Suara ini...

1.2K 122 4
                                        

--- Bab 11 ---




Pikirannya kembali pada Xiao Zhan. Wajahnya yang polos. Senyumnya yang selalu cerah. Matanya yang berkilauan saat berbicara tentang seni dan impiannya.

Sekarang, dia mungkin sedang dalam bahaya.

Tidak-bukan mungkin. Dia pasti dalam bahaya.

Wang Yibo mengepalkan tangan.

"Tunggu aku, Zhanzhan."

Tanpa ragu, dia melangkah keluar dengan tekad bulat.

𓆉 ⋆。°✩

𓆉 ⋆。°✩

𓆉 ⋆。°✩

Gedung Tua yang Sunyi

Xiao Zhan terduduk di lantai yang dingin dan berdebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan terduduk di lantai yang dingin dan berdebu. Tangannya diikat ke belakang, kulit pergelangan mulai memerah karena gesekan tali kasar. Bau kelembaban dan kayu lapuk memenuhi hidungnya, membuatnya sedikit mual.

Di hadapannya, pria bertubuh kekar berdiri dengan tangan bertolak pinggang. Matanya yang gelap menatap penuh kemenangan.

"Tidak banyak orang yang tahu tempat ini," ucap pria itu dengan suara dingin. "Jadi, jangan berharap ada yang akan datang menyelamatkanmu."

Xiao Zhan mendongak, napasnya masih memburu. "Harta keluarga Wang sudah ditemukan dan dibawa oleh polisi! Tidak ada gunanya menculikku sekarang!" serunya, mencoba tetap tegar meski jantungnya berdegup kencang.

Pria itu menyeringai, mendekat dengan langkah perlahan. "Kau pikir aku mengincar harta itu?"

Dia berjongkok di depan Xiao Zhan, ujung sepatunya menyentuh lutut pria yang terikat itu. "Harta itu memang berharga, tapi kami menginginkan sesuatu yang lebih dari itu."

Xiao Zhan mengernyit. "Apa maksudmu?"

Pria itu mengangkat dagunya sedikit, memberi isyarat pada anak buahnya. Salah satu dari mereka segera melangkah maju dan mencengkeram bahu Xiao Zhan, membuat tubuhnya sedikit terangkat dari lantai.

"Pria besar itu-kepala keluarga Wang-memiliki sesuatu yang lebih berharga daripada emas atau berlian."

"Black Pearl Phoenix."

Xiao Zhan membeku. Black Pearl Phoenix? Dia tidak pernah mendengar soal itu sebelumnya.

"Jangan berpura-pura tidak tahu!" pria itu mendesis, lalu tanpa peringatan menendang perutnya dengan keras.

"Ugh!" Xiao Zhan terbatuk, darah mengalir di sudut bibirnya. Dadanya terasa sesak, napasnya tersengal-sengal.

Anak buah pria itu tertawa kecil. "Lihat dia, masih berani melawan."

Salah satu dari mereka tiba-tiba memperhatikan sesuatu-kancing atas kemeja Xiao Zhan yang sedikit terbuka karena pergerakannya. Tulang selangka tajamnya terlihat jelas di bawah cahaya redup ruangan itu.

Mata pria itu berkilat aneh. "Hmm... dia lebih menarik dari yang kukira."

Xiao Zhan langsung merasakan hawa dingin menjalari tulang punggungnya. Tatapan itu... membuatnya muak.

"Kita beri dia sedikit hiburan, bagaimana?" salah satu pria berkata, lalu dengan satu tarikan kuat, dia merobek kemeja Xiao Zhan.

CRAAAK!

Kain itu koyak, terbuka sepenuhnya, memperlihatkan kulit pucatnya yang berkilauan di bawah cahaya remang-remang. Xiao Zhan menegang, seluruh tubuhnya terasa kaku.

"Menjauhlah, bajingan!" Xiao Zhan memberontak, tetapi tangan kasar itu menahannya.

Salah satu pria mendekat, menyentuh dagunya. "Jangan khawatir... Kami akan bersikap manis."

Xiao Zhan mengepalkan rahangnya. "Bajingan...!"

Matanya liar mencari sesuatu-dan kemudian dia melihatnya.

Pecahan kaca!

"Ini satu-satunya kesempatan!"

Dengan gerakan cepat, dia menjatuhkan dirinya ke samping, meraih pecahan kaca itu dengan ujung jarinya dan mulai menggoreskan ujungnya ke tali di pergelangan tangannya

"Apa yang kau lakukan?! Pegang dia!"

Terlambat.

"Singkirkan tangan kotor kalian!" Xiao Zhan berteriak, lalu dengan gerakan cepat, dia meraih rambut pria di depannya dan menendang selangkangannya sekuat tenaga.

"AARGH!!" Pria itu jatuh tersungkur, meringis kesakitan sambil memegang bagian bawah tubuhnya.

Xiao Zhan tidak menunggu lebih lama. Dengan sisa tenaga, dia berlari menuju jendela yang pecah dan melompat keluar.

BRUK!

Tubuhnya terhempas ke tanah di luar, kaca-kaca tajam melukai lengannya. Tetapi dia tidak peduli. "Aku harus kabur!"

Langkah kaki mengejarnya. Nafasnya berat, jantungnya berdegup kencang.

"Jalan keluar! Aku hampir sampai!"

Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, tubuhnya menghantam seseorang dengan keras.

BRAK!

Xiao Zhan terpental ke belakang, mata membelalak.

"Ini mereka lagi!"

Refleks, dia mengangkat tinjunya untuk menyerang.

Tetapi...

Tangannya ditangkap dengan mudah.

Jari-jari kuat menggenggamnya, hangat dan kokoh.

Xiao Zhan menahan napas, matanya melebar. "Siapa-"

Sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, tubuhnya tiba-tiba ditarik ke dalam dekapan erat.

Lengan yang kuat melingkupinya, memberikan kehangatan di tengah udara dingin.

"Jangan khawatir, Zhanzhan. Aku di sini."

Suara rendah itu...

"Wang Yibo...?"

Xiao Zhan membeku. Jantungnya berdegup tak menentu saat ia perlahan mengangkat wajahnya.

Wang Yibo menatapnya dengan mata tajam yang penuh dengan kemarahan dan sesuatu yang lain-kekhawatiran.

"Semuanya baik-baik saja sekarang. Aku datang untukmu."

Yibo melepaskan pelukannya, matanya masih menatap lurus ke dalam mata Xiao Zhan.

"Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu lagi."

Xiao Zhan menggigit bibirnya. Kata-kata tersangkut di tenggorokannya.

Untuk pertama kalinya malam itu, dia merasa aman.

🌙 ⋆。°✩ TBC... ✩°。⋆ 🌙

Dimanjakan Tn. WangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang