Bab 28

1.2K 176 15
                                    

"CUKUP! Saya muak cio! " ucap seseorang yang sedang mengepalkan tangannya. Napas laki-laki itu tidak beraturan. Ia bahkan sempat menggebrak meja di hadapannya.

Seperti biasa, cio memanggil jinan ke kantornya untuk meminta laporan. Sebenarnya, jinan sudah muak, tetapi mengingat jasa laki-laki itu ia pun akhirnya datang. Cio langsung marah-marah karena tidak mendapat laporan zee dari jinan selama seminggu terakhir ini. Hal itu lantas membuat jinan balik marah kepadanya.

"Sudah berkali-kali saya bilang, kamu yang seharusnya memastikan keadaan anakmu! " bentak jinan lagi.

"Kamu saya bayar jinan" ucap  io dingin.

Jinan menghela napas, ia tak habis pikir dengan kelakuan cio yang sedikit pun tidak merasa bersalah.

"Mau sampai kapan menghindar kayak gini terus? Kamu harusnya minta maaf sama zee terus perbaiki kesalahanmu. Bukannya malah nyuruh saya buat mantau zee. Kamu itu ayahnya cio! "

Cio menatap tajam jinan. "Tidak usah menceramahi saya".

Jinan terkekeh sinis. Selama ini, yang cio lakukan hanya terus bersembunyi, padahal ia yakin laki-laki itu ingin sekali mengutarakan semuanya kepada zee. Namun, cio kalah oleh rasa gengsi yang ada dalam dirinya.

"Kamu cukup jalanin aja apa yang saya suruh" lanjut cio.

"Cio! Gue tau banget kalau lo sebenarnya pengen banget peluk zee. Cuma lo itu terlalu gengsi buat lakuin itu".kepalang emosi, jinan bahkan melupakan ucapan sopannya kepada cio.

"Ayo dong, jangan jadi pengecut! "

Cio bangkit dari duduknya seraya menggebrak meja.

"Jaga omongan kamu ya, jinan! "

Jinan berdecak kesal. "Ck! Gue cuma mau ngingetin lo sebagai teman yang baik, bukan sebagai bawahan! "

Namun, cio bergeming sama sekali tak mendengarkan kata-kata dari Jinan. Melihat itu, Jinan kembali naik pitam.

"Zee sakit, cio! "

"Sakit? " cio mengernyit.

"Zee sakit apa?! " tanya nya sekali lagi.

Mulut Jinan tertutup rapat. Ia tahu, seharusnya ia tidak mengatakan  hal itu. Mau mengelak pun sekarang sudah tidak bisa. Cio telah mendengarnya dengan jelas tadi.

Tidak mendapat jawaban yang di inginkan, cio langsung menarik kerahasiaan baju Jinan.

"Jawab saya, Jinan!! Zee sakit apa?! Kenapa kamu nggak bilang sama saya?!! "

Jinan terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya.

"Kanker. Anak lo sakit kanker"

Cio terdiam. Ia kemudian melepaskan cengkraman di kerahasiaan baju Jinan.

"Jangan bercanda Jinan! Lo pasti bohong kan! Iya kan Jinan!! " ucapnya emosi.

"Gue serius cio. Gue tadinya nggak mau bilang karena zee yang mohon-mohon sama untuk gak bilang sama lo" jawab Jinan frustasi.

"Tapi sekarang lo harus tau. Zee selama ini sakit, kanker darah".

Demi apapun rasanya dunia cio hancur begitu saja. Tanpa basa-basi, ia langsung meraih kunci mobilnya, meninggalkan Jinan sendirian di dalam sana. Cio pun segera mengirimkan pesan kepada zee.

Nazeera

Zee
Papa mau ketemu kamu boleh?
Ayo pukul papa
Pukul sampe kamu puas sayang
Papa minta maaf sama kamu

Azizi Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang