"Fino, malem ini mau makan apa?" Reka bertanya saat dirinya baru saja selesai mandi. Tapi Fino tidak menjawab, membuat alisnya terangkat heran sampai sampai buru buru menghampiri Fino yang sangat fokus pada ponselnya.
"Fin." Reka menempelkan kening keduanya, minta perhatian. Tapi sekali lagi Fino masih berbinar pada layar ponsel itu.
Reka pencet layar tengah ponsel itu hingga otomatis film yang diputar terhenti. Membuat alis Fino menajam dengan mata yang menatapnya marah. Lucu.
"Apaan sih!" Lalu Fino berbalik setelah berprotes, menampakan leher mulusnya yang terpampang jelas dari balik kaos tanpa lengan itu.
"Udahan dulu dong sama ponselnya. Kita harus makan."
Reka berusaha membujuk, ia kini menyebutkan beberapa menu makan sampai camilan viral sekalipun. Tapi Fino masih anteng dengan film The House Of Dragon itu.
Emang kalau tentang naga-naga Fino suka jadi begini.
Alhasil Reka cuman memesan makanan seadanya saja dan menunggunya sambil memeluk Fino dari belakang.
Tapi Fino sepertinya memang terpenjara dengan ponselnya itu. Masa dari detik Reka ikutan nonton sambil nunggu kedatangan pesanan sampai saat ini hidangan sudah didepan mata, Fino tak bergerak sama sekali. Wangi ramen hangat saja diabaikan begini.
"Fino, ini chicken katsu loh."
Reka menatap datar sambil mencoba mencari cari rasa makanannya, di detik ini semua makanan itu terasa hambar dan malah membuat sebal. Reka kesal.
Ia jadi ingat jika tante Susan sering mengeluh tentang salah satu waktu tersulit bersama Fino adalah ketika anak itu susah makan.
Reka menyimpan mangkuk ramennya dan mengangkat tubuh Fino hingga anak itu duduk. Lalu Reka menyendok kuah ramennya dan mendekatkan itu pada mulut Fino.
Sudah disuapin begini biasanya semua makanan akan masuk.
Sayang, sekarang Fino lagi kesambet. Mulutnya terus tertutup. Bahkan ketika Reka mencolek sambel pada bibir itu pun Fino cuman mengerang lalu mengelap bibirnya dengan baju.
Reka memicingkan mata, mengingat ingat beberapa kata yang dulu selalu tante Susan sebutkan.
"Gerakan tutup mulut, alias GTM Reka. Angkat tangan deh kalau Fino udah begitu." Kira kira seperti itulah perkataan tante Susan yang menyadarkan Reka tentang kondisi saat ini.
Apa yang harus Reka lakukan?
Tentu ia sabar.
Reka menyelesaikan makannya dan menyisakan beberapa menu untuk Fino nantinya. Alih alih memaksa Fino, Reka lebih memilih untuk melakukan pekerjaannya dan menyelesaikan tugas. Tidak lupa pula memeriksa segala sudut rumah, siapa tahu ada yang rusak bisa langsung ia benarkan saat ini juga.
Saat Reka sedang membenarkan baut yang terlepas pada gantungan kunci mereka, ia berbinar saat melihat Fino berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Reka melirik kearah sofa, rupanya ponsel Fino sedang dicharge. Akhirnya anak itu lepas juga dari ponsel. Tapi perkiraan Reka meleset, Fino hanya menegak air dingin dari kulkas lalu kembali lagi pada ponsel itu.
Yap, dimainkan sambil diisi daya. Hal yang dilarang sekali oleh tante Susan maupun dirinya.
Sontak Reka mendekat dan menegur Fino. "Fino, gak boleh gitu nanti ponselnya cepet rusak. Mending kamu makan gih."
"Gak mau, Reka." Jawab Fino singkat, kini posisinya berbaring bertelungkup dengan bantal sofa sebagai tumpuan dagunya.
"Gak mau makan?" Reka tanya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 3
RomanceReka menepati janji, yaitu bisa hidup bersama dengan Fino selamanya. Namun tentu saja banyak hal yang mereka lalui bahkan setelah janji manis itu tercapai. Mereka mengalami kesulitan, tapi keduanya tidak pernah menyerah pada satu sama lain. Inila...