"Aku harus selalu menjaga pola makan," gumam Lily dengan tangan yang sudah mengusap-usap perutnya.
Lily tersenyum manis saat sedang memandangi kalender yang ada di dinding kamarnya.
"Sebentar lagi aku akan menikah dan Arya pasti akan bahagia dengan kehadiran anak kita," ucap Lily penuh percaya diri.
Lily sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Arya, pernikahan yang sudah ditunggu oleh Lily selama sepuluh tahun terakhir. Lily dan Arya sudah berpacaran selama sepuluh tahun, akhirnya Arya memutuskan untuk menikahi Lily. Namun, Arya tidak tahu jika saat ini Lily sedang mengandung benihnya, Lily berniat menyembunyikan ini supaya menjadi kejutan bagi pernikahannya. Lily tahu jika Arya sangat menyukai anak kecil, dan Arya juga tidak pernah mempermasalahkan jika Lily hamil terlebih dahulu atau hamil diluar nikah.
"Pasti hari ini Arya pulang malam." Lily mulai bermonolog sendiri.
Arya memang super sibuk, Arya bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal di kota tersebut. Arya seorang asisten sekaligus sekertaris pemilik perusahaan tersebut, dan pastinya Arya sangat sibuk dengan jabatan itu. Namun, Arya sudah mengirim uang untuk pesta pernikahannya. Lily sudah melakukan tugasnya dan mengurus persiapan pernikahan mereka, persiapan pernikahan mereka sudah hampir seratus persen.
"Dua Minggu lagi, semoga perutku belum membesar." Lily juga mengkhawatirkan perutnya.
Lily belum yakin berapa usia kandungannya saat ini, karena Lily belum pergi ke rumah sakit, Lily baru melakukan testpack saat Lily merasa tubuhnya tidak baik-baik saja, Lily juga baru menyadari jika dirinya telat datang bulan.
'Semoga semuanya baik-baik saja,' batin Lily yang takut ketahuan jika dirinya tengah mengandung sebelum menikah.
Sebenarnya Lily sedang bingung, Lily bingung harus memberitahu Arya terlebih dahulu atau tidak, karena Lily takut jika kehadiran anak pada rahimnya akan membuat pertengkaran. Namun, Lily yakin jika Arya akan bertanggung jawab saat mengetahui dirinya tengah mengandung.
**
Pukul 12 siang. Di sebuah gedung perusahaan Saras Company.
"Wah, aura pengantinnya kuat banget," ledek Dimas pada sahabatnya.
Arya tertawa dan Rani terlihat tidak suka dengan ledekan Dimas.
"Udah fitting baju?" tanya Dimas pada sahabatnya.
"Udah selesai, tinggal nunggu dua Minggu lagi aja," jawab Arya.
Rani masih mendengarkan pembicaraan itu dengan ekspresi wajah yang sangat tidak suka.
"Asik, dua Minggu lagi belah duren," ledek Dimas lagi.
Rani tertawa. "Sepertinya belah duren udah sering bagi Arya."
"Bu Boss sebaiknya Ibu kembali ke ruangan kerja saja, saya harus mengistirahatkan otak saya," kata Arya. "Ini juga jam makan siang, jadi saya harus istirahat," sambungnya setelah melirik kearah jam tangannya.
Rani Sekar Saraswati adalah CEO Saras Company. Arya Adi Pramana adalah asisten sekaligus sekertaris Rani di Saras Company tersebut, dan Dimas Dirga Ardiansyah adalah sahabat Arya. Saat ini Dimas baru selesai meeting dengan Rani, karena Dimas dan Rani akan melanjutkan kerjasama mereka.
"Arya, kenapa sih kamu nikah sama Lily?" tanya Rani dengan suara yang terdengar sinis.
"Aku udah sepuluh tahun pacaran sama Lily, aku juga pengen punya anak dan pengen ada yang urusin aku kalau pulang kerja," jawab Arya.
"Punya anak itu ribet, dikit-dikit nangis, dikit-dikit ganggu." Rani mulai meracuni pikiran asistennya.
Arya terdiam dengan pikiran yang sudah mulai goyah akibat perkataan Rani. Namun, Dimas kembali membuka mulut dan mengatakan sesuatu.
"Namanya punya anak pasti gitu, tapi semua orang harus menikah, karena menikah sekali seumur hidup," ujar Dimas yang terlihat bijaksana.
"Udah deh, ngapain bahas ini, lagi pula dua Minggu lagi aku mau nikah sama Lily, aku udah siap lahir dan batin." Arya ingin mengakhiri pembahasan itu.
Rani berdecih kesal dan langsung pergi begitu saja dari ruangan tersebut.
Dimas mengernyitkan dahinya. "Bos kau kenapa, sih?"
"Gak tau, dia rada-rada," ucap Arya dengan mendelik kedua bahunya.
Dimas tertawa. "Rada-rada juga mantan kamu, loh."
"Oh benar, dulu aku pernah pacaran sama dia." Arya mengatakan itu dengan gelengan kepala, dia tidak menyangka jika pernah menjalin hubungan dengan Bosnya.
Rani adalah mantan pacar Arya, dan Arya sudah bekerja di perusahaan Rani cukup lama sebelum Arya menjalin hubungan dengan Lily. Sebenarnya Lily tidak suka jika Arya masih bekerja di perusahaan Rani, tapi Lily tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu, karena Arya selalu marah jika Lily ikut campur dalam pekerjaan.
"Ayo makan, aku lapar!" Dimas mengajak sahabatnya untuk makan siang bersama.
Di sebuah ruang kerja. Rani terlihat sangat kesal. Rani membaringkan tubuhnya diatas sofa, Rani mengacak-acak rambutnya.
"Waktu itu, aku ajak Arya buat nikah, Arya nolak. Sekarang Arya mau nikah sama Lily," gerutu Rani.
"Bisa-bisanya Arya nikah sama gadis miskin." Rani mulai menghina. "Apa bagusnya Lily? Jelas-jelas lebih bagus aku, wajahku cantik, tubuhku ideal, uangku banyak." Rani mulai membandingkan dirinya.
Rani Sekar Saraswati adalah gadis kaya raya, Rani terlahir dari keluarga konglomerat, uang yang dimiliki Rani pasti sangat banyak. Namun, karena Rani keluarga kaya raya membuat Rani selalu angkuh dan merasa sombong dengan kekayaan yang ada. Sudah wajar bagi anak-anak konglomerat memiliki sikap seperti itu, karena pada dasarnya mereka selalu menyangkut-pautkan harga, harta, dan harta.
**
Pukul 7 malam di sebuah rumah yang cukup besar. Lily baru saja selesai masak, masak untuk makan malam.
"Kak, kita makan duluan aja," kata Ayu.
"Kita tunggu Kak Arya dulu, ya." Lily selalu ingin menunggu calon suaminya.
Saat ini Lily sedang berada di rumah calon suaminya. Lily memang selalu ke rumah Arya tanpa ada Arya di sana, karena Arya memiliki adik yang bernama Ayu Pramana. Ayu juga sahabat dari adik Lily yang bernama Leni. Namun, saat ini Leni tidak ikut ke rumah Arya, karena Leni ada urusan pribadi.
"Kak Arya pasti pulangnya jam sembilan malam." Ayu pastinya sudah tahu jam pulang kerja sang kakak.
"Semoga enggak." Lily berharap jika malam ini calon suaminya tidak pulang malam.
Lily berharap jika Arya tidak pulang larut malam, karena Lily sudah membuat makanan kesukaannya Arya.
"Kak, aku makan duluan boleh?" Ayu meminta izin pada calon kakak iparnya.
Lily tersenyum. "Boleh, makan duluan aja." Lily mengizinkan.
"Terima kasih." Senyum Ayu sangat lebar saat mendapatkan izin.
"Sama-sama."
Ayu mengambil piring yang ada di rak piring, Ayu mulai duduk di kursi. Ayu mulai mengambil nasi, dan memilih lauk-pauk yang sudah dibuat oleh Lily.
"Enak ya, makan duluan, padahal yang kerja keras itu aku," celetuk seseorang yang baru saja masuk ke ruang makan.
Seorang pria tampan dengan kemeja hitam mulai tertawa setelah mengatakan itu. Siapa pria tersebut? Siapa lagi kalau bukan Arya Adi Pramana.
"Kak Lily juga kerja keras kok." Ayu tidak suka dengan perkataan sang kakak. "Terus Kak Lily juga selalu masak untuk kita walaupun sedang sibuk," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dendam dan Cinta
RandomTiba waktunya Lily dan Arya akan menikah, sudah 10 tahun mereka menjalin hubungan. Namun, Arya membatalkan pernikahan mereka dengan alasan yang tidak masuk akal. Lily dan keluarganya harus menanggung malu karena semua itu, bahkan Lily harus menanggu...