❃.✮:▹02◃:✮.❃

891 118 17
                                    

"Abang darimana?."

Seokmin menoleh melihat sang adik yang ada di anak tangga sambil memeluk boneka keroppi nya. Dia yang biasanya di panggil 'kakak' kini berganti menjadi 'abang'. Dia tidak masalah, apapun panggilannya yang keluar dari bibir manis sang adik, dia akan menerimanya.

"Kamu belum tidur?." Seokmin kembali bertanya dan menghampiri sang adik.

"Hao haus, tapi Hao gak tau dimana dapurnya." Jawabnya.

Entah sadar atau tidak, Minghao menjadi manja. Mungkin karena dia menemukan seseorang yang menganggapnya adik. Ia memang menginginkan kasih sayang dari sang kakak. Tapi itu tidaklah mungkin terjadi. Tapi kini...

Ia mendapatkannya.

Seokmin yang mendengar jawaban sang adik hanya tersenyum. Ternyata adiknya tidak tau dimana letak dapurnya. Wajar saja karena memang adiknya sedang amnesia.

"Kamu ke kamar saja, biar abang yang ambilkan." Ucapnya dan mendapat gelengan dari yang lebih muda.

"Hao mau ikut."

•••••

"Ini susu apa?."

Saat sampai di dapur, Minghao salfok dengan minuman yang ada di atas lemari pendingin itu. Ia mengambil dan melihat minuman itu. Dia tidak tau ini minuman apa. Yang jelas minuman itu dalam botol kecil dan terdapat tulisan China.

"Susu kesukaan kamu." Jawab Seokmin.

"Kesukaan Hao? Hao suka susu ini, ya?."

"Iya."

Minghao mulai membuka tutup botol itu dan meminumnya dengan perlahan. Lidahnya mulai merasakan rasa susu tersebut. Ternyata susunya terasa enak. Ia langsung meminumnya lagi hingga tersisa setengah botol.

"Sekarang waktunya kamu tidur. Ini sudah malam, okey?."

"Okey."

Minghao dan Seokmin mulai berjalan menaiki anak tangga dan menuju kamar mereka masing-masing. Namun saat di depan kamar Minghao, Minghao memegang tangan Seokmin. Membuat Seokmin menghentikan langkahnya dan menatap Minghao bingung.

"Ada apa? Kamu butuh sesuatu lagi?." Tanya Seokmin.

"Temani Hao tidur. Atau tidur sama Hao juga boleh."

Dengan senyum memperlihatkan deretan giginya, Seokmin merasa gemas dengan adiknya. Dia kira sang adik membutuhkan sesuatu berupa mengambilkan barang atau yang lain. Ternyata meminta dirinya untuk menemaninya tidur. Sungguh menggemaskan sekali.

"Baiklah, ayo."

Keduanya masuk dan berjalan menuju kasur king size itu. Minghao naik terlebih dahulu lalu disusul oleh sang kakak. Merebahkan dirinya dan menatap sang kakak yang kini bersandar pada headboard.

"Sekarang kamu tidur. Kakak akan menemanimu." Ucapnya mengelus rambut halus itu.

"Tapi Hao ingin bertanya dulu sana kakak."

"Tanya apa?."

"Hao besok sekolah?." Tanyanya basa-basi walau sudah tau.

"Besok ada acara di kampus. Semua orang pakai baju bebas. Tapi karena kamu baru keluar dari rumah sakit tadi, jadi kamu gak boleh masuk dulu."

Minghao mengerucutkan bibirnya. "Kenapa gak boleh? Hao gakpapa kok. Hao udah sehat sekarang. Besok Hao masuk, ya?."

"Tidak."

"Ihh, mau masuk. Nanti Hao sama kakak deh. Gimana?." Tawarnya.

"Tidak."

"Pokoknya Hao ikut."

TRANSMIGRASI MINGHAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang