Kasih Sayang Hingga Akhir Hayat

24 3 0
                                    

Tempat kejadian, nama, dan lain-lain adalah fiksi. Tidak ada maksud untuk menyebutkan seseorang di dunia nyata. Tidak disarankan bagi anak berusia 17 tahun kebawah.

***

Setelah mengambil nafas dalam, wajah Ricky perlahan menjadi melunak. Ia menatap Sabiru dengan senyum tampannya, "aku tidak pernah tahu Finn mau mengambil seseorang menjadi muridnya." Katanya.

"Tuan Sheamus sebenarnya saya memiliki pesan untuk anda, tuan Schilder mengatakan dia menunggu anda di tempat Amouri mencatat kalian."

Keheningan berlangsung sejenak dengan Ricky yang tertegun berusaha untuk mencerna ucapan Sabiru. Dengan mata berbinar penuh harap ia menatap Sabiru,

"Apa itu.... Benar?"

Sabiru mengangguk dengan percaya diri bahkan ia menatap lurus pada Ricky sebagai kesungguhannya atas kata-katanya.

Ricky segera berdiri dari tempat duduknya, ia berjalan kearah Cassandra terburu-buru lalu keduanya sedikit berbincang-bincang di tempat yang jaraknya cukup jauh dari anak-anak. Evangeline mendekati Sabiru sambil menatap kedua pasangan muda itu dengan bingung.

"Sepertinya mereka sudah menentukannya." Evangeline berceletuk.

Sabiru tidak mengerti ucapan Evangeline jadi ia mengabaikannya, lalu kini tatapannya tertuju pada bangsawan kecil di depannya ini yang menatapnya dengan tajam.

"Apa yang kau bicarakan dengan tuan Sheamus?" Bocah itu bertanya dengan nada penuh mengintimidasi.

"Hanya percakapan dewasa."

Sabiru menjawab seenaknya dan memasukkan biskuit kedalam mulutnya. Walaupun Sabiru tidak tahan dengan tatapan bocah dihadapannya, ia memasang ekspresi tidak peduli. Setelah sekitar 10 menit pasangan muda itu berbincang-bincang, mereka kembali lagi tetapi dengan hanya Cassandra saja sedangkan Ricky sudah pergi entah kemana setelah bertukar kata dengan Pak Tua Arus.

"Jadi kami sudah menentukan anak mana yang akan kami rawat sementara waktu dan menjadi bagian dari keluarga Sheamus, omong-omong saya minta maaf karena tuan Sheamus tidak bisa berlama-lama disini karena mendadak ada suatu hal yang mendesak. Jadi kami memutuskan untuk membawa Sabiru."

Semua anak-anak menatap Sabiru tidak percaya bahkan ada yang berani melayangkan protes kepada Cassandra namun hanya dibalas oleh candaan oleh wanita muda tersebut.

Apa dia baru saja membiarkan Ricky pergi menemui Finn? Mengapa?

Sabiru menatap dengan bingung. Percakapan yang terlihat serius itu bukan hanya sedang membahas anak siapa yang akan mereka bawa melainkan tentu saja tentang ucapannya.

"Selamat Sabiru! Kita jadi bisa bermain setiap hari deh!" Seru Evangeline bersorak.

Hanya anak perempuan itu saja yang memberikannya ucapan selamat. Yah, masa bodo. Mau ada mengucapkan selamat atau tidak, dia tidak memedulikannya.

"Apa saya bisa pulang terlebih dahulu?"

Sabiru bertanya sembari mengangkat tangannya.

"Oh, mengapa? Ayahmu sudah tahu tentang hal ini jadi seharusnya dia tidak kaget jika putranya dibawa oleh kami."

Dia menggelengkan kepalanya. Bukan. Kalau itu dia sudah tahu, ayahnya tidak mungkin membawanya kesini hanya untuk minum teh bersama anak-anak bangsawan.

"Aku ingin berpamitan pada orang-orang yang ku kenal dan ada beberapa barang yang perlu kubawa."

"Dan barang itu adalah....?"

[BL] I Will Make This Story Have No Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang