Keesokan harinya, Satya mendatangi rumah Reyna untuk membicarakan mahar, karna Satya ingin yang terbaik untuk Reyna, meski dia memang belum bisa mencintai Reyna seutuhnya.
Reyna yang ada di kamarnya masih saja murung, dan tak ingin makan apapun, kedua orangtuanya menghawatirkannya, tapi mereka juga seperti ini agar Reyna menjadi pribadi yang lebih baik, mereka tak ingin Reyna menikah dengan orang yang salah, karna sebenarnya Satya dan Reyna itu sudah kenal sedari kecil, tetapi mungkin Reyna dan Satya sama-sama lupa akan kebersamaan mereka saat kecil.
Vivi memasuki kamar Reyna dan mencoba mengajak adiknya ngobrol dengannya..
"Ekhem, heh bocil udah dong Jangan galau mulu "
"Issh, lu kok main masuk aja sih." kesel Reyna
"Ya lagian gedek banget gue, mau nikah doang murungnya kaya ayam mau mati." ejek Vivi
"Eh btw Satya mau kesini loh, dia mau nanya mahar ke lu" kata Vivi
"Ck, terserah gak guna" kesal Reyna
"Idih ini anak, siapa sih yang ngajarin kek gini." kesel Vivi
"Lagian sibuk amat ngurusin hidup gue" kesal Reyna.
"Yakin gamau nikah sama Satya? Dia pangeran ganteng loh" ejek Vivi
"Apaan sih, jomblo ngenes kaya gitu di bilang pangeran" ketus Reyna
"Emm agaknya adikku tersayang ini sudah lupa dengan masa kecilnya" Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Maksudnya apa?" Tanya Reyna.
"Gue cuma mau ingetin lu, kalo dulu lu sayang banget sama pangeran ganteng itu." kata Vivi sambil keluar dari kamar Reyna.
"Idih apaan sih ga jelas banget." kesal Reyna.
"Pangeran ganteng? Kaya ga asing sih panggilannya? Tapi siapa yang di maksud sama kak Vivi?" Batin Reyna bertanya-tanya
_SKIIIP_
Satya pun datang ke rumah Reyna dan di sambut hangat oleh kedua orang tua Reyna.
"Assalamualaikum mah.. pah." Satya mengucapkan salam
"Waalaikumsallam, waduh calon mantu mamah udah datang toh." sambut Bu Sania
"Hmm ini mah saya kemari mau menanyakan kepada Reyna, mahar apa yang ia mau." Ucap Satya sambil tersenyum
"Duh pengertian banget ya kamu sama Reyna, padahal dia masih aja judes sama kamu." Ucap Bu Sania tak enak hati
"Ah gapapa ko, Satya tau butuh banyak waktu buat Reyna menerima Satya." kata Satya
"Yaudah tunggu ya nak, mamah panggilkan dulu Reyna nya." Ucap Bu Sania sambil melangkah ke lantai atas untuk memanggil Reyna
Tok,,, tok,,,, tok,,,,
"Rey ayo keluar, di depan Satya sudah nungguin kamu."
"Mau apa lagi sih dia kesini mah."
"Heh ga boleh begitu, dia calon suamimu, dia kesini mau menanyakan mahar apa yang kamu mau." Bu Sania menjelaskan
"Dasar cari muka." ucap Reyna sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Ayo keluar atau ayah memblokir kartu ATM kamu." suara bariton itu mengagetkan Reyna di dalam kamar, ia tau papah' nya pasti marah besar bila ia terus berada dalam kamarnya
"Ish, ngancam troooos." kesel Reyna
Akhirnya Reyna pun mengalah dan keluar menyusul papah dan mamahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My teacher my husband (TAMAT)
Teen FictionKisah cinta Reyna Ananta Wijaya dan Satya Nadella yang terjebak dalam perjodohan yang dipaksakan oleh masing-masing orang tua mereka, dua jiwa yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. "Aku tidak bisa menolak perjodohan ini, ayahku sudah memutuska...