02| Twins?

24 7 1
                                    

Seorang gadis dengan tubuh yang bergetar hebat menyaksikan bagaimana seorang gadis yang sangat mirip dengannya di depan sana tengah berjuang bertahan hidup untuk dirinya sendiri, dengan seluruh tubuh yang basah bercampur dengan darah yang bercucuran dimana mana.

Gadis itu berlari kencang mencari tempat perlindungan tidak ada keraguan sama sekali diwajahnya karna ia terus berlari dengan kaki yang terseok pelan, dibelakangnya terdapat puluhan orang berbaju hitam yang mengejarnya dengan berbagai senjata.

Gadis itu terjatuh dengan tubuhnya yang sudah tidak bisa menahan sakitnya, berkali kali menatap kanan dan kiri berharap ada seseorang yang akan menolongnya, namun tiba tiba sebuah peluru menembak dengan meleset ke arah sampingnya. Ia menatap peluru tersebut dengan wajah gemetar, sekali lagi ia bangkit dan tetap berusaha untuk berlari sebisanya.

Namun terlambat sebuah peluru menembus tepat di bagian dadanya dengan darah yang langsung merembes kencang bagaikan air yang mengalir deras.

Gadis yang sedari tadi menatapnya berteriak kencang bak kesetanan ia ingin berlari menyelamatkannya namun tubuhnya seakan dikunci dan ia tidak bisa lari kemana mana. Ia hanya bisa menyaksikan seorang gadis di depannya mati mengenaskan.

"TIDAKKKKK!"

Dengan keringat yang bercucuran dan wajah yang sangat pucat pasi ia terbangun dari tidurnya, menatap sekeliling dengan penasaran takut. Mimpi itu terus menghantuinya siang dan malam.

Beberapa tahun terakhir ia memang sering kali memimpikan seorang gadis yang sangat mirip sekali dengannya, gadis itu kerap kali seperti meminta pertolongan padanya, namun sialnya ia hanya bisa menatap dan berdiam diri bagaikan saksi bisu yang tidak bisa bergerak kemana mana.

Mulutnya seakan dibungkam oleh rasa ketakutan yang sangat luar biasa, ia terisak pelan seraya turun dari ranjangnya menuju meja dengan cermin diatasnya. Ia menatap dirinya sendiri dengan air mata yang terus berlinang.

"Siapa dia? Kenapa dia terus mendatangi mimpi ku?" Ucapnya seorang diri.

Sebuah pintu terbuka kencang dengan berdirinya tiga orang pria yang menatapnya dengan raut wajah yang khawatir. Ketiganya menghampirinya dengan sang kakak yang sigap langsung memeluknya, seakan mengetahui apa yang baru saja terjadi di dalam mimpinya. Ia menatap ketiganya dengan tatapan bingungnya.

"Mimpi itu lagi?" Tanya sang ayah yang tampak khawatir.

Ia mengangguk pelan dengan kembali memeluk memeluk tubuh sang kakak. Ia tidak ingin mengingat mimpi buruk itu lagi, namun ia juga terlalu penasaran dengan siapa sosok yang selalu datang ke dalam mimpinya, dan kenapa gadis itu bisa sangat mirip dengan wajahnya.

Semuanya seakan terasa nyata dengan rasa sakit yang terasa begitu nyata. "Ayah, siapa gadis itu?"

Sang ayah langsung sigap menghampiri memeluknya erat seraya mengelus surai rambut putrinya.

"Tidak usah di pikirkan, itu hanya bunga tidur mu." Jawab sang ayah dengan tersenyum lembut.

Ia hanya mengangguk sebagai jawaban, namun jauh di dalam lubuk hatinya ia terus bertanya siapa gadis itu, tidak mungkin selama ini ia bermimpi orang yang sama hanyalah kebetulan semata dan hanya sebuah buah tidur saja.

"Baiklah, apa kau lapar?" Tanya sang kakak

Ia mengangguk sebagai jawaban, ia kemudian menatap sang asisten pribadinya yang sedari hanya diam menatapnya tanpa berkata apapun.

"Jayden tolong ambilkan sarapan untuk putriku, dan temani dia." Perintah sang ayah dengan Jayden yang langsung menurutinya tanpa ragu.

Pria itu langsung keluar dari kamarnya begitupun dengan sang ayah dan kakaknya. Ayahnya mencium keningnya lembut seakan memberi ketenangan setelah itu keduanya keluar.

KATHRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang