❤️‍🩹 SERVANT: 1| COME ❤️‍🩹

623 75 7
                                    

Have a great day❤️‍🩹

     “Kau putra Carlo, benar?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Kau putra Carlo, benar?”

     Senyum manis terulas. Menatap orang yang bertanya ramah. Sedikit membungkuk sebagai bentuk kesopanan. “Iya, aku putra Carlo, Aviel Diangelo.” Ucapnya memperkenalkan diri.

     Bibi Ann—kepala maid di mansion Forcas—menepuk punggung sempit Viel dua kali. “Kau bisa panggil aku bibi Ann. Tidak usah gugup, kita bekerja bersama dengan banyak orang di sini.”

     “Baik bibi Ann.” Viel membungkuk sekali lagi.

     Bibi Ann mengantarkan Viel ke sebuah ruangan untuk mengambil baju. “Ini dua puluh seragam yang bisa kau pakai.” Bibi Ann menyerahkan tumpukan jas hitam dan kemeja putih beserta aksesoris lain.

     Terlihat sekali raut kebingungan di wajah Viel saat menerima barang-barang itu semua. “Kenapa banyak sekali bibi Ann?”

     “Kau bekerja di sini bukan untuk seminggu atau sebulan. Jadi, bukankah wajar jika kau diberi banyak seragam untuk ganti. Setidaknya sehari kau mengenakan dua seragam saat pagi dan ganti sore hari. Belum lagi saat seragammu kotor terkena sesuatu.” Bibi Ann menghela nafas merasa iba. “Selain itu, kau bekerja bukan untuk dibayar melainkan melunasi hutang keluargamu. Tidak ada hari libur setiap akhir pekan, kau hanya diberi dua hari libur setiap bulan.”

     Viel terdiam. Benar, ia bekerja di sini untuk melunasi hutang-hutang ayahnya pada keluarga Forcas. Tidak ada gaji, tidak ada hari libur, dan tentunya tidak ada istirahat. “Baik bibi Ann.”

     “Sekarang ayo, aku tunjukkan kamarmu.” Bibi Ann memimpin jalan lebih dulu yang langsung diikuti Viel dari belakang.

     Tumpukan seragam kerja yang Viel bawa sampai menyentuh hidung, nyaris menutupi mata. Mengikuti bibi Ann memasuki dan melewati lorong. Banyak sekali barang mewah yang tertempel di dinding, tergeletak di atas meja, dan masih banyak lagi. Sepanjang berjalan, Viel membatin seberapa kaya keluarga Forcas, sebesar apa usaha mereka hingga bisa memiliki kemewahan ini.

     Selain itu, siapa yang tidak mengenal keluarga Forcas? Semua orang di kota juga tahu betul siapa mereka. Keluarga yang kebal hukum dan segala norma masyarakat. Semua itu bentuk dari kekuatan uang. Bahkan sampai ada yang bilang kekayaan keluarga Forcas sampai tidak bisa dihitung menggunakan kalkulator hingga menyebabkan mereka tidak bisa ‘disentuh’ oleh siapa pun.

     Siapa yang kaya dialah yang berkuasa, memang benar adanya.

     “Ini kamarmu.” Bibi Ann membuka pintu kayu berwarna coklat tua. Membantu Viel sebelum pergi dari sana.

     “Terima kasih bibi Ann.” Viel hanya bisa menunduk karena tangannya dipenuhi tumpukan seragam. Mengulas senyum juga tidak akan terlihat.

     Bibi Ann pergi, membiarkan Viel beberes sendirian. Menatap pintu kayu kamarnya. Bahkan pintu pelayan keluarga Forcas lebih mewah dibanding pintu rumahnya. Viel menggeleng kecil lalu setelahnya masuk ke dalam.

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang