MPW [02]

2K 146 15
                                    

Please Vote dan Komen.

kita saling menguntungkan ya. Kalian dapet up, aku dapet apresiasi dari kalian.

Enggak ribet kok cuma perlu tekan bintang di pojok bawah.

Dengan kalian Vote itu bisa nambah semangat aku buat up lagi.

Happy Reading

●●●●●

"Astoria, kumohon kembali. Aku merindukanmu, aku mencintaimu, aku menyayangimu. Tidak ada wanita manapun yang dapat menggantikan mu. Kau satu-satunya yang kuinginkan. Hanya kau. Hanya kau yang aku cintai. Tidak ada yang lain." Hilarion terus meracau, memanggil istri terkasihnya yang sudah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Ini sudah satu minggu pasca kepergian Astoria dari hidup Hilarion.

Seminggu ini, kehidupan Hilarion sudah seperti orang depresi, hidupnya begitu tak terarah, pekerjaan yang selama ini Hilarion jalani telah pria itu telantarkan.
Kehidupan putra sulung Tiffany dan Gerald itu benar-benar sangat kacau, kehampaan dan kekosongan mengepung jiwanya. Hilarion bahkan jadi sering mabuk sekarang.

Sebagaimana yang terjadi padanya hari ini.

Penampilan pria itu tampak sangat kacau; jas berwarna abu-abu tua yang membalut tubuhnya terlihat berantakan, kemeja putihnya sudah tidak terkancing dan rambut hitam pekat pria itu sudah sangat kusut, ditambah wajah sang pria yang terlihat begitu mabuk berat sembari dibopong oleh seorang pria berusia 36 tahunan yang tidak lain adalah asisten pribadinya di kantor.

Pria tampan yang diketahui bernama Gideon Alexander itu terus membawa atasannya memasuki mansion besar. Mansion berdesain klasik yang tidak lain adalah tempat tinggal Hilarion bersama Astoria dulu, atau lebih tepatnya mansion warisan keluarga besarnya.

"Astoria. Sayang, apa kau tidak bahagia bersamaku? Apa aku kurang memberi perhatian padamu, hingga kau pergi meninggalkanku dengan cara menyakitkan seperti ini? Apa aku terlalu mengekang dirimu hingga kau kabur dari hidupku untuk selama-lamanya," racau Hilarion, suara pria itu terdengar begitu berat khas orang mabuk.

"Apa selama ini kau bohong padaku? Apa kau pura-pura mencintaiku hanya untuk membahagiakan ku? Dan apa cinta serta kasih sayang yang selama ini kau berikan kepadaku hanya tipu daya kejam mu?" Dada Hilarion terasa sangat sesak saat mengucapkan puluhan kata menyakitkan itu. Pria itu begitu sulit menghirup oksigen sekitar, hingga paru-parunya serasa sedang diremas.

Pria yang sedang dalam keadaan terpuruk itu sudah berada di dalam kamar sekitar lima belas menit yang lalu. Gideon telah berhasil membawa Hilarion ke kamarnya. Dan begitu mendudukkan Hilarion di atas ranjang, Gideon langsung pamit dan meninggalkan kamar majikannya.

"KAU WANITA KEJAM, ASTORIA! KAU MENINGGALKANKU TANPA MENGUCAPKAN KATA PERPISAHAN SEDIKITPUN! KAU MENYIKSAKU! MENGURUNG JIWAKU DALAM SETIAP KEHAMPAAN DAN KEKOSONGAN!" Dengan kerasnya Hilarion berteriak, pria itu begitu tak peduli jika pita suaranya akan langsung putus detik itu juga.

Tangis Hilarion kembali merebak. Pria berusia 32 tahun itu meluapkan semua rasa sakit yang menyakitkan dalam hatinya melalui tangisan memilukan itu.

"Hilarion." Tanpa adanya permulaan dan aba-aba, suara lembut yang selama seminggu ini Hilarion rindukan tiba-tiba saja menyelusup melalui indra pendengarannya.

Perfect WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang