❤️‍🩹 SERVANT: 4| INTRUDER ❤️‍🩹

532 72 50
                                    

Have a great day ❤️‍🩹

     Entahlah, Viel bingung haruskah ia bersyukur karena akhirnya bisa keluar dari ruangan mengerikan itu atau justru mengutuk Dewi Fortuna karena membuatnya berada di situasi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Entahlah, Viel bingung haruskah ia bersyukur karena akhirnya bisa keluar dari ruangan mengerikan itu atau justru mengutuk Dewi Fortuna karena membuatnya berada di situasi ini. Persetan dengan muse-muse apalah itu. Viel muak. Ia bergegas pergi sebelum takdir kembali tidak berpihak padanya.

     Kembali ke kamar. Menutup pintu perlahan. Viel menyandarkan punggungnya ke pintu sembari mengatur nafas. Tubuhnya benar-benar pegal dan kaku. Ia terjebak di sana hampir 4 jam. Bayangkan setersiksa apa dirinya, duduk diam dalam satu pose. Tangan kanannya sampai kram. Mulai detik ini ‘menghindar dari Dylan’ adalah motto hidupnya.

     “Tangankuuu...” Kesengsaraan ini harus Viel telan sendiri. Memijat perlahan tangan dan pundak kanannya. Jika waktu bisa diputar, Viel tidak akan mau membantu. Biarkan saja pameran itu gagal. Toh apa untungnya jika Viel turut berpartisipasi.

     Dikuncinya pintu kamar dari dalam sebelum Viel memutuskan mandi. Berdiri di samping ranjang untuk melepas pakaiannya lebih dulu. Alis Viel bertaut saat merasa ada yang aneh dengan ranjangnya. Lebih tepatnya selimut putih yang terbentang di atas ranjang.

     Viel melihat lebih dekat. Ada jejak melingkar seperti bekas diduduki seseorang. Viel ingat betul, ia selalu membereskan ranjang paling terakhir di setiap kesibukannya pagi hari sebelum bekerja agar saat pulang tetap rapi. Tapi saat melihat posisi bantal yang masih rapi membuat Viel seketika ragu.

     Menunda sebentar acara mandinya kali ini. Viel menatap ruangan kamarnya. Dari sudut ke sudut. Beralih membuka lemari. Masih rapi, sama seperti sebelumnya. Tidak ada barang yang hilang. Lagi pula apa yang bisa dicuri dari orang miskin seperti dirinya? Viel semakin ragu, mungkin benar ini hanya halusinasi.

     Menutup kembali pintu lemari dan pergi ke kamar mandi. Baru masuk dua langkah, Viel kembali mundur. Matanya membola tidak percaya. Menatap lantai kamar mandi yang terdapat jejak sandal. Jadi benar dugaan Viel, ada yang masuk ke kamarnya diam-diam saat dirinya sedang tidak ada. Karena Viel tidak pernah masuk ke kamar mandi dengan alas kaki. Jadi ini milik siapa?

     Jantung Viel berdetak kencang. Tangannya yang memegang kenop pintu sedikit bergetar. Memberanikan diri kembali masuk untuk melihat apakah ada yang bisa ia temukan sebagai bukti.

     Viel mengecek satu persatu. Belakang pintu kamar mandi, rak peralatan kamar mandi, dan setiap sudut. “Tidak ada yang aneh.” Gumam Viel selagi mengocok botol shampoo miliknya. Semua peralatan mandi masih ada. Viel juga mengecek sudut langit-langit kamar mandi. Sama, tidak ada benda mencurigakan. Jadi untuk apa orang itu masuk sampai ke kamar mandi miliknya? Tidak mungkin hanya iseng.


❤️‍🩹❤️‍🩹


     Malam semakin larut dan tengah malam tiba. Cahaya lampu di setiap ruangan berganti redup. Semua orang terutama pelayan sudah tertidur beberapa jam lalu karena mereka harus bangun awal untuk menyiapkan sarapan.

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang