Bab; 03-

222 31 2
                                    

╭──────༺♡༻──────╮
Bab; 03-
╰──────༺♡༻──────╯

-Happy Reading-

Sebuah surat dengan stempel kerajaan telah di berikan Marquis Xaverio kepada Alevario yang hanya menatap surat itu datar.

"Bacalah, surat ini adalah titah langsung dari Raja untukmu."

Alevario mengambil surat yang di sodorkan Marquis, matanya memicing tajam untuk sesaat sebelum kembali normal.

Surat  ditangannya adalah sebuah titah yang mana wajib dikerjakan. Jika ditolak maka kamu akan dianggap sebagai pemberontak dan akan mendapatkan hukuman eksekusi saat itu juga.

Dengan perlahan Alevario membuka surat ditangannya. Membaca setiap bait tulisan kata yang ditulis dengan sangat rapi.

"Hah-" helaan nafas berat terdengar dari bibir mungil Alevario saat setelah membaca habis keseluruhan isi dari surat Raja.

Marquis mendadak kaku mendengar helaan nafas yang begitu berat apalagi itu keluar dari bibir putra bungsu nya yang tidak pernah mengeluh.

"Apa yang membuatmu menghela nafas Alevario?" Marquis berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Alevario dan ikut duduk disofa berhadapan dengannya.

"Menurut anda, surat seperti apakah ini?" Bukannya menjawab Alevario malah balik bertanya.

"Jika aku tau, aku tidak akan bertanya padamu."

Alevario memberikan surat yang sudah dibacanya kepada Marquis, dia terlalu malas untuk membacakannya. "Anda bisa melihatnya sendiri tanpa bantuanku."

Marquis menerima kembali surat yang diberikan Alevario kepadanya. Tubuh Marquis mendadak tegang saat membaca surat titah Raja.

Surat itu berisikan sebuah perintah dari Raja, dimana Alevario atau putra bungsu Marquis di perintahkan untuk turun langsung kedalam  medan perperangan di garis terdepan.

Marquis menatap bolak-balik antara surat dan Alevario yang terlihat santai menatap nya.

"Apa yang akan kau lakukan?" Alevario mengernyitkan alisnya sesaat merasa aneh akan pertanyaan Marquis.

"Apa yang anda bicarakan? Tentu aku harus pergi, karena itu adalah perintah Raja."

Marquis menatap rumit pada putra bungsunya itu, entah kenapa di merasa tidak nyaman akan interaksi mereka yang begitu aneh.

Seperti bukan ayah dan anak.

"Lagipula masih ada jeda satu minggu untukku berangkat."

***

Alevario duduk dengan tenang dikamar nya, pikirannya berkecamuk setelah pembicaraan tentang dirinya yang mendapatkan titah dari raja untuk pergi ke medan perang dan sejak saat itu juga Marquis menjadi sangat pendiam.

Buku di tangannya pun juga hanya menjadi pajangan saja, pikirannya teralihkan dengan banyak fakta menarik setelah membaca hampir keseluruhan buku yang dibawakan kepala pelayan Sen.

Saat ini Alevario atau Ricky hidup didunia yang sungguh berbeda dari dunianya yang dulu.

Walaupun hanya budaya dan peradaban saja yang berbeda.

"Sedikit berbeda walaupun hanya budaya dan peradaban nya saja."

Dunia yang masih penuh dengan misterinya. Banyak fakta-fakta yang mirip dengan dunianya yang dulu.

Dunia yang selalu di penuhi dengan energi alam.

Ada banyak kekuatan seperti pengguna mana atau sihir, pengguna pedang, pemilik kekuatan elemental, kekuatan kuno, dan pengendali spirit atau roh.

Mana adalah energi yang berasal langsung dari alam. Penggunaan mana terbatas, tergantung dari tubuh pemilik kekuatan seberapa banyak dirinya dapat menyerap mana.

Orang yang menggunakan mana biasa disebut sebagai penyihir. Dan kekuatan yang menggunakan mana sebagai sumbernya biasa disebut dengan magic.

"Konsep dunia ini hampir sama, itu artinya aku bisa memanggil mereka. Setidaknya aku harus berusaha."

Tbc..

Hai guys I'm back....

Bagaimana manurut kalian dengan chapter kali ini?

Jangan lupa vote and komennya

Karena itu penting untuk kelanjutan cerita ini.

Next?

I Became The Son Of A Marquis In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang