4

33 0 0
                                    

Kini mereka telah sampai di desa. Mereka tiba sekitar jam sebelas tadi, dan sekarang telah memasuki jam satu siang. Di samping posko kesehatan, telah didirikan tenda besar yang berisi kamar untuk para dokter dan perawat, dapur, ruang makan dan ruang santai untuk berkumpul.

Mereka juga telah membereskan semua barang dan peralatan serta telah membagi kamar masing masing.
Dan saat ini waktunya mereka memakan bekal masing masing untuk makan siang.

"Deon bagi makanan"

"Males ah, siapa suruh lupa bawa bekalnya"

"Tapi tadi bibi bilang 'yasudah nanti minta bekalnya Deon saja!' gitu.." ucap Lian menirukan ucapan bibinya a.k.a mama nya Deon.

"Kalau gitu bilang dulu 'kak Deon ganteng... Boleh nggak Lian minta makanannya?' "

Mendengar itu seketika Lian merinding "Gak mau"

"Yasudah" cuek Deon melanjutkan makannya.

"Deon jelek!" kesal Lian kemudian menghampiri Kenan untuk meminta Makanannya.

"Dokter Ken yang ganteng, bagi makanannya dong" ucap Lian kemudian duduk di samping Kenan dengan tatapan memelas.

"Kasian banget, yaudah ini makan" Kenan kemudian menyerahkan bekalnya kepada Lian yang diterima Lian dengan bahagia.

"Lin!! Jangan makann!!" Belum sempat Lian menyuapkan makanan itu ke mulutnya, Deon sudah terlebih dahulu merampasnya dengan panik yang menyebabkan bekal milik Kenan dan juga milik Deon tak sengaja tumpah di atas meja. Teriakan Deon juga berhasil membuat orang yang ada disitu kaget.

"Kenapa Deon..?" Kaget Lian

"Itu ada udangnya"

Deon sebenarnya sudah memperhatikan bekal itu ketika Lian menghampiri Kenan tadi. Dan disaat Lian menyendok makanan itu dia sekilas melihat udang di dalamnya, sedangkan Lian alergi dengan sea food. Karena itu dia dengan panik merebut sendok serta bekal yang dipegang Lian, sehingga membuat sedikit kekacauan di meja makan.

Lian terkejut dan kembali melihat bekal itu yang ternyata memang ada udangnya. Mungkin Lian tadi kurang fokus makanya tidak menyadari dalam makanan itu ada udang.

"Maaf Ken, karena saya bekal kamu jadi tumpah. Lian alergi sea food, makanya saya panik dan akhirnya malah membuat kekacauan" sesal Deon.

"Ahh iya nggak masalah Yon, saya juga nggak tau kalau Lian alergi sea food"

"Sudah...Silahkan lanjutkan makan kalian" Lintang akhirnya membuka suara setelah kekacauan singkat tadi. Merekapun kembali duduk dengan tenang dan melanjutkan acara makan siangnya. Sedangkan Lian terlihat sibuk membersihkan sisa kekacauan yang terjadi karenanya. Dia merasa bersalah karena membuat bekal Kenan dan bekal Deon tumpah.

Setelah meja kembali bersih, Lian kembali duduk di samping Kenan. "Ken maaf ya" bisik Lian. "Maaf juga Lin, saya nggak tau kalau kamu alergi udang" balas Kenan berbisik yang di balas Lian dengan tanda oke lewat jarinya.

Setelah minta maaf kepada Kenan, Lian kemudian menoleh ke arah Deon yang juga sedang menatapnya "makasih.." ucap Lian tanpa suara yang dibalas anggukan oleh Deon.

Ketika tidak sengaja menoleh kesamping, Lian baru sadar ternyata disebelahnya lagi adalah Lintang. Mungkin tadi dia tidak fokus, makanya tidak menyadari keberadaan Lintang.

"Shan.. maaf ya udah buat keributan" bisik Lian kepada Lintang yang dibalas deheman oleh Lintang. Ketika Lian melirik ke kotak bekal Shan, cacing di perutnya kembali grasak grusuk.

"Shan enak nggak?"

Tanpa banyak tanya, Shan menggeser bekal miliknya kehadapan Lian yang membuat Lian terkejut, padahal dia pikir Shan tidak mungkin mau berbagi makanan dengan orang lain.

"Buat aku?" Pasti Lian

"Ya"

"Bener?" Tanya Lian sekali lagi

"Makan atau saya ambil kembali?"

"Ehh iya, makasihh Shan" panik Lian kemudian tanpa sungkan memakan bekal milik Lintang. Hal itu membuat orang orang disana terkejut.

Belum selesai keterkejutan mereka, Lintang kembali membuat mereka makin shock. Terlihat Lintang dengan tenang mengambil botol yang dari tadi di bawa oleh Lian, kemudian meminumnya. Hal itu membuat mereka mereka tentunya sangat heran, karena mereka sudah lebih dulu dan lebih lama mengetahui bagaimana sifat dan kepribadian Lintang, sehingga pemandangan ini berhasil membuat mereka hampir serangan jantung.

Sedangkan pihak yang bersangkutan dengan santainya makan dengan lahap dan yang satunya terlihat sibuk mengetik di ponselnya. Tak lama terdengar panggilan dari handphone Shan, setelah itu dia bangkit berdiri "maaf semua, saya pamit terlebih dahulu untuk menerima telfon penting. Jika kalian sudah selesai makan, silahkan kembali beristirahat di kamar masing masing. Kita akan memulai tugas jam tiga sore nanti. Permisi"

Setelah Lintang benar benar hilang dari pandangan, orang orang yang ada disana serempak menatap ke arah Lian yang juga baru saja selesai dengan acara makannya untuk meminta penjelasan.

"Kenapa?" Tanya Lian bingung

"Kenapa pak Lintang kasi kamu bekalnya?"

"Kenapa pak Lintang minum air pake botol kamu?"

"Tadi itu botol siapa? Bukannya botol air kamu ketinggalan?"

"Kenapa kamu manggil pak Lintang Shan?"

Mendengar semua pertanyaan itu membuat Lian sedikit kelabakan, dipikirannya semua yang mereka tanyakan adalah hal yang wajar, tapi kenapa mereka shock banget kelihatannya, pikir Lian.

"Jawab Lin... Gak boleh keluar dari sini sebelum kamu jawab" desak Deon

"Iya Lin, buruan jawab" dokter Karin juga ikut mendesak Lian

Melihat ketidaksabaran semua orang, Lian sedikit terkekeh kecil. Kemudian dengan santai meminum air dari botol yang tadi juga di gunakan oleh Lintang yang membuat orang orang kembali membelalakkan matanya.

"Kamu nggak pelet pak Lintang kan?" Tanya salah satu perawat yang bernama Ara penuh selidik. Mendengar pertanyaan itu seketika Lian tersedak oleh air yang sedang diminumnya.

"Yakali saya pelet pak Lintang Ra.." bantah Lian.

"Yasudah karena kalian sepertinya salah paham, sini aku jawab satu satu pertanyaan kalian"

"Pertama, kenapa Lintang kasi aku bekalnya ya mungkin karena dia kasihan. Masa dia mau biarin anggota timnya mati kelaparan?"

"Pertanyaan kedua dan ketiga, tadi pas di perjalanan aku nggak sengaja keselek ciki, tapi karena aku gak punya air akhirnya pak Lintang kasi air miliknya hehe. Dan botol air ini punya pak Lintang. Jadi wajar kan dia minum pake botol nya sendiri?"

"Pertanyaan ke empat, aku manggil pak Lintang Shan karena katanya dia nggak mau di panggil pak, soalnya dia bukan bapak saya, yasudah aku panggil Shan aja, pak Lintang tadi juga tidak protes"

Mendengar penjelasan Lian membuat rasa penasaran mereka akhirnya sedikit terjawab, namun hanya sedikitt.

"Jadi semuanya udah jelas kan..? Udah ayok bubar, mending kita istirahat dulu"

Mereka akhirnya kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat. Meskipun masih ada satu pertanyaan yang membuat mereka bingung, tapi dari reaksi Lian, sepertinya Lian juga tidak bisa menjawab pertanyaan itu

"Mengapa Lintang mau melakukan semua itu?"

____________________________________
vote & comenn please

Timeless HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang