🌹WARNING!!🌹
HANYA CERITA FIKSI DAN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KISAH NYATA KEHIDUPAN AKTOR ATAU ARTIS YANG MENJADI PEMERAN DI DALAM CERITA INI!!
JANGAN MELAKUKAN PLAGIAT DENGAN MENGAMBIL IDE TANPA SEIZIN PENULIS!!
TERIMA KASIHAuthor Point Of View On
"Apa kamu pikir aku tidak bisa masuk ke dalam kalau kamu menguncikan aku pintu seperti ini, Gulf? Aku adalah seorang Iblis yang hidup lebih lama darimu. Kamu seharusnya tidak meremehkan kekuatanku seperti ini!" Sang Iblis kini sedang berdiri di depan pintu kamar tamu sambil berteriak untuk berbicara kepada Gulf.
Dia masih menghargai Gulf dengan cara tidak masuk ke dalam kamar dengan menggunakan kekuatannya, tapi kalau Gulf bersikap kekanakan seperti ini, hal itu akan membuatnya marah. Sang Iblis tahu terkadang Gulf menyembunyikan perasaannya dari Mew meskipun mereka adalah sepasang kekasih. Tapi dia bukanlah Mew yang terkadang bersikap egois dan bertindak semaunya.
Mew selalu berhasil melindungi sang terkasih meskipun mengorbankan dirinya sendiri. Itu patut diacungi jempol. Namun sikapnya itu membuat Gulf sering memilih menutupi perasaannya karena takut kembali membuat Mew terluka. Sang Iblis berkali-kali mengetuk pintu itu dengan kencang dan menyuruh Gulf untuk membuka pintu, tapi Gulf tidak mau melakukannya.
"Kalau Phi masuk ke dalam kamarku tanpa persetujuanku, aku akan bunuh diri bersama anak kembar kita! Aku tidak pernah main-main dengan ancaman ku." Gulf sebenarnya merasa takut, namun dia tidak ingin bertemu dengan Iblis yang berwujud Mew itu.
"Kamu tidak akan pernah benar-benar mati, Gulf. Kalau kamu ingin membunuh dirimu sendiri, itu malah justru lebih baik agar kamu bisa menjadi Iblis seutuhnya sama seperti aku, tapi kita berdua tidak akan pernah punya anak. Tidak masalah bukan? Selama kita hidup bersama selamanya."
"Phi, bisakah Phi memberikan aku waktu untuk berpikir? Aku butuh waktu sendiri untuk berpikir dan perlahan menerima semua ini. Aku mohon.." Gulf memohon kepada sang iblis, namun tidak dikabulkan.
"Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu sendirian. Kamu adalah istriku, jadi aku harus berada di sampingmu." Sang Iblis itu kini sudah berada di belakang Gulf sambil memeluk tubuh Gulf dari belakang.
"Aku mohon."
"Aku tidak akan membiarkanmu sendirian Gulf. Seringkali kamu berpikiran yang macam-macam tanpa pernah memberitahuku apa isi hatimu sebenarnya. Kamu menahan semuanya sendirian sehingga membuat aku merasa bersalah."
"Aku berjanji tidak akan seperti ini lagi kalau Phi mau memberikan aku waktu. Aku butuh waktu semalam saja."
"Tidak ada jaminan untuk itu. Manusia pun sering kali ingkar terhadap janjinya. Kamu masih memiliki sifat manusia itu. Aku tidak yakin kalau masalah ini akan selesai dalam semalam."
"Lalu, aku harus bagaimana sekarang? Aku bingung karena semua ini bukan pilihan yang aku inginkan. Rasanya terlalu tiba-tiba."
"Kamu harus memilih sekarang! Hidup sebagai manusia setengah iblis dan bahagia bersama Mew dan juga anak-anak atau menjadi seorang iblis selamanya, tapi tanpa ada Mew dan anak-anak?"
"Apakah kamu juga berpura-pura menjadi Phi Mew saat ini?" Gulf bertanya kepada sang iblis.
"Apakah kamu pikir seseorang bisa benar-benar kembali dari kematian? Apakah kamu mengira ini di dunia dongeng sekarang?"
Gulf merasakan sakit yang luar biasa setelah mendengar kata-kata itu. Dia merasa dibohongi oleh iblis itu. Selama ini dia berhubungan intim dengan orang lain, bukan dengan Mew.
"Hiks.. Hiks.. kamu membohongi aku selama ini. Aku pikir, kamu benar-benar Phi Mew." Gulf menangis meratapi nasibnya saat ini.
"Aku bisa menjadi Mew selama kamu menginginkannya. Aku juga bisa menjadi siapapun yang kamu inginkan."
![](https://img.wattpad.com/cover/376135829-288-k953683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL WINGS
FanfictionGulf merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar di Thailand. Dia diculik oleh seorang penganut sekte untuk dipersembahkan kepada seorang Iblis yang menyerupai manusia. Iblis itu sengaja menyerupai kekasih Gulf yang telah lama meninggal hanya...