Sehun POV
Pagi datang lebih cepat. Dengan perlahan aku berjalan kesisi jendela, sedikit menyikap tirainya agar cahaya bisa masuk ke sisi kamar tidur. Dengan tersenyum, aku memakai kembali kameja, memandangi seorang puteri yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Bukan, maksudku ranjang yang sekarang ini jadi milik kita berdua. Sebuah ranjang yang menjadi saksi atas apa yang kita lakukan semalam.
Tersentak akan cahaya terang, putri itu mengerjap-ngerjapkan mata. Mencoba menyusuaikan cahaya yang memaksa memasuki retina. Kulangkahkan kakiku untuk berjalan kesisinya. Memberikan ciuman sekilas di keningnya sebagai morning kiss yang biasa dilakukan oleh pasangan suami istri.
"Kau sudah bangun?" Tanyaku sedikit lembut, sambil kubelai rambutnya yang acak-acakan ke belakang telinga. Sedikit terkejut dengan apa yang kulakukan, gadis itu bergegas duduk. Membuat selimutnya -yang menutupi pemandangan tadi malam- tersingkap sempurna.
"Berhentilah memperlihatkan itu padaku, kau tak mau kan mendapat serangan di pagi-pagi begini?" Kataku lantas membenarkan selimut itu menutupi badannya.
"KYAAA.... OH SEHUUNNNN APA YANG KAU LAKUKAN ???" Teriakan sekaligus serangan dadakan tiba-tiba menghantamku. Seperti biasa gadis itu memukuliku dengan bantal di tangannya. Pukulan yang lebih aktraktif dibanding pukulannya terdahulu.
"Apa yang kau lakukan, hentikan chagi??" Kataku menggodanya.
"Kau benar-benar bajingan Oh Sehun, aku tidak mau menghentikannya???" Katanya tak mau berhenti.
Seketika aku berhasil mencekal kedua pergelangan tangannya. Menatapnya tajam tapi juga lembut "Hentikan atau kutarik selimutmu?"
Spontan Irene menghentikan atraksinya. Kembali mempererat selimutnya untuk menutupi tubuhnya walaupun aksinya itu membuatnya semakin mirip kepompong. Wajahnya mendadak merah padam. Sangat lucu melihatnya dalam posisi seperti ini.
"Kau tak perlu shock begitu, semalam kan lampu kumatikan jadi aku tak benar-benar melihatnya. Yah... kecuali yang tadi itu?" Ujarku mengedipkan mata. Ekspresinya yang terlihat shock dan bercampur malu membuatku semakin gencar menggodanya.
"Apa yang sudah kau lakukan? Tidak... tidak... ini tidak mungkin terjadi. Kalaupun terjadi aku pasti sudah mabuk, iya kan?" Irene berbicara dengan dirinya sendiri. Cih, tindakannya itu semakin membuatku kesal. Padahal dia juga yang merasakannya semalam, bagaimana dia bisa sok lupa.
"Yaa! Kau tak mabuk semalam. Kau dalam kesadaran penuh!"
"Kalau begitu aku pasti hilang ingatan atau amnesia...." Sambungnya gencar.
"Kau juga tidak hilang ingatan, otakmu masih di kepalamu!"
"Kalau begitu apa yang kau lakukan... mengapa aku lakukan ini. Oh ini tidak mungkin tidak mungkin...!!!"
Sejenak aku tahu bahwa perkataannya itu adalah pelampiasan dari rasa malunya semata. Rasakan kau Irene. Dia yang selalu menolak jika kuajak melakukannya, dia yang selalu ingin pisah ranjang saat sekamar pada akhirnya dia juga juga yang ingin mengajakku lebih dulu melakukannya.
Hahaha. Rasanya aku ingin tertawa mengingat kenangan semalam. Mungkin kenangan itu bisa sedikit merubah sisi keras kepalanya itu. Sedikit merubah sudut pandang pernikahan kita dan mungkin juga bisa merubah sejarah hubungan kita. Cihui... Sejarah? Haruskah aku menyanyikan lagu History keras-keras?
"Wah wah wah... ternyata kau benar-benar tidak ingat yah..." Kataku mulai mendekat ke arahnya. Matanya seketika melotot dengan posisi sama, memegangi selimutnya sekalipun aku benar-benar tak tertarik melihatnya di pagi hari begini.
"Biar kuceritakan yaaa.... Waktu itu kau tiba-tiba mendekat kepadaku. Ingat, kau memelukku lebih dulu, kau mengatakan sesuatu yang mana bila kukatakan lagi disini akan berdurasi panjang. Lalu karena kata-katamu itu, aku jadi tersenyum, aku matikan lampunya dan tiba-tiba saja kita me...-
KAMU SEDANG MEMBACA
PROPOSAL MARRIAGE SEHUN & IRENE (HUNRE)
Fanficnikah sama satu agensi apa lagi nikahnya secara di jodohkan, bagaimana kisah pernikahan sehun exo dengan irene red Velvet....