kejadian begitu cepat

77 11 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN GUYS

Setelah mendengar penuturan sang ibu,Sadam merasa semakin sedih bahkan kini perasaan anak itu campur aduk namun sadam tetap saja hanya akan menangis tidak ingin meluapkan amarah nya ke orang yang dibencinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendengar penuturan sang ibu,Sadam merasa semakin sedih bahkan kini perasaan anak itu campur aduk namun sadam tetap saja hanya akan menangis tidak ingin meluapkan amarah nya ke orang yang dibencinya

"Sadam,papa boleh masuk gak?".tanya Danar seraya menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar Sadam

Sadam hanya terdiam tidak menunjukkan reaksi apa apa mungkin karena Sadam merasa butuh waktu sendiri makanya anak itu hanya diam saja dan Danar yang paham pun langsung keluar dari kamar sang anak

"Mau kamu apasih? Kenapa kamu tega banget sama anak sendiri ngomong kayak gitu?".tanya Danar kepada sang istri yang kini sudah berada di kamar

"Salah aku dimana sih mas? Aku cuma ngomongin apa yang harusnya dia ketahui toh dia udah besar jadi yaudahlah ".sewot sang istri membuat Danar banyak banyak mengelus dada

"Tapi kamu kan ibunya,harusnya kamu jauh lebih memahami anak mu. Ayolah Delima berdamai sama keadaan yang gak bisa kamu ubah ".ucap Danar kepada sang istri yang masih sibuk menatap layar handphonenya

"Kamu berharap apasih ke aku? Aku cape mas anak aku juga bukan cuma dia doang,ada Zaki sama Satria yang harus aku perhatiin mereka juga butuh perhatian aku".sahut Delima

"Kamu keterlaluan".lirih Danar

Kini Danar tengah berada di dapur untuk menenangkan diri,dirinya merasa gagal karena sudah salah dalam mendidik istrinya yang kini menjadi pembangkang. Danar mengusap wajah nya secara kasar dan menghela nafas

"Ya tuhan ini ujian seperti apa? Aku bisa menerima semua ujian mu tapi tolong jangan putra bungsu ku yang menjadi korban".lirihnya dengan wajah menahan amarah

Bahkan kini apa yang dirasakan nya tidak lah sesuai dengan hal yang di impikan nya, ternyata memang betul kita hanya bisa merencanakan namun tuhan lah yang bertindak semua pasti ada makna,namun Danar belum menemukan makna dibalik ini semua. Dirinya merasa hidup nya serba berkecukupan namun? Namun mengapa Sadam yang menjadi imbas dari semua ini?  Bahkan kini Danar harus selalu berusaha membuat sang anak percaya diri untuk bergaul
.
.
.
Kini di kamar Sadam tengah menangis anak itu sedang mengadu kepada sang nenek dengan tersedu-sedu Sadam mengadu kepada sang nenek yang kini sudah tenang diatas sana

"Nek,Sadam normal kan?".tanya nya

"Kenapa Sadam selalu di cap cacat nek? Kenapa nek?".tanya nya dengan nafas yang sudah susah bahkan kini muka sadam sudah merah padam karena kelamaan menangis

"Sadam lelah nek,tapi kata nenek gak boleh ngeluh tapi Sadam capek. Kekurangan Sadam seperti aib buat mama".ucapnya di dalam hati

si Bisu {Ending} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang