Chapter 00

4 1 0
                                    

Dengan napas terengah-engah seorang pria berjalan sempoyongan di sebuah lorong hotel. Ia terlihat kesulitan menghirup udara di sekitarnya yang memiliki penerangan yang redup.

Tak disangka sebuah pintu di seberangnya terlihat terbuka dan memancarkan cahaya yang begitu terang. Tanpa ada keraguan sedikitpun pria itu segera menelusup masuk seolah mencari ruang dengan pencahayaan terang benderang.
Begitu ia masuk, ia mulai bisa mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

"Kau butuh bantuan?"

Saat ia tengah fokus menenangkan diri, tiba-tiba sesosok wanita mengagetkannya.
Dengan masih berpegangan pada knop pintu, pria itu mengamati tiap jengkal tubuh wanita di depannya.
Wanita itu mengenakan pakaian yang sangat minim sehingga membuat beberapa anggota tubuhnya terekspos.

"Si—siapa kamu?"

Tanpa aba-aba wanita itu mendekat hingga hanya berjarak beberapa senti darinya. Sang pria berusaha menjauh, namun sayangnya akibat terpengaruh alkohol, pria itu justru tersungkur dan membuat pintu yang tadi ia gunakan untuk menahan tubuhnya itu tertutup sepenuhnya.

"Kenapa kau bertanya? Bukankah kau sendiri yang suka rela memasuki kamarku, pria tampan?" ujar wanita itu berjongkok mengikis jarak.

Jemari lentik berkutek merah itu menyapu rahang tegas sang pria hingga berhenti pada bibir merahnya. Napas pria itu kembali memburu dengan kedua telapak tangannya meremas erat jas yang ia kenakan. Sensasi panas pun mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Lagi-lagi dengan tanpa malu wanita itu mendekatkan tubuhnya hingga membuat posisi sang pria terhimpit. Pria yang tengah mabuk itu tak berdaya dan pasrah dengan apa yang hendak wanita itu lakukan kepadanya.
Wanita berpakaian minim itu lantas mendekatkan bibirnya pada telinga sang pria.
Ia meniup perlahan rahang pria itu hingga membuat sang empu bergidik.
Salah satu sudut bibir wanita itu terangkat kemudian ia berbisik.

"Lepaskanlah, hanya ada kita berdua di sini. Kita bisa habiskan malam bersama."

***

"Elbarak Berengsek!"

Seorang pria berpakaian acak-acakan dengan keadaan kacau sedang meluapkan amarah dihadapan asistennya. Ia berulang kali mengacak rambutnya hingga membuatnya semakin kusut.

"Tenanglah, Pak, pasti masih ada cara untuk menghindari kemungkinan terburuk," ujar sang asisten bernama Herga berusaha menenangkan bosnya yang tengah kalap.

Mendengar penuturan Herga, pria bernama Levin Salvador itu melirik tajam. "Bagaimana?! Kau tahu sendiri Elbarak itu sangat licik dan ini pasti sudah direncanakan."

Herga menunduk takut ia seharusnya tahu bosnya itu pasti juga telah memikirkan jalan keluar untuk menghindari kemungkinan buruk. Dan ketika bosnya itu telah frustasi seperti ini pastilah sudah mengalami kebuntuan.

"Kau sudah tau siapa wanita yang memesan kamar itu?" tanya Levin mendudukkan diri dikursinya.

Tanpa babibu Herga menyodorkan sebuah amplop berkas yang tercetak kop atas nama Hotel Delima.

"Namanya Zila Dewantari, Pak. Saya sempat menyelidiki dia hanyalah mahasiswi biasa dan sejauh yang saya tahu ia tidak memiliki hubungan dengan Pak Elbarak maupun perusahaannya."

Levin menerima kertas itu dan mengamati secara seksama. Ia membaca identitas Zila Dewantari hingga mengamati foto wanita berambut panjang itu. Sayangnya karena pada malam itu ia dalam kondisi mabuk, ia tak mengingat wajah wanita yang semalam membuatnya terbangun dalam keadaan telanjang dada di sebuah kamar hotel yang telah kosong.

"Baiklah kalau begitu cari wanita itu secepatnya. Aku ingin mengikatnya agar tak ada rumor yang merugikan kita," sahut Levin.

Kedua alis Herga bertautan heran. "Maksud bapak mengikat?"

Levin mengambil napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya kasar.
"Aku akan menikahinya."

[WELCOME TO SALAH NIKAH]
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan
Vote dan coment
-18 Sept 24-

Tersakitinya Hati Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang