MAW [03]

2.2K 160 37
                                    

Happy Reading

●●●●●

Tiffany terus melangkah cepat menyusuri lorong rumah sakit yang menjadi tempat Hilarion di rawat.

Pasca mengetahui kejadian penembakan yang menimpa putranya. Tiffany jadi sangat sulit untuk tenang, wanita itu tidak bisa berpikir jernih, bahkan saat di mansion dan diperjalanan menuju rumah sakit, wanita itu terus saja menangisi putra sulungnya dengan sangat kencang. Hingga pundak Gerald kembali menjadi sandaran tangisan ibu dua anak itu.

Bahkan sekarang ini, wajah Tiffany masih terlihat sangat panik, jantungnya berdetak begitu cepat, hingga sulit sekali untuk dikontrol, dan keringat dingin terus bercucuran membasahi wajah cantiknya yang terpoles makeup natural.

Langkah kaki Tiffany semakin cepat kala mata hazel-nya mendapati sosok Gideon yang sedang berjaga di sebuah ruangan yang menjadi tempat pemulihan Hilarion-setelah pria itu menjalani operasi sekitar satu jam yang lalu.

Tiffany menatap Gideon dengan wajah yang masih tampak pucat. Dengan nafas tersengal-sengal wanita itu berujar. "Putraku baik-baik saja?" tanya Tiffany sembari melirik sedikit ke arah pintu kamar inap Hilarion.

Gideon mengangguk, mengiyakan pertanyaan Nyonya besarnya. "Tentu Nyonya, Tuan muda baik-baik saja," ujar pria itu sembari membukakan pintu ruangan, mempersilahkan Tiffany dan Gerald masuk.

Tanpa menanggapi lagi ucapan Gideon, kedua kaki Tiffany kembali melangkah dan masuk ke ruang inap sang putra. Di sana Tiffany langsung di suguhi tubuh Hilarion yang sedang terbaring sembari ditemani oleh seorang perawat yang sedang memeriksa lebih lanjut keadaan putranya.

"Mom." Hilarion berujar saat mendengar sebuah suara dari pintu ruangannya.

Tanpa menanggapi panggilan Hilarion, Tiffany buru-buru menghampiri putra sulungnya. Ia peluk tubuh besar Hilarion yang sedang terbaring di atas ranjang. Wanita itu kembali menangis sembari memeluk putra sulungnya.

"Mom." Hilarion kembali memanggil sembari membalas pelukan sang ibu dengan pelan.

"Kenapa kau bisa sampai tertembak? Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang berani menembak mu? Tidak mungkin, kan putra Mommy yang baik ini memiliki seorang musuh?" Dengan tangis yang masih merebak, mulut Tiffany mulai terbuka, melontarkan berbagai pertanyaan untuk sang putra.

Hilarion tidak langsung menjawab pertanyaan Mommy-nya. Pria itu juga sedang berpikir keras saat ini. Sebenarnya Hilarion juga tidak tahu kenapa bisa sampai ada orang yang menembaknya seperti ini.

Selama hidup di bumi ini, Hilarion tidak pernah mencari keributan bersama seseorang, ia tidak suka mencari masalah. Hilarion ingin menjalin hidup damai, itu sebabnya, sebaik mungkin Hilarion berusaha untuk membangun hubungan baik dengan orang yang ia kenal. Sebisa mungkin pria itu menghindar dari jalinan permusuhan.

Namun, pasca kejadian peledakan mobil mendiang istrinya satu minggu yang lalu. Sepertinya kehidupan damai seorang Hilarion Thompson mulai terusik.

Kejadian yang menimpanya saat ini mungkin saja dilakukan oleh orang yang sama. Tapi siapa? Siapa sebenarnya orang itu? Dan apa maksud dan tujuan orang itu melakukan hal-hal semacam ini?

Apa Hilarion pernah melakukan hal-hal kotor tanpa dirinya sadari? Apa Hilarion pernah bertindak di luar batas sampai menciptakan seseorang yang ingin merusak kehidupan damainya? Entahlah, rasanya Hilarion tidak pernah bertingkah di luar kendali selama ini. Tapi kenapa sekarang ada orang yang ingin mencelakainya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang