CHAPTER 7

8 2 0
                                    


Sehun POV

Pada akhirnya semua terjadi begitu cepat bagiku. Sebuah kebahagiaan yang kurasa akan kekal kini tiba-tiba harus berakhir dalam hitungan. Begitu cepat hingga aku tak tahu harus melakukan apa untuknya. Irene yang sekarang sedang terbaring di sebuah kamar rumah sakit. Begitu lemah, entah karena kebohongan yang selama ini disembunyikan atau sengaja ia hilangkan. Aku bahkan tak tahu lagi bagaimana caraku berbuat, bagaimana caraku menatap sedangkan setiap dari lekuk wajahnya mengandung kesakitan. Bagaimana caraku menyentuh sedangkan setiap inci dari kulitnya adalah duri bagiku. Atau sekedar berujar "kau istriku" tanpa pernah ku melihat masa lalunya yang benar-benar menyiksaku.

Dia mulai mengerjap disaat aku sedikit menjauh darinya. Baru saja dokter mengatakan bahwa dia terserang anemia biasa dan akan sembuh dengan istirahat yang cukup. Aku benar-benar bersyukur dia tidak apa-apa karena sungguh rasanya akan sangat menyakitkan jika dua orang yang kau cintai sekalis meninggalkanmu.

"Kau baik-baik saja?" Hanya itu kata-kata yang dapat kuucapkan. Sebatas rasa kekhawatiran pada seseorang yang baru saja kubuat pingsan.

"Sehuunn...-" Belum apa-apa dia sudah meneteskan air mata. Rupanya secepat itu dia menyadari bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. "Aku bukan pembunuhnya..." Sambungnya.

Tangannya erat mencengkramku seolah-olah tak mau kutinggalkan. Apa yang kukatakan tadi tentunya sangat keterlaluan hingga membuatnya sangat ketakutan. Tanganku terulur memeluknya sekedar memberikan ketenangan, "Minhae, akan kupanggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu lagi."

"Tidak. Tolong jangan pergi." Katanya yang benar-benar mencegahku, "Akan kujelaskan apapun tapi ku mohon kau jangan pergi."

Sedikit ragu namun akhirnya aku mengangguk. Kutarik sedikit kursi ke arahnya agar aku bisa mendengarnya jelas bagaimana kebenarannya.

Irene menarik nafas sekaligus mengusap air matanya dengan tangannya sendiri, "Aku dan Jaehyun memang sudah berpacaran selama 4 tahun. Itu terjadi tanpa sepengetahuan siapapun tidak juga kau tidak juga keluargamu." Ujarnya perlahan.

"Katakan padaku, apa sebelumnya kau sudah mengenalku?"

"Jaehyun banyak cerita kalau dia mempunyai seorang adik yang sangat disayanginya. Dia selalu ingin memperkenalkanku pada keluarganya tapi aku menolak karena merasa belum waktunya. Saat pertama engkau masuk ke agensi yang sama denganku, saat itu pula aku mengenalmu."

Seolah dipaksa mengingat kenangan lalu. Dulu Irene lah yang pertama masuk ke agensi itu walaupun debutku lebih dulu darinya. Aku sempat mengingat bagaimana pertama melihatnya. Dia cantik dengan senyum yang menawan. Dan sejujurnya saat pertama kali itulah aku sudah jatuh cinta padanya.

"Malam itu, aku dan Jaehyun bertengkar hebat. Dia memaksaku untuk menikah tapi bukankah kau tahu, aku akan melakukan debutku sebagai artis dan tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Jaehyun mengancam akan mengakhiri hubungan ini jika aku tak mau menurutinya. Namun aku bisa apa? Aku meninggalkannya malam itu hingga suatu pagi berita buruk itu tiba-tiba menimpaku."

Irene memejamkan mata. Mencoba menahan air matanya agar tak kembali jatuh. Bahwasahnya ia sudah lelah menangis. Mengingat kenangan ini saja sudah membuatnya bersedih tak terkecuali aku yang berusaha mengungkitnya kembali.

"Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?" Pertanyaanku menohoknya. Mengingat bagaimana ia selalu berkilah jika menemukan sesuatu yang berhubungan dengan kakakku.

"Aku sudah mencobanya Sehun. Sulit. Kau tak akan bisa dipaksa hidup dalam masa lalu sementara masa depan sedang berjalan. Jangan kira aku baik-baik saja setelahnya, aku bersedih, aku kecewa, takut sampai mau gila rasanya. Dan beruntungnya eommaku datang menemuiku. Dia menghibur, terus menerus meyakinkanku bahwa sebenarnya aku bukan...-

PROPOSAL MARRIAGE SEHUN & IRENE (HUNRE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang