3. Kunjungan

221 13 0
                                    

drtttt..drrtt..

Haechan segera mengambil ponselnya saat mendengar panggilan yang masuk. mata itu seketika membulat saat dia melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"mami?!, duh gimana ini gw harus ngomong apa?" gumam Haechan panik. tidak mungkin dia mengatakan jika dia sudah bersuami dan memiliki anak. maminya akan serangan jantung.

walau dengan takut-takut Haechan segera mengangkatnya, jujur dia juga merindukan maminya.

"Hallo mi?" sapa Haechan

"sayang? kamu di mana?" tanya mami Ten di seberang sana.

namun Haechan hanya terdiam.

"Haechan kamu di apartemen kan? hari ini mami mau kesana bareng papi. kalian ini kalo ga di ingetin mana ingat sama mami?" ujar Ten dengan nada yang sedikit kesal. membuat Haechan merasa heran.

"kalian?" tanya Haechan dalam hati.

"sekarang aja ditanya malah diem. udah hari ini jangan kemana-mana dulu mami kangen kak. sebulan ga ketemu tahu!"

"hah? sebulan?" kali ini spontan Haechan membuka suara karena kaget dengan perkataan maminya.

"apa sih mi, orang kemarin baru ketemu, kan mami anterin Haechan cemilan ke kamar pas nyusun skripsi, aneh banget" jawab Haechan merasa mami Ten berlebihan. jelas-jelas kemarin malam maminya dan dia baru saja bertemu dikamar saat maminya mengantarkan cemilan.

"hah? ngawur kamu!, udah ah jangan ajak ribut, pokoknya mami ke sana hari ini" ucap Ten pada akhirnya lalu segera menutup ponselnya.

Haechan hanya bisa menghela napasnya, dia sebenarnya masih bingung dengan maksud maminya itu. apa maminya tahu dimana dia sekarang? dia bahkan tidak tahu alamat apartemen milik Mark ini.

.
.
.
.
.

Karena permintaan maminya, hari ini Haechan tidak kemana-mana. dia hanya menonton bersama Mark di ruang TV. tidak jangan membayangkan adegan romantis diantara keduanya, mereka sekarang duduk dengan jarak yang cukup jauh. tentu saja karena Haechan tidak mau dekat dengan Mark.

walau dia tahu orang di depannya ini super duper tampan dan menarik tapi dia bukan jalang gila yang menggoda sembarangan pria. Haechan masih tidak percaya jika Mark adalah suaminya. untungnya Mark juga tidak masalah dengan itu selama istrinya masih dalam jangkauan nya.

Ting tong!

"biar gw aja" ucap Haechan menatap Mark yang hanya di balas dengan anggukan. Haechan segera berlari kecil ke arah pintu lalu segera membukanya.

ceklek

"eh? mamiiiii" teriak Haechan saat melihat maminya di depannya, spontan dia merentangkan kedua tangannya meminta pelukan.

"Mark mana?"

bukannya membalas pelukan Haechan, mami Ten malah masuk dan melewati Haechan begitu saja, dan apa tadi Mark? maminya mengenal Mark?

Haechan benar-benar shock, bukankah anak kandungnya itu dia? kenapa Mark yang di cari maminya?

mami Ten berjalan masuk menuju ruang TV dan menemukan Mark yang sedang bersantai.

"hei sayang?" sapa Ten. Mark yang mengenali suara itu segera menoleh.

"eh? mami?" ujarnya kaget dengan kedatangan mertuanya.

"datang kok ga bilang?"

"loh Haechan ga bilang kamu? astaga tuh anak, iya mami dateng bareng papi. di depan tuh sama Haechan" jawab mami Ten.

Future Husband ft MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang