Episode 4

320 48 34
                                    

Tampak dua orang tengah meringis kesakitan, tubuh mereka dipenuhi luka dan lebam. Tapi mereka merasa bersyukur tidak ada yang melihat pertengkaran tadi. Akan sangat memalukan jika orang-orang mengetahui bahwa mereka berdua baru saja dikalahkan oleh seorang gadis. Yah, meskipun salah satu dari mereka juga merupakan seorang gadis.

"Ruka-ya, kau bisa bangun?" Yedam yang telah berdiri lebih dulu mengulurkan tangannya untuk membantu Ruka. "Arrgghh, sial!" gadis itu meliukkan tubuhnya kesakitan, tangannya meraih tangan Yedam yang terulur. "Ayo ke rumah sakit, biar aku yang menyetir." Yedam meringis saat mulai melangkah, Dain menghajarnya terlalu parah.

"Tidak, kita ke basecamp saja!" Ruka harus dipapah oleh Yedam untuk berjalan, kondisinya lebih serius daripada Yedam. "Tapi kondisimu lebih parah dariku, kau yakin tidak mau memeriksakan diri?" pemuda itu masih memapah Ruka, melewati tempat yang tidak banyak dilewati orang menuju mobil. "Tidak perlu. Ini hanya luka kecil!" pandangannya tajam ke depan disertai ringisan di bibirnya.

Yedam hanya mengikuti keinginan Ruka, ia membawa gadis itu ke basecamp mereka. Sudah ada 3 orang teman mereka yang sedang bersantai di sana. "Ada apa dengan wajah kalian? Kenapa bisa sejelek itu?" seorang gadis dengan rambut medium length berwarna pink bertanya acuh tak acuh pada Ruka dan Yedam. "Ryujin-a, kau baru menyadari itu? Bukankah memang sudah sejak dulu wajah mereka jelek?" seorang gadis dengan mata rubah sibuk terbahak menertawakan ucapannya sendiri.

Seorang pemuda dengan banyak aksesori di wajah dan telinganya ikut terbahak, "Yeji-ya, kau terlalu jujur, astaga." Tawa keduanya dihadiahi tatapan tajam oleh Ruka dan Yedam. "Hwang Yeji, Choi Hyunsuk, kalian berdua ingin mati rupanya." Keduanya segera berhenti tertawa. Ruka seperti seorang ketua dalam circle mereka. Bukan dia tidak bisa berkelahi, bahkan dia yang paling jago dalam hal beladiri di antara mereka berlima. Hanya saja kemampuan Dain terlampau hebat untuk ia lawan.

"Bagus kalian semua berada di sini. Aku ingin kalian memberi pelajaran pada seseorang yang telah membuatku seperti ini." Ruka duduk di single sofa, menatap temannya satu persatu sembari mengompres luka-lukanya. Ia benar-benar tidak mau dibawa ke rumah sakit. "Memangnya siapa yang sudah membuat kalian seperti ini?"

Pertanyaan Ryujin membuat raut wajah Ruka kembali mengeras, "Si sialan Lee Dain! Pengganggu yang selalu mengganggu setiap rencanaku." Pandangannya lurus ke depan, menatap tajam penuh dendam. "Apa?! Lee Dain?! Putri Lee Dong Wook dan Bae Suzy yang merupakan pengusaha terkaya nomor satu di Korea?! Kau gila?! Kau ingin keluarga kami semua bangkrut, hah?!" Ryujin berdiri, membentak marah ke arah Ruka.

Ruka yang dibentak seperti itu merasa tak terima, tatapan tajam dan dingin ia layangkan ke arah Ryujin. "Kau takut? Gunakanlah otakmu itu untuk menyusun rencana menghabisinya tanpa ketahuan, Bodoh!" harga diri Ryujin terluka, namun ia tak bisa melawan. Perusahaan keluarga Ruka memegang kelemahan perusahaan keluarganya. Tapi jika ia mengikuti perintah Ruka, keluarganya pun tetap akan hancur oleh rencananya. Karena Aurora Company merupakan pemilik saham terbesar di perusahaan keluarganya.

"Ruka-ya, ikut aku sebentar." Yedam berdiri dari duduknya, mengajak Ruka sedikit menjauh dari ketiga teman mereka. Ruka hanya mengikutinya dengan malas, "Kenapa?" ekspresi malas ia tunjukkan sembari bersedekap dada. "Mulailah dengan membuat si putri keluarga Kim membencinya, sepertinya kekasihmu itu mudah untuk dipengaruhi. Aku yakin, jika gadis itu yang meminta untuk tidak mencampuri kehidupannya, putri keluarga Lee itu tidak akan bisa menolak." Jelas Yedam yang membuat Ruka tampak mulai memikirkan saran itu. "Sepertinya idemu patut dicoba." Seringaian seram tampak di wajah Ruka.

Di sisi lain, di apartemen Dain, Asa tampak menyandarkan kepalanya di bahu Dain, ia bercerita bahwa beberapa orang gadis mendorong dan memakinya secara tiba-tiba tanpa alasan di kampus Ruka tadi, itulah yang membuat ia menangis dan segera kembali ke mobil, tidak melanjutkan untuk mencari Ruka. Ia kemudian bercerita juga pada Dain tentang pertemuannya dengan Ruka kemarin, bercerita tentang ia yang bersenang-senang bersama Ruka kemarin di taman bermain.

Kutunggu Kau Putus - RorAsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang