"Perempuan sinting!" Arya mengumpat.
Mendengar umpatan Arya membuat hati Lily sangat sakit. Namun, Lily tidak ingin menghiraukan rasa sakit itu, kini Lily pergi begitu saja dari kamar Arya, tapi di saat Lily keluar dari kamar Arya, ada sosok gadis yang menghampirinya.
"Kak, ada apa, Kak?" tanya Ayu dengan raut wajah yang begitu khawatir.
Lily mencoba tersenyum walaupun saat ini hatinya sedang tidak karuan, dan Lily berkata. "Enggak ada apa-apa," jawabnya. "Jaga diri baik-baik, ya? Maafkan aku kalau selama ini aku banyak salah," ucapnya.
Lily sudah menghapus air matanya dan hampir saja kembali meneteskan air matanya saat berada didepan Ayu. Ayu adalah adik kandungnya Arya, Ayu sangat baik sekali, dan Lily sudah menganggap Ayu seperti adiknya sendiri.
"Kak, jangan minta maaf, sebenarnya ada apa?" Ayu menatap ke arah calon kakak iparnya dan kakaknya yang saat ini masih berada di kamar.
Ayu tidak mengerti kenapa Arya dan Lily berteriak seperti itu.
"Aku harus pulang." Lily tidak berniat menceritakan semuanya pada calon adik iparnya. Eh, sudah bukan calon lagi karena mereka sudah membatalkan pernikahan itu, pernikahan yang beberapa hari lagi akan di laksanakan.
Lily pergi dengan berlari kecil, Lily sudah tidak bisa berlama-lama di rumah tersebut, rumah yang memiliki banyak kenangan dengan Arya.
"Kak, sebenernya ada apaan, sih?" Ayu bertanya pada sang kakak saat dirinya sudah masuk ke kamar.
Karena Ayu tidak yakin mendapatkan penjelasan dari Lily, kini Ayu meminta penjelasan dari Arya. Namun, Arya terlihat menghindar dari Ayu.
"Sudah malam, aku ngantuk." Secara tidak sengaja, Arya sedang mengusir adiknya sendiri.
"Kak, itu Kak Lily dari tadi nungguin Kakak di sini, tapi Kakak malah gak perduli." Ayu merasa kesal. "Ini udah tengah malam, antar Kak Lily!" titahnya.
"Gak, mulai sekarang aku udah putus sama Lily dan aku batal nikah sama dia!" Arya sangat keras kepala, bahkan Arya tidak perduli jika saat ini sudah tengah malam.
Ayu terkejut dengan bola mata yang melotot dan hampir saja keluar. Ayu tidak percaya jika Arya dan Lily membatalkan pernikahan yang sebentar lagi akan di laksanakan, Ayu tidak percaya dan tidak akan pernah percaya. Ayu tidak percaya karena hubungan Arya dengan Lily sudah 10 tahun lebih, itu membuat Ayu Tidka percaya jika pernikahan tiba-tiba saja di batalkan.
"Kakak pasti selingkuh, kan!" Kini Ayu menuduh kakaknya berselingkuh.
"Heh, mana ada aku selingkuh!" Arya tidak terima atas tuduhan itu. "Selama ini keseharian aku hanya kerja, kerja, dan kerja!" Suaranya semakin meninggi dengan raut wajah yang sangat menyeramkan.
Ayu sudah paham dengan ekspresi wajah Arya, Ayu segera pergi dari kamar dan keluar dari rumah untuk mencari Lily. Namun, sayangnya Lily sudah tidak ada di sekitaran komplek tersebut.
Ayu berteriak seperti orang tidak waras ditengah jalan membuat beberapa orang di sana melihat Ayu dengan heran, heran karena berteriak tengah malam seperti orang sedang kerasukan.
Ayu menangis. "Gak, gak boleh mereka batal nikah!" Ayu tidak terima tentang berita itu, berita pembatalan pernikahan sang kakak.
Ayu adalah saksi hidup untuk hubungan Arya dan Lily, hubungan selama 10 tahun lebih dan akan segera menikah dalam beberapa hari kedepan. Namun, tiba-tiba saja calon pengantin membatalkan pernikahan tersebut? Huh, sungguh diluar nalar sekali, pikir Ayu.
**
Pukul 2 dini hari. Ayu baru saja sampai di rumah dengan wajah yang berantakan. Ihsan dan Ika selaku orang tua Lily langsung menghampiri Lily dengan wajah khawatir.
"Nak, ada apa?" tanya Ihsan dan Ika secara bersamaan.
Orang tua mana yang tidak khawatir melihat wajah anaknya sudah tidak karuan. Mata yang bengkak, pipi yang basah akibat menangis, lalu rambut yang begitu berantakan.
"Kamu di rampok?" tanya Ika.
"Enggak," jawab Lily tanpa adanya semangat.
"Kamu kenapa?" Ihsan kembali bertanya pada anaknya.
"Mana Arya?" Ika berdiri didepan jendela untuk mencari keberadaan calon menantunya.
Ika berpikir jika Lily diantar pulang oleh Arya.
"Jangan cari Arya lagi," ucap Lily dengan pelan dan tidak ada energi untuk marah.
"Kenapa?" Ihsan dan Ika kembali kompak saat berbicara.
"Kami tidak jadi nikah, kami batalkan pernikahan," ujar Lily.
Setelah Lily mengatakan itu pada orang tuanya, Lily pergi begitu saja. Namun, Ika menahan tangan sang anak.
"Apa maksudnya?" Ika membutuhkan penjelasan atas perkataan sang anak. "Batal? Beberapa hari lagi kalian akan menikah!"
"Kami tidak cocok, kami putus, kami batal menikah," tutur Lily.
"Kalian hanya emosi," ucap Ihsan. "Setiap hubungan selalu ada masalah, tapi tidak baik membatalkan pernikahan yang seebentar lagi akan di laksanakan," sambungnya.
Lily terdiam dengan air mata yang kembali menetes. Lily juga paham jika pernikahan yang akan di laksanakan dalam beberapa hari tidak bisa di batalkan, karna ada mitos tersebut akan hal itu. Namun, Lily tidak bisa memaksa keadaan yang sudah sulit dijalani.
"Biarkan kami mengakhiri semua ini dengan baik-baik." Lily menatap orang tuanya dengan raut wajah yang begitu menyedihkan.
Ihsan dan Ika tidak bisa mengatakan apapun lagi pada Lily, karena sepertinya permasalahan Lily dengan Arya sangat serius. Mereka berdua membiarkan Lily untuk istirahat, mereka tidak ingin memaksa Lily untuk menceritakan semuanya hari ini.
"Semoga anak kita baik-baik saja." Ika menangis, tak kuasa melihat anaknya seperti itu.
Ihsan merangkul pundak istrinya dan berkata. "Anak kita kuat, dia mampu melewati semuanya," ujarnya yang mencoba menenangkan hati sang istri.
Saat Lily sampai di kamar. Lily membaringkan tubuhnya di lantai, Lily melemparkan tas, sepatu, dan lainnya ke sembarang arah. Lily juga menutup pintu kamar dan mengunci dengan rapat, Lily kembali menangis sesenggukan. Lily berharap jika hari ini dirinya mati saja, Lily seperti tidak sanggup hidup di dunia, apa lagi saat ini Lily tengah berdua dengan calon anaknya. Lily mulai mengusap perutnya, Lily benar-benar tidak kuat dengan hidup seperti ini. Namun, Lily harus menjalaninya karena semua ini pilihan Lily, Lily juga tidak memberitahu tentang kehamilannya pada Arya. Lily benar-benar menyembunyikan fakta, fakta bahwa Lily tengah mengandung benih Arya.
"Nak, maafkan Ibu." Lily mengajak calon anaknya berbicara.
Air mata Lily semakin deras membasahi pipinya.
"Maaf, Ibu tidak bisa membuat Ayahmu untuk bertahan sampai pernikahan kami, maafkan Ibu, nak." Lily merasa bersalah.
"Kenapa harus seperti ini?" Lily sebenarnya tidak sanggup dengan pembatalan ini. Namun, Lily tidak mau mengemis dan mempertahankan dirinya hanya untuk pria egois.
Menurut Lily, Arya adalah pria egois dan tidak punya pendirian. Arya adalah pria plin-plan, Arya juga tidak bisa bersikap tegas.
Setelah puas menangis, tiba-tiba saja Lily tersenyum dan berkata. "Arya, suatu saat nanti, kau akan memohon padaku!" Suaranya penuh percaya diri. Lily seperti orang tidak waras, tidak waras karena saat tadi dirinya menangis. Namun, tiba-tiba saja tertawa, sungguh aneh.
Apakah Lily akan benar-benar menyembunyikan fakta ini? Apakah Lily sanggup mempertahankan kandungannya? Atau Lily akan melakukan aborsi untuk kandungannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dendam dan Cinta
RandomTiba waktunya Lily dan Arya akan menikah, sudah 10 tahun mereka menjalin hubungan. Namun, Arya membatalkan pernikahan mereka dengan alasan yang tidak masuk akal. Lily dan keluarganya harus menanggung malu karena semua itu, bahkan Lily harus menanggu...