13. Pengakuan

148 17 5
                                    

Seketika lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Haechan dan

bugh bugh bugh

"BERANI KAU MENYENTUH MILIKKU BAJINGAN!" teriak Mark yang baru saja masuk, ia segera mendekati pria itu lalu menghajarnya brutal hingga tersungkur.

bugh bugh bugh

pukulan keras yang di layangkan Mark membabi buta, membuat kedua anak buah itu ketakutan melepaskan Haechan dan berlari keluar.

"hiks.. Mark.." lirih Haechan sambil terisak. jujur saja dia semakin ketakutan melihat Mark yang seperti kesetanan sekarang.

"Mark.. hiks.. berhenti.."

namun Mark seakan tuli tangan itu tidak berhenti memukuli orang yang sudah berada di bawahnya. wajahnya penuh amarah, di pukulnya pria itu hingga pingsan dengan wajah yang bahkan sudah berlumuran darah.

"sayang.. berhenti sudah aku takut.." cicit Haechan. Mark sedari tadi menjadi orang yang berbeda di matanya, sungguh menakutkan.

mendengar lirihan si manis, Mark pun menghentikan pukulannya.

ia berdiri cepat dengan tangan yang penuh cairan merah, berbalik dan langsung memeluk Haechan dengan erat.

"hiks..."

tangan Mark bergerak mengelus pelan rambut si manis.

"aku disini.. aku disini sayang.." ujar Mark mengeratkan pelukannya. dia tidak bisa menahan air matanya melihat wajah dan pakaian Haechan yang terlihat berantakan.

entah apa yang Mark rasakan saat ini, dia mendekatkan bibirnya pada dahi gadis itu lalu menciumnya berulang kali.

cup! cup! cup!

Deg!

"m-Mark.." lirih si manis, jujur saja dia sangat shock. apa itu tadi?

"maaf.. maaf.." ujar Mark lirih dengan mata yang terpejam, seakan merasa sangat bersalah.  penuturan Mark membuat Haechan kaget, tapi lebih kaget ciuman yang di dapatnya tadi. pengen lagi eh-

"ayo keluar" ujar yang dominan dengan anggukan yang di berikan Haechan sebagai jawaban.

mereka pun keluar dari ruangan itu, namun sebelum keluar Mark segera melepas jaketnya dan memasangkannya pada pundak istr- eh Haechan.

📍Di mobil

"kamu tidak apa kan? dia menyentuhmu?" tanya Mark menoleh menatap Haechan di sampingnya.

gadis manis itu menggeleng. "tidak.. kamu tepat waktu, terima kasih Mark" ucap Haechan tersenyum tipis, sudah merasa lebih baik sekarang.

Mark yang sedari tadi menatap Haechan merasa sangat khawatir, iya. dia merasa sudah cukup dengan ini. Haechannya akan dalam bahaya jika ia tidak di sampingnya. sudah cukup memendam dia harus menjaga Haechannya.

dengan perlahan tangan itu menarik tangan mungil si manis, di elus dan di genggamnya lembut. hangat, seperti hatinya kala tahu miliknya ada dalam dekapannya.

Haechan sedikit terkejut saat Mark mulai menggenggam tangannya, entah kenapa jantung itu tiba-tiba berdegup kencang, bibir itu seakan ingin berteriak namun tenaganya sudah habis terkuras.

"Haechan?" panggil Mark lembut, membuat manik bulat gemas itu menatap yang dominan.

"eum.. aku tahu ini terlalu tiba-tiba" ucap Mark, ia menghela napas berusaha menetralkan gugupnya akibat jantung yang sudah berisik di dalam sana.

"entah harus dimulai dari mana tapi intinya, aku sudah lama menyukaimu Haechan"

Deg!

oh astaga, badan Haechan menjadi kaku. mata itu semakin membulat menatap wajah tampan di depannya.

Future Husband ft MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang