❤️‍🩹 SERVANT: 7| HIDE AND SEEK ❤️‍🩹

942 95 40
                                    

Have a great day ❤️‍🩹

Have a great day ❤️‍🩹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Aku menyukaimu.”

     Mata Viel berkedip dua kali. Apakah telinganya sudah rusak? Bagaimana mungkin seorang Damon mengatakan dua kata itu. Tapi, suasana dapur yang sunyi meyakinkan Viel bahwa dirinya tidak salah mendengar. Kepala Viel menggeleng kecil. Memutuskan tatapannya dengan Damon. “Kau hanya penasaran padaku.” Jawab Viel pelan.

     Mata Damon masih senantiasa berpusat pada laki-laki manis yang tengah memalingkan wajah ke arah lain. “Ya, anggap saja seperti itu—“

     Kedua alis Viel bertaut. “Aku bekerja di sini sebagai pelayan di dapur bukan di ranjang.” Tutur Viel tajam, memotong ucapan Damon yang belum selesai.

     Damon terdiam. Bahkan saat Viel pergi meninggalkannya sendirian di dapur. Keningnya berkerut mendapat tatapan marah dari si cantik untuk pertama kali. Kenapa Viel tiba-tiba marah padanya? Damon tidak merasa salah berbicara. Perubahan sikap yang begitu tiba-tiba membuat Damon kebingungan. Mood orang cantik memang kerap tidak bisa diprediksi.


❤️‍🩹❤️‍🩹


     “Vi, tuan Damon ingin kopi buatanmu.” Bibi Ann datang dari luar dapur memberitahu Viel yang sedang mengelap meja dapur.

     Viel terdiam sejenak. Tanpa menjawab sepatah kata, ia langsung pergi untuk membuat kopi. Dari semalam, suasana hati Viel sudah sangat jelek. Atau kemungkinan sekarang semakin memburuk. Hingga membuatnya sedikit berbicara pagi ini.

     Sejak matahari merangkak muncul dan para pelayan mulai sibuk, Viel lebih banyak diam. Mengerjakan apa yang memang sebagai pekerjaannya. Melakukan arahan bibi Ann selaku kepala pelayan.

     “Bibi Ann, kopinya sudah.” Viel meletakkan nampan yang di atasnya ada secangkir kopi hitam.

     Bibi Ann mendekat merasa dipanggil. “Tuan Damon ingin kau yang mengantarnya sendiri.”

     Viel menggeleng pelan. Menyerahkan nampan itu membuat bibi Ann terpaksa menerimanya. “Tolong ya bi, aku masih ada pekerjaan.” Sambung Viel menatap bibi Ann memohon.

     “Baiklah.” Bibi Ann akhirnya mengiyakan permintaan anak buahnya yang paling bontot.

     Viel kembali membersihkan dapur. Setelah meja semuanya mengkilap bersih dan wangi baru Viel menghela nafas lega. Meletakkan kain lap pada tempat semula. Baru ingin keluar ke ruang makan, kaki Viel berhenti diambang pintu. Matanya membelalak seketika panik. Melihat Damon sedang berjalan ke arahnya dengan wajah menyeramkan, diikuti bibi Ann di belakang.

     Viel menggigit ujung kukunya gugup. Memutuskan berlari ke halaman belakang untuk bersembunyi. Berusaha untuk tidak menimbulkan suara ribut. Viel bersembunyi di samping pintu paling belakang mansion yang menghubungkan dengan halaman belakang. Mengintip sedikit ke dalam. Tebakannya benar-benar tepat sasaran. Damon sedang mencarinya. Dilihat dari pria itu yang kini berada di dapur dan menginterogasi beberapa pelayan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang