Bab 11

1K 151 38
                                    

🦋 selamat membaca 🦋


Catatan: balik lagi pake bahasa baku, lebih enak menggunakan bahasa baku, ngerasa lebih dapet aja emosinya

.

Ahyeon tidak memaksa, tidak bermaksud egois, tidak bermaksud jahat. Ia hanya tidak suka membagi manusia favoritnya, terlebih Pharita dan Ruka pernah saling mencintai, Ahyeon merasa takut. Bahkan Pharita pernah berbuat sejahat itu hanya untuk merebut Ruka kembali.

Apa salah ia bersikap seperti ini sekarang?

Ahyeon tidak pernah lupa tentang apa yang terjadi waktu trainee. Tentang Pharita yang melakukan segala cara hanya untuk mengambil Ruka kembali. Dan tentang Ruka yang begitu mencintai gadis itu.

Ahyeon sadar, tapi bertanya-tanya apakah sebenarnya ia sudah berhasil membuat Ruka hidup bahagaa bersamanya?

Keadaan wanita itu kacau, dia hancur, kecewa dan terluka. Luka lama itu telah kembali padahal Ahyeon baru merasakan indahnya di cintai oleh Ruka. Namun, sekarang harus terancam berakhir.

Tidak ada yang bisa menjamin kalau cinta lama mereka tidak akan bersemi kembali.

Tidak ada jaminan. Kebersamaan selalu menghidupkan kenangan lama.

Dan Ahyeon merasa takut untuk menghadapinya. Ia belum siap, ia masih menginginkan hidup bersama Ruka lebih lama lagi. Dia masih membutuhkan Ruka untuk bahagia.

"Rasanya aku ingin mati kalau harus hidup tanpamu. Aku sangat mencintaimu sampai aku merasa tidak membutuhkan siapa pun selain kamu," ucap Ahyeon menatap Ruka di sampingnya.

Ruka terharu, mempererat pelukan mereka tak lupa terus mengucapkan kata maaf pada istrinya. Ruka tidak pernah menyangka kalau keputusannya akan menyakiti Ahyeon separah ini, padahal Ruka pikir itu akan mengurangi rasa sakit Ahyeon nantinya.

Ruka sangat memperhatikan Ahyeon dan kesehatannya. Ruka tau, pada saat itu mungkin Ahyeon ada di rumah sakit untuk cek up dan Ruka tidak mau membuatnya khawatir karena tawaran dari Sajangnim. Jadi, apakah Ruka salah menunda mengatakan hal itu padanya?

"Aku tidak bisa membiarkanmu bersamanya. Aku takut, sangat takut," ujar Ahyeon meremas lengan Ruka yang melingkar di perutnya.

"Setiap memikirkanmu aku selalu merasa takut. Aku baru saja merasa bahagia hidup bersamamu. Aku baru tau rasanya di cintai olehmu, baru tau rasanya memilikimu."

"Maafkan aku," ucap Ruka dengan suara bergetar. Ia tak tega melihat keadaan Ahyeon, tapi ia adalah pelakunya.

"Katakan satu hal, Kak. Apakah aku membuatmu bahagia?" tanya Ahyeon.

Ruka terdiam sesak. Pertanyaan keramat yang hanya akan menjadi bumerang kalau di jawab, kalau pun tidak di jawab tetap akan memperburuk keadaan.

"Aku tanya, apa aku berhasil membuatmu bahagia selama ini?"

"Aku sangat bahagia bersamamu," jawab Ruka menangkup sebelah pipi Ahyeon, mengusap dengan lembut sisa air mata itu.

"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, mendapatkanmu sangat susah. Ibu kamu akan semakin menjauhkan kita kalau tau soal ini, dan aku minta sama kamu jangan bilang apa-apa sama dia, aku pun takut kehilanganmu," ucap Ruka.

"Kalau kamu takut, kamu seharusnya tidak melakukan semua ini 'kan?" tanya Ahyeon.

Ruka mengangguk mengakui kesalahannya. Ia menahan tangis sebisa mungkin, tak mungkin ia menangis di hadapan Ahyeon.

"Aku melakukan semua ini untuk Riri hanya sebagai sahabat, sebagai temannya aku ingin membantunya. Ini demi masa depannya juga," ujar Ruka menjelaskan.

"Aku dan dia sama-sama anak rantau, kami berusaha keras berlatih sampai bisa berada di sini bersama kalian. Tidak mudah bagi kami beradaptasi dengan lingkungan baru, bahasa baru, makanan baru dan budaya baru. Aku hanya berusaha menjaga hasil kerja kerasnya."

Forever | Trainee Wala Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang