5

39 1 0
                                    

"Lin ambilin minum. Kamu udah janji jadi babu aku seharian kan?" titah Deon mengingat Lian sudah berjanji akan menjadi babunya jika sudah sampai di desa.

"Gak mau, kita seri. Tadi gara gara kamu aku hampir makan udang" tolak Lian memanfaatkan keadaan

"Terus siapa yang selamatin kamu? Aku kan? Artinya kita 2:1" ucap Deon bangga.

"Yasudah aku lapor aja sama kak Luna" ancam Lian berpura pura mengetik di hp nya. "Iya..iya.. kita seri tapi jangan lapor sama kak Luna" pasrah Deon takut di berikan siraman rohani oleh kakaknya, sedangkan Lian tersenyum puas karena ancamannya berhasil.

"Udah ah, aku mau jalan jalan dulu siapa tau ketemu gadis desa" Lian kemudian meninggalkan Deon dan Kenan yang datang numpang duduk.

"Kalian bertengkar mulu perasaan" Dokter Kenan geleng geleng kepala melihat pertengkaran kecil Deon dan Lian yang memang sudah sering dia lihat ketika di rumah sakit.

"Lian soalnya ngeselin dok, suka bikin naik darah" balas Deon sambil terkekeh kecil.

Di posko kesehatan Lian menyibukkan diri dengan mengecek satu persatu persediaan obat dan peralatan medis. Dalam tempat itu terdapat ruangan terbuka untuk memeriksa pasien, ruangan untuk penyimpanan obat, dan ruangan steril jika ada pasien gawat darurat meskipun perlengkapannya tidak selengkap di rumah sakit.

Setelah mengecek, Lian kemudian keluar dan memilih untuk bersantai di depan posko sambil mengamati pemandangan desa yang begitu asri. Tak lama ada penduduk lokal yang menghampirinya

"Permisi dokter"

"Ohh iya pak, ada masalah apa? Bapak sakit?" Tanya Lian ramah

"Tidak, saya tidak sakit pak dokter. Saya hanya ingin bertanya, apa pak dokter ada melihat anak kecil yang lewat?" tanya penduduk desa itu. Lian pikir bapak itu sedang sakit, ternyata mencari anaknya mungkin

"Aduh maaf pak, saya tidak melihat ada anak kecil yang lewat. Namanya siapa pak, mungkin saya bisa bantu?" Tanya Lian

"Namanya Yuan, dia keponakan saya. Yuan memang sering kabur dari rumah karena dia suka berjalan jalan. Anak itu memang sangat bandel haha" cerita Bapak itu, Lian pikir bapak itu mencari anaknya ternyata keponakannya ya.

"Yuan..?" Lian merasa nama itu sedikit tidak asing. Namun dia tidak tahu pernah mendengarnya dimana

"Yasudah pak dokter-

"Panggil dokter Lian saja pak" ralat Lian sambil tersenyum maklum

"Ahh iya, kalau begitu saya lanjut mencari Yuan dulu dokter Lian. Nanti kalau ada anak kecil laki laki, umurnya lima tahun lewat tolong dokter Lian hentikan ya. Nanti saya kembali lagi ke sini jika tidak menemukan Yuan"

"Siap pakk, nanti saya suntik anaknya biar tidak kabur lagi" canda Lian

"Haha terimakasih dokter Lian, ohh iya satu lagi Yuan itu suka bergelayut di kaki orang. Kalau dokter Liat ada anak yang melakukan itu, sudah pasti itu keponakan saya"

"Ahh iya baik pak"

Setelah pamit, bapak itu pergi untuk kembali mencari keponakannya, dan Lian kembali duduk di tempatnya semula mengawasi sekitar jaga jaga anak yang bernama Yuan itu tiba tiba muncul.

"Haccim..."

Ketika sedang asik mengamati, Lian tiba tiba mendengar suara bersin dari belakang pos kesehatan, Lian menebak itu suara bersin anak laki laki. Lian dengan perlahan bejalan menuju belakang posko untuk mengecek siapa tau itu Yuan kan?

Setelah sampai di belakang posko, Lian melihat seorang bocah laki laki sedang bersembunyi dan membelakangi nya. Lian tersenyum lebar, pasti bocah itu Yuan. Karena dari usianya bocah itu juga kira kira berumur lima tahun.

Timeless HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang