9

54 7 2
                                    

Siang ini pos kesehatan cukup ramai oleh penduduk desa yang datang memeriksa kesehatan serta berobat. Terlihat para dokter dan perawat juga begitu sibuk melayani dan melakukan tugas masing masing.

Sekitar dua jam kemudian akhirnya penduduk yang datang selesai di periksa. Hanya saja, masih ada tersisa satu gadis desa yang sedang di periksa oleh Lian. Gadis itu sebenarnya hanya tergores ringan di lututnya, namun dia sengaja berlama lama karena dokter disana membuat matanya terasa segar.

"Adik manis, lukanya tidak parah kok. Kakak juga sudah kasi obat supaya cepat sembuh" ucap Lian ramah, meskipun dalam hatinya sudah lelah dengan ocehan gadis tersebut yang selalu ada saja pertanyaan dan keluhannya.

"Tapi kalau memei terkena infeksi bagaimana..? Memei tinggal disini saja bersama kakak dokter ya..?" Pinta gadis berumur 15 tahun itu penuh harap.

"Tidak akan infeksi adik memei, kan kakak Lian udah kasi obat"

"Huftt... Yasudah memei pulang saja. Tapi kalau memei pulang sendiri terus ditengah jalan bertemu dengan penjahat bagaimana?" Tanya memei kembali mencari alasan.

Lian menghela nafasnya pelan kemudian kembali tersenyum "tidak akan ada penjahat adik memei, kan tadi memei juga datang sendiri, tidak ada penjahat kan?"

memei menggeleng "Memei mau pulang, tapi kakak dokter harus menemani memei. Kakak Dokter juga sudah tidak sibuk kan..?"

"Udah dokter Lian, antar saja dia pulang. Lagipula sudah tidak ada pekerjaan lain" saran Dokter Karin yang juga ada dalam ruang pemeriksaan.

"Iya Lin, nanti aku izinin sama dokter Lintang" Deon ikut memberi saran

Lian menghela nafasnya kemudian mengangguk. Yasudah, lagipula sepertinya memang tidak akan ada lagi penduduk yang akan datang karena mereka sudah pergi ke kebun masing masing.

"Tapi kamu ikut juga. Masa aku nanti pulang sendiri?" Lian meminta Deon untuk ikut bersamanya karena jika pulang nanti, masa dia hanya akan diam sepanjang jalan? Oh tidak bisa.

"Wahh ayoo, memei suka bersama dokter dokter tampan" semangat memei karena melihat Deon juga cukup terlihat tampan. Lian tersenyum puas mendengar itu "tuhh dengar, kamu juga harus ikut"

"Males Lin" bisik Deon

"Wahh tidak jadi!! Sama kakak dokter itu sajaa. Dia lebih tampann!!" memei kembali heboh ketika melihat Lintang masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Ada apa?" Tanya Lintang kepada Dokter Karin

"Itu dok, gadis ini mau di antar pulang tapi harus sama dokter Lian, dokter Lian juga mengajak Deon untuk ikut. Terus pas Dokter Lintang masuk, gadis itu mungkin berubah fikiran dan meminta dokter Lintang saja yang mengantarnya pulang. Sepertinya gadis itu menyukai lelaki tampan dok haha" ucap Karin sedikit berbisik.

"Kakak itu namanya dokter Lintang, jadi memei mau dokter Lintang saja yang mengantar mei mei?" Tanya Lian senang. Memei mengangguk mantap "iya kakak Lintang saja... Sama kakak Lian juga"

Mendengar namanya juga disebut, Lian menyurutkan senyumnya. Dia pikir memei tidak akan memintanya ikut lagi. Sedangkan Deon tersenyum mengejek "kasian.." bisiknya pada Lian yang dibalas Lian dengan sikuan kecil pada lengannya.

"Adik memei... Dokter Lintang sedang sibuk, jadi memei sama dokter Lian saja ya?" Tanya Karin lembut pada memei. Karin paham jika Lintang pasti sedang sibuk untuk merekap data penduduk desa yang datang memeriksa tadi.

"Tapi memei juga mau sama kakak Lintang..." Ucap Memei menampilkan raut sedihnya

"Dokter Shan liat tuh, memei hampir nangis loh..." Lian ikut mengompori, namun Lintang tetap diam. Urusannya sekarang memang cukup banyak, jadi tidak bisa membuang buang waktu untuk hal yang tidak terlalu mendesak terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Timeless HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang