5

176 38 4
                                    

Membuka jendela, dia kembali hadir di hadapan gadis itu. Memastikan sendiri dengan tangannya kalau gadis itu dan pelayannya yang setia sudah lelap. Oh, dia memastikan sendiri kalau gadis itu memang mendapatkan lelapnya dengan sangat dalam. Dia memasukkan obat bius ke ruangan ini sampai gadis itu dan pelayannya pingsan.

Lucy nama gadis itu, cukup menarik dengan wajah indah yang begitu tidak bisa dilupakan.

Pelayan gadis itu tidur di sudut ruangan dengan selimut tipis. Sedangkan gadis itu sendiri tidur di ranjang dengan kain yang menutupi seluruh ranjang.

Gadis itu tidur terlentang dengan kedua tangan ada di atas tubuhnya. Sungguh darah kemegahan seperti mengalir di tubuhnya. Siapa pun yang menyembunyikan gadis ini dari pandangannya, mereka harusnya tahu cepat atau lambat dia akan menemukannya. Tidak ada yang bisa memiliki gadis ini selain dirinya. Tidak ada yang diizinkan memilikinya.

Menyibak kain itu, sang pria duduk di sisi gadis itu, meraih rambut lembut dan memainkannya dengan kedua jarinya. Rasanya menyenangkan hanya dengan melakukan hal seperti ini.

Aroma tubuh perempuan itu juga tidak berubah sama sekali. Ada aroma menggelitik seperti musim semi dicampur dengan musim hujan. Aroma itu berpadu dengan sempurna dan membuat siapa pun yang menciumnya akan menyukainya.

Sebuah gerakan dalam bayangan terasa di belakangnya. Dia bergerak mencari dengan ekor matanya.

"Yang Mulia?" sapa seseorang dengan pakaian putih terangnya. Membawa pedang pada satu tangan dan tangan lain sibuk masuk ke saku celananya. "Saya mencari anda ke semua tempat."

Nathan yang mendengar pencarian itu segera memberikan dengusan. "Wanita itu menyuruhmu datang mencariku?"

"Yang Mulia, ibunda anda hanya mengkhawatirkan anda."

"Hentikan bualan itu. Dia tidak akan memikirkan apa pun selain keuntungan. Bahkan anaknya sendiri tidak masalah dijadikan alat transaksi selama itu bisa membuat dia menang. Jadi aku tidak akan percaya dengan yang kau katakan. Katakan sekarang, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu meninggalkan aku?"

"Saya hanya ingin tahu kenapa anda di sini dan siapa gadis itu?"

"Jangan memandangnya, atau kucongkel bola matamu."

Pria itu berdeham segera dan mengalihkan pandangannya. Masih sayang dengan matanya dan ingin keduanya berada di tempat yang seharusnya.

"Lindungi dia untukku. Buat dia aman sampai ke rumah dan satu hal yang harus kau pastikan. Dia harus hadir di acara perayaan ulang tahunku. Aku tidak ingin mendengar kesalahan terjadi."

"Dia pilihan anda?"

"Dia tidak dapat melihat."

"Apa?"

"Tidak yakin apakah permanen atau selamanya. Tapi aku ingin dia tetap hadir di pesta itu."

"Jika dia tidak dapat melihat dan anda memilihnya, bukankah ibunda anda akan murka? Dia akan membuat gadis itu dalam kesulitan dan anda harus melindunginya setiap saat. Jika seperti itu, pertikaian tidak mungkin berlangsung sebentar. Harap anda memikirkannya lagi."

"Memikirkannya? Setelah kau mengatakannya, aku semakin ingin melakukannya. Membuat wanita itu kesal, sepertinya itu akan menyenangkan."

"Yang Mulia?"

Nathan menatap dengan tajam dan dalam. "Apa kau salah satu orang dari wanita itu sekarang? Kau hendak meninggalkan aku? Maka tidak masalah, aku akan membuat kau tidak mendapatkan keduanya. Kematian selalu menjadi hal yang baik untuk siapa pun yang berkhianat padaku."

Pria itu berlutut. "Ampuni saya, Yang Mulia. Saya tidak akan berani."

Nathan mendesah. Dia menyentuh pipi lembut itu pelan. "Dia benar-benar harus dilindungi. Aku tidak mau kehilangan dia dengan cara apa pun."

"Saya akan melakukannya. Saya juga menjamin dia pasti hadir di ulang tahun perayaan anda. Tapi siapa dia, Yang Mulia? Maaf, dengan lancang saya bertanya."

"Hanya gadis buta yang kutemukan di gua."

"Tapi dia memiliki pelayan dan kamar ini seharusnya kamar mewah. Hanya orang yang memiliki uang yang dapat menyewa tempat di ini. Dia bukan gadis biasa."

"Memang. Seseorang menyembunyikannya. Membuat dia tidak dapat ditemukan olehku. Siapa pun itu, akan tahu kalau aku menyukainya. Dan sepertinya tidak mau dia masuk ke dalam intrik istana yang begitu membahayakan. Keluarganya jelas tidak mengincar kedudukan. Carikan untukku siapa ayahnya."

"Sepertinya saya tahu?"

Nathan melirik tertarik. "Siapa?"

"Alan Reyes."

"Dia?" Nathan tidak banyak bergaul dengan pria itu. Tapi Alan Reyes memang selalu terkenal dengan ketidakberpihakannya pada siapa pun. Dia berdiri untuk dirinya sendiri. Membela yang benar dan menyalahkan yang salah. Dia satu-satunya orang sang raja yang tidak pernah melenceng. "Kau yakin?"

"Akan diketahui besok setelah saya mengikutinya. Saya akan segera melaporkannya begitu saya mengetahui kebenarannya."

"Baik. Aku menunggunya. Kalau memang Alan Reyes ayahnya, maka pria itu cukup berani menyembunyikan putrinya. Dia satu-satunya yang bisa membuat aku merasa tertipu seperti ini."

"Anda belum memilih ratu untuk negeri ini. Saya rasa tidak terlambat."

"Aku sudah melihat semuanya. Para perempuan yang terus berebut perhatianku selalu tampak murah dan tidak memuaskan. Mereka akan menyenangkan kedua belah pihak. Di satu sisi menjadi perempuan yang mencintaiku sepenuh hati. Di sisi lain, menjadi penjilat ibundaku sebagai jalan pintas mereka mendapatkan kedudukan yang mereka mau. Dari pada memenuhi keinginanku untuk melawan wanita itu, mereka lebih suka berada di dua perahu dalam satu waktu. Membuat mereka berpotensi besar mengkhianatiku."

"Bagaimana kalau perempuan itu sama? Mungkin dia bersikap biasa sekarang karena dia tidak tahu siapa anda. Setelah dia tahu, jika dia menaiki dua perahu sekaligus, apa yang akan anda lakukan?"

"Mengurungnya di kediamanku. Merantai kakinya dan tidak membiarkan siapa pun menemuinya. Seperti keluarganya yang menyembunyikan keberadaannya, aku juga akan melakukan hal yang sama. Bisa lebih buruk dari itu."

"Anda bertekad memilikinya," ucap pria itu mulai yakin ada obsesi yang sangat besar terkandung dalam suara rajanya itu. Tapi melihat sekilas wajah itu, pria itu sendiri yakin kalau bukan rajanya yang mengklaim, dia akan melakukan hal yang sama. Wajah perempuan itu sungguh bisa mengalihkan dunia siapa pun. "Kalau memang seperti itu, kenapa tidak langsung mengambilnya. Tidak ada yang akan mengatakan apa pun."

"Dan berpotensi membuat gadis ini lari dariku? Dia harus dipilih dan diangkat menjadi ratu cara yang benar untuk dilakukan. Memberikan jalan lurus padanya tanpa bisa menolak."

"Saya mengerti. Lalu saya akan menyiapkan segalanya. Besok saya dan dia pasti akan bertemu dan dia tidak akan memiliki pilihan lain selain membawa saya ikut dengannya."

"Lakukan yang terbaik kalau begitu. Sekarang kau boleh pergi. Dan urus mayat pamanku yang harus membusuk dengan cara yang benar. Ibunda harus melihat kematian adiknya sendiri dengan mata kepalanya."

"Mengerti, Yang Mulia." Pria itu pamit kemudian pergi. Segalanya akan menjadi lebih rumit mulai sekarang.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

My Cruel King (MIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang