakan kesedihan jungkook, ia merasa bingung harus melakukan apa.

Ketika jungkook sudah lama tidak pernah menangis, namun hari ini namjoon melihat jungkook menangis. Semua terasa begitu menyakitkan bagi namjoon.

“hyung...” renggek jungkook ketika namjoon tiba – tiba menciumnya.

“bagaimana kalau kita mencoba berpacaran...?”

“bukannya hyung tidak mencintai ku ?”

“bukankah perasaan bisa di paksaan, siapa tau lambat laun aku mulai memiliki rasa pada mu “



Namjoon bersandar di dekat gerbang rumahnya menunggu jungkook untuk menjemputnya menuju sekolah, sudah satu bulan dan jungkook sudah sembuh total.

Dan hubungan mereka sudah berjalan satu bulan lamanya, perasaannya pada jungkook masih tidak bisa di jelaskan.

“ayoo... naik hyung “ tanpa diminta untuk kedua kalinya namjoon duduk di boncengan sepeda di belakang jungkook.

“hari ini udaranya dingin sekali” ucap jungkook yang menarik tangan namjoon untuk memeluk pinggangnya. Namjoon tidak memprotesnya sama sekali.

Saat ini jungkook mulai mengayuh sepedanya dengan namjoon menempelkan kepalanya di pundak jungkook. Jika jungkook tidak akan menghilang dari hidupnya namjoon tidak peduli harus mengorbankan perasaannya sendiri.

“kamu benar, pipi ku terasa merah”

“peluk aku yang kencang hyung”

“jungkook, jangan kencang – kencang” jungkook hanya tertawa mendengar suara panik namjoon.

Sekarang namjoon hanya miliknya dan jungkook akan memastikan mereka akan bersama selamanya.


[ bagaimana keadaan mu ?” jungkook melihat ponselnya yang berbunyi, memperlihatkan pesan dari yin zi.

[aku sudah jauh lebih baik]

[aku tidak memukul mu begitu keraskan... hahahaaa]

[kamu memukul ku membabi buta, tapi aku akan memaafkan mu.. akhir pekan aku akan datang ke sana untuk mentraktir kalian semua]

[oke...]

Sebulan yang lalu jungkook menyuruh temannya untuk memukulinya lalu membuat rumor jika ia di pukuli oleh sekelompok pria mabuk saat pulang dari kerja kelompok bersama teman – temannya.

Ini di lakukan hanya untuk menarik simpati namjoon, tak butuh waktu lama namjoon masuk ke perangkapnya.

“sampai kapan kita akan terus seperti ini” namjoon merasa bosan ketika jungkook terus memeluknya di tempat tidur.

“sebentar lagi, biarkan aku memeluk hyung lebih lama”

“hmmm...”

Kumpulan Oneshoot Bottom NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang