7

33 0 0
                                    

"Jadi saya tidak perlu melakukan operasi dokter?" Tanya Paman Yuan kembali memastikan.

"Selama Kolesistitis paman tidak menunjukkan gejala yang lebih berat seperti yang dikatakan dokter Lintang tadi, mungkin dengan antibiotik dan pereda nyeri bisa menunjang beberapa waktu. Namun saran saya Paman harus melakukan operasi untuk menghindari kemungkinan buruk seperti pecahnya kantong empedu yang dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius" ucap Lian menjelaskan.

"Tapi saya takut tidak mampu membayar biaya operasi dok"

"Apa paman memiliki asuransi kesehatan?" Tanya Lintang. Paman Yuan menggeleng kecil, "paman tidak mengenal seseorang yang bisa membantu mengurus nya"

"Saya bisa bantu" tawar Lintang

Mendengar itu paman Yuan sedikit terkejut namun setelahnya dia tersenyum senang "terima kasih dokter Lintang. Jika saya memiliki asuransi kesehatan itu artinya saya bisa melakukan operasi tanpa harus memikirkan biaya kan dok?" Tanya Paman Yuan, dia harus segera melakukan operasi agar cepat sehat kembali seperti dulu dan bisa terus merawat Yuan.

"Besok saya akan membawa berkas berkas penting kesini" Paman Yuan terdengar begitu senang, hal itu membuat Lian ikut menyunggingkan senyumnya. Meskipun sedikit kaku, ternyata Lintang juga memiliki hati yang baik.

"Permisi, dokter Lintang kami sudah kembali" dokter Kenan tiba tiba muncul di pintu mengabarkan bahwa mereka telah kembali.

"Baik, terimakasih kerja kerasnya dokter Kenan"

Kenan mengangguk kecil kemudian kembali keluar untuk memanggil Deon.

"Kalau begitu, saya permisi dulu paman" setelah itu Lintang keluar menyisakan Lian, Paman dan Yuan di dalam pos kesehatan.

"Paman juga mau membantu warga dulu dokter Lian, tolong jaga Yuan jika dokter Lian tidak sibuk"

"Ahh iya, tenang saja paman. Yuan aman sama saya"

Mereka kemudian ikut menyusul keluar. Ternyata cukup banyak warga yang datang membantu.

"Dokter Kenan istirahat saja, biar saya dengan Deon yang membantu warga"

"Tidak apa apa dok?" Tanya Kenan tidak enak yang di balas anggukkan oleh Lintang dan Deon.

Lian kemudian mengajak Yuan menghampiri Lintang, Deon dan Kenan yang terlihat sedang bercakap cakap

"Itu anak siapa Lin?" Tanya Deon bingung melihat anak kecil yang sedang memeluk kaki Lian.

Lian diam sejenak kemudian dengan perlahan meraih pundak Deon dengan tangan kanannya "Deon.... Sebenarnya dia anak aku" ucap Lian dengan wajah serius.

"Haa?" Bingung Deon

"Iya... Dia keponakan kamu. Namanya Yuan" ucap Lian lagi sambil menunduk sedih. Sedangkan Lintang yang melihat itu hanya menatap Lian datar, dia sudah pernah menjadi korbannya satu kali.

"Bener dokter Lian?" Kaget Kenan yang di angguki oleh Lian.

"Tolong jangan kasi tau kak Luna ya.." Lian menghapus air matanya yang tidak terlihat dengan dramatis lalu tiba tiba terkekeh geli.

"Bodoh" Deon reflek memukul kepala Lian dengan kesal, padahal dia kira tadi ucapan Lian serius.

"Saya kirain anak dokter Lian beneran. Jadi dia anak siapa Dok?" Tanya Kenan penasaran

"Kalian berdua jangan terkejut ya, sebenarnya anak ini... Anaknya dokter Shan" ucap Lian serius kemudian menunjuk ke arah Lintang yang sudah menatapnya dengan malas.

"Apalah kamu apalah..." Kesal Kenan. Siapa juga yang akan percaya perkataan Lian barusan.

"Bercandaa.. ini keponakan pasien saya, hehe" kekeh Lian santai

Timeless HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang