Tempat kejadian, nama, dan lain-lain adalah fiksi. Tidak ada maksud untuk menyebutkan seseorang di dunia nyata. Tidak disarankan bagi anak berusia 17 tahun kebawah.
***
"Apa anda baik-baik saja?"
Suara Sabiru memecahkan lamunan Finn yang menatap kosong tembok namun tangannya bergerak mewarnai tembok yang menjadi kanvasnya dengan warna merah
Finn menatap Sabiru, menggelengkan kepalanya lalu mengusak kepalanya.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, apa kamu sudah selesai?" Tanya Finn berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Sabiru mengangguk, "hari sudah mulai sore, aku akan pulang sebelum papa mencariku."
"Benar. Hari sudah mulai sore yah? Kalau begitu hati-hati di jalan." Kata Finn.
Dengan lesu Finn bangkit dari berjongkok, ia mengemasi peralatan cat dan kuas dan memasukkan ke dalam tas. Sabiru yang melihat keadaan Finn yang mengenaskan setelah keluar dari restoran tak tahan lagi. Ia menarik ujung pakaian Finn membuat Finn menoleh kearahnya dengan pandangan bertanya.
"Aku akan mendengarkanmu." Kata Sabiru bersungguh-sungguh.
Melihat wajah kesungguhan Sabiru yang imut membuat Finn tertawa, "kamu sangat manis sekali, jadi apa yang ingin kamu dengar?" Tanya Finn bercanda.
Sabiru menggembungkan pipinya.
Dia kesal karena Finn terlihat meremehkannya.
"Di restoran itu, ceritakan saja padaku!" Tegas Sabiru.
Finn berhenti tertawa. Ia menatap Sabiru kemudian mencubit pipinya.
"Biru, apa yang akan kamu lakukan jika seseorang kamu cintai menikah dengan orang lain?" Tanya Finn. Tiba-tiba saja Finn teringat dengan siapa yang dia ajak bicara, anak berusia 4 tahun, mana mungkin dia mengerti, "maafkan aku, tidak seharusnya aku bertanya begitu. Kamu tidak mengerti 'kan? Bagaimana jika kamu pulang-"
"Aku akan sedih."
Mendengar jawaban Sabiru membuat Finn berhenti mencubit pipi Sabiru.
"Tapi yang pasti, aku akan bertanya padanya, mengapa dia menikah dengan orang lain itu walaupun itu tidak akan mengubah apapun aku akan tetap bertanya padanya. Setidaknya aku tidak akan menaruh kesalahpahaman seperti dia tidak mencintaiku atau dia membenciku dan sebagainya."
Keheningan menerpa keduanya. Dibawah langit sore itu, angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa helai rambut mereka dan ramainya orang yang berlalu lalang, mata Finn bersinar sebelum akhirnya terkekeh, ia menutup wajahnya yang malu.
"Aku tidak menyangka akan mendapatkan ucapan seperti itu dari anak kecil." Kata Finn.
Ia berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Sabiru, "Ricky Pablo Sheamus. Jika kamu bertemu dengannya, katakan padanya aku menunggu di tempat Amouri mencatat kita."
Sabiru memiringkan kepalanya tidak mengerti namun ia hanya mengangguk.
Setelah itu, keduanya berpisah.
Sabiru menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan takdir apa yang dijalani oleh keduanya.
Sabiru menggigit bibirnya. Maafkan aku Finn, mungkin aku tidak akan bisa menyampaikan pesan itu pada Ricky.
Sejujurnya, dia sendiri juga tidak yakin apakah dia bisa bertemu dengan duke kecil itu lagi. Bertemu dengannya saja sudah sulit apalagi bertemu dengan bangsawan lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I Will Make This Story Have No Second Lead
FantasíaLangit baru saja kehilangan ibunya dan untuk mengatasi kesedihannya dia mencoba membereskan gudang di belakang rumahnya. Diantara tumpukan barang yang menjadi sampah, Langit mengambil sebuah novel yang terjatuh. Novel berjudul "The Next Wife of The...