❤️‍🩹 SERVANT: 3| GOTCHA 2❤️‍🩹

726 82 55
                                    

Have a great day ❤️‍🩹

     Matahari bahkan belum menyingsing tapi para pelayan keluarga Forcas sudah disibukkan dengan kegiatan di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Matahari bahkan belum menyingsing tapi para pelayan keluarga Forcas sudah disibukkan dengan kegiatan di dapur. Semua bekerja tanpa terkecuali. Memasak untuk sarapan para tuan mereka. Masakan harus sudah siap sebelum pukul 8 pagi.

     Viel dan beberapa pelayan laki-laki membantu menyiapkan peralatan makan. Untuk urusan memasak khusus pelayan wanita. Kecuali dalam keadaan mendesak seperti semalam yang mengharuskan semua turun tangan.

     Kali ini Viel mengelapi satu-persatu peralatan makan yang akan digunakan. Kebersihan salah satu hal paling wajib di mansion Forcas. Bahkan dalam sekali kecil sekalipun, semuanya harus dalam kategori bersih.

     Pagi-pagi sekali Viel sudah mandi dan mengenakan seragam. Walaupun percuma akan berkeringat lagi karena bekerja di dapur. Tapi inilah kelas sesungguhnya pekerja di keluarga Forcas. Mereka tidak menerima sembarang orang dari antah berantah. Tidak hanya skill yang mereka cari, namun juga penampilan. Banyak orang bertanlenta, namun jika penampilannya tidak menarik, selera makan pun tiba-tiba bisa hilang. Jahat memang, tapi apalah daya uang berbicara. Mereka yang bekerja karena membutuhkan uang dan mereka yang memperkerjakan karena tahu betul bagaimana cara membuat uang menjadi terasa mengenakkan.

     “Bibi Ann, masih ada pekerjaan yang perlu aku bantu?” tanya Viel menghampiri kepala pelayan di dapur setelah menyelesaikan pekerjaannya.

     “Tidak perlu, lebih baik kau berganti pakaian karena sarapan sebentar lagi.” Tutur bibi Ann menyuruh Viel keluar dari dapur.

     Sejak pertama kali melatih, bibi Ann sudah memutuskan menempatkan Viel sebagai pelayan yang menghidangkan makanan. Karena ia sangat terpukau akan setiap gerakan Viel seperti meletakkan piring ke atas meja atau menuangkan kopi dari teko ke cangkir. Terlihat sangat anggun dan akan sangat pas jika diposisi itu.

     Viel kembali ke kamarnya. Melepas seragam dan menggantinya dengan seragam yang sama persis. Menyemprotkan parfum di beberapa titik sembari berkaca. “Dasinya,” gumam Viel membuka lemari dan meraih dasi berwarna hitam. Menyimpulnya dengan sempurna. Sedikit merapikan tatanan rambutnya. Kali ini hanya sebagian poni yang menutupi dahi. Sisanya ia biarkan jatuh terurai. Untungnya di sini tidak ada peraturan potongan rambut pelayan laki-laki harus pendek. Jika tidak, Viel harus merelakan rambut cokelatnya yang bekas potongan wolf cut kini sudah sedikit memanjang dipotong pendek.

     Kembali ke ruang makan, Viel langsung diminta untuk menyajikan kopi nanti oleh bibi Ann. Viel bergegas ke alat khusus untuk menyeduh kopi. Meraciknya sendiri. Menyiapkan nampan sebagai alas. Dimasukkannya hasil seduhan kopi ke dalam teko, tidak lupa membawa wadah gula berukuran kecil. Saat akan keluar dari dapur, Viel urung. “Matt, bisa tolong selipkan rambutku ke belakang telinga.” Kata Viel meminta tolong. Kebetulan Matt berdiri di dekatnya dan tidak sedang memegang apa-apa.

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang