Keesokan harinya terlihat para dokter dan perawat sedang sibuk melakukan kegiatan masing masing. Karin dan salah satu perawat bernama Ara bertugas untuk mencatat obat dan perlengkapan medis yang ada. Lintang sibuk di depan laptop, Deon dan Lian sedang memeriksa pasien, sedangkan Kenan dan dua perawat laki laki lainnya sedang pergi untuk mencari bambu bersama beberapa warga.
Sekitar jam sepuluh tadi, beberapa warga desa memang sudah bergantian datang. Kira kira sekitar lima orang terhitung dengan dua orang yang sedang di periksa oleh Lian dan Deon. Tadi Lintang juga telah meminta tolong untuk di bantu membuat sebuah tempat duduk agar para warga bisa duduk ketika sedang menunggu untuk di periksa.
Akhirnya beberapa warga menawarkan diri untuk membantu, kemudian Kenan di tugaskan bersama dua perawat laki laki untuk membantu warga mengambil bambu di hutan.
"Nenek sama kakek sangat pandai menjaga kesehatan ya? Setelah saya periksa tidak ada yang bermasalah dengan kesehatan kalian berdua" ucap Lian ramah sambil membandingkan catatan kesehatan milik sang kakek yang tadi di periksa oleh Deon.
Kakek dan nenek itu tersenyum lega ketika mendengar kondisi kesehatan mereka baik baik saja. "Makasih dokter, sebenarnya kemarin kami ingin datang memeriksa kesehatan, namun kami mendengar bahwa jika datang disini biaya pemeriksaan nya mahal karena itu kami urungkan untuk datang" cerita nenek itu yang membuat Lian dan Deon saling menatap bingung.
"Iya betul dokter, tapi untung saja kemarin kami bertemu dengan paman Yuan, dan dia memberitahu kami bahwa disini melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis. Akhirnya kami memutuskan untuk datang hari ini" sambung sang kakek.
Bukan hanya Lian dan Deon yang merasa bingung, Lintang yang juga mendengarnya ikut bertanya tanya, meskipun dia terlihat fokus di depan laptop namun dia masih mendengar cerita dari nenek dan kakek itu.
"Kalau boleh tahu, siapa yang memberitahu kalian bahwa pengobatan disini mahal?" Tanya deon hati hati
"Hmm... Kami juga tidak tahu pastinya dokter, karena kami mendengar cerita ini dari mulut ke mulut saja" jawab nenek itu
"Ahh iya, tidak masalah. Kalau begitu jangan sungkan untuk datang lagi lain kali. Kalau boleh, tolong katakan pada warga lain bahwa pengobatan disini gratis" ucap Deon ramah.
"Baik dokter, kalau begitu kami pamit dulu"
"Iya hati hati kakek, nenek" ucap Deon dan Lian bersamaan. Setelah mengantar sampai di depan pintu Lian dan Deon kembali masuk untuk menyimpan hasil tes kesehatan sepasang suami istri tadi dan melupakan kebingungan yang sempat mereka pertanyakan tadi. Mungkin karena di desa ini belum pernah datang relawan dari rumah sakit, karena itu mereka mengira bahwa pengobatan disini di bayar dan sedikit mahal.
"Shan, lagi apa?" Lian menghampiri Lintang yang masih fokus di depan laptop, namun Lintang tidak menghiraukan pertanyaannya. Akhirnya Lian mengambil salah satu kursi kemudian duduk di dekat Lintang.
"Lin jangan ganggu, Dokter Lintang mungkin sibuk" Tegur Deon takut Lian mengganggu fokus Lintang.
"Iya iya..." Lian kemudian menggeser sedikit kursinya menjauhi Lintang, namun hanya sedikit.
Lian terlihat merenggangkan badannya kemudian menjulurkan kedua kakinya lurus ke bawah lantai yang membuat tubuhnya sedikit merosot dari kursinya. Rasanya sangat nyaman menurut Lian.
Tak lama dokter Karin dan Ara juga keluar dari ruang penyimpanan obat dan ikut bergabung dengan Lian dan Deon sambil bercakap cakap ringan. Sekitar lima menit kemudian Lintang mematikan laptop yang sedari tadi menjadi pusat fokusnya.
"Laporannya sudah selesai dok?" Tanya Karin kepada Lintang yang dibalas Lintang dengan anggukan kecil. Lintang memang telah berpesan kepada anggota timnya agar tidak memanggilnya dengan pak atau bapak. Katena itu mereka tidak menggunakan embel embel pak lagi. Takut di amuk oleh Lintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless Heart
RandomKetika perjalanan mereka beribu tahun yang lalu berakhir dalam kisah "the untamed". Kini semesta kembali memberikan mereka kesempatan untuk memulai kehidupan yang baru dan mungkin dengan takdir yang berbeda. Jika dahulu mereka adalah Wei Wuxian dan...